Rabu, 28 September 2016

Bab IV: Upaya peningkatan kesadaran mematuhi tata tertib berpakaian melalui layanan bimbingan konseling pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Nguter tahun 2012



Upaya peningkatan kesadaran mematuhi tata tertib berpakaian melalui layanan bimbingan konseling pada siswa kelas VII D
SMP Negeri 2 Nguter tahun 2012




BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.       Deskripsi Kondisi Awal
Dari 21 siswa kelas VIII E hanya 3 orang atau 14,28 % peserta didik yang sekiranya dapat dengan mudah menangkap materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik.
Data pra siklus mengenai indikator motivasi belajar siswa disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. TABEL INDIKATOR MOTIVASI BELAJAR PRA SIKLUS
NO
NIS
NAMA
L
P
INDIKATOR MOTIVASI BELAJAR
ANTUSIAS BERTANYA 
 ANTUSIAS MENJAWAB
 ANTUSIAS BEKERJA
1
3828
AHMAD RIFAI
L



v
2
3784
ALISYA NURLATIFAH FAUZI

P



3
3785
BAGAS PRASETYO
L




4
3786
BAGUS PRASETYO
L




5
3789
DWI WINA SUTRISNA

P


v
6
3790
EDI SANTOSO
L




7
3791
FEBRI ANI

P
v
v
v
8
3792
GALIH YULIANTO PUTRO
L



v
9
3793
GILANG ANGGI PRAKOSA
L

v
v
v
10
3795
IMRO'ATUN AMELAVIA

P




11

3796
NIKO SUHARJO
 L


v
v

12
3797
NOVI RUKMANA


P

v

v

v
13
3798
RATRI NUR CAHYANINGRUM


P


v

v
14
3799
RENANDA MUTIA DARA

P
v
v
v
15
3800
ROBERT
L



v
16
3802
SHOLIKHUL MU'MININ
L



v
17
3803
TOMI
L



v
18
3804
YUNI SARAS WATI

P
v
v
v
19
3826
TOBBY EVAN ANDDRIAN
L



v
20
3782
SRI WAHYONO
L



v
21
3714
YULI SAPUTRA
L


v
v








JUMLAH
13
8
5
8
16
21












Berdasarkan data dari tabel di atas, banyaknya siswa yang mempunyai antusias untuk bertanya yaitu 23,81 %, banyaknya siswa yang mempunyai antusias untuk menjawab yaitu 38,09 %, sedangkan banyaknya siswa yang mempunyai antusias untuk bekerja yaitu 76,18 %.
B.       Deskripsi Hasil Siklus I
1.      Perencanaan Tindakan
a.      Kegiatan awal
                 Tahap 1 : Orientasi Siswa Pada Situasi Masalah.
                         1). Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
  2). Melakukan absensi dan memberi apresiasi pada siswa yang hadir.
   3). Memberikan rasa simpati dan mendoakan bagi yang berhalangan hadir.
  4). Apersepsi, yaitu melalui tanya jawab mengingat kembali tentang bentuk aljabar.
  5).  Menyampaikan tujuan pembelajaran
   6). Memotivasi siswa, dengan memberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi gradien garis lurus.
b. Kegiatan Inti (50 menit)
      Eksplorasi
      Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar
1)      Guru membentuk kelompok (4-5 anggota), memilih seorang untuk menjadi ketua kelompok.
2)      Siswa membentuk kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen dan memlilih seorang untuk menjadi ketua kelompok.
3)      Melalui mobil mainan siswa menyebutkan pengertian gradien
4)      Melalui mencermati tali pramuka siswa dapat menentukan gradien
5)      Melalui mencermati tali pramuka  siswa dapat menjelaskan gradien  positif dan yang  negatif.
6)      Di dalam kelompok, bekerja sama menyelesaikan LKS
    Elaborasi
    Tahap 3 : Membimbing Penyelidikan individual maupun kelompok
1)      Siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk berfikir dan bertindak menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
2)      Agar kegiatan diskusi kelompok berjalan dengan lancar, diperlukan pemantauan dengan berkeliling untuk memotivasi dan memfasilitasi siswa dalam belajar.

Konfirmasi
  Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya siswa
1)           Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, yaitu menyampaikan cara menyelesaikan masalah dan alasan atas jawaban permasalahan tersebut.  Kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang presentasi.
2)           Diberikan penguatan terhadap jawaban siswa, yaitu dengan mengacu pada jawaban siswa dan melalui tanya jawab membahas penyelesaian masalah yang dipresentasikan.
c.  Kegiatan Penutup (20 menit)
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1)       Melalui tanya jawab merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan, yaitu materi yang sudah dikuasai siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, apa sebabnya belum menguasai materi dengan baik, dan alternative tindakan berikutnya.
2)       Melalui Tanya jawab, membuat kesimpulan cara menetukan gradien sebuah garis lurus
3)       Post-tes.

2.      Pelaksanaan Kegiatan.
Tahap awal pelaksanaan pembelajaran pada siklus I guru memberikan permasalahan mengenai gradien persamaan garis lurus. Siswa mengerjakan permasalahan tersebut dengan bekerja secara kelompok, guru mengamati kegiatan tersebut dengan sesekali berkeliling melihat pekerjaan yang dilakukan oleh siswa.
Berikut beberapa foto yang menggambarkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I.
Gambar 3. Bidang Kartesius di Lantai Ubin, dan foto Siswa Sedang Menggambar garis dengan tali rafia
Gambar 4. Pembuatan Bidang Kartesius di Lantai Ubin
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I peneliti/guru disupervisi oleh guru matematika yang lain. Nilai yang diberikan 8,33 untuk tahap persiapan pengajaran, selanjutnya 8,25 pada tahap pelaksanaan pembelajaran, dan 8,80 untuk unsur kepribadian. Rata-rata dari ketiga unsur tersebut 8,37.
3.      Pengamatan Tindakan
Hasil pengamatan tersebut dicatat oleh guru pada lembar pengamatan yang hampir serupa dengan daftar absensi siswa. Setiap siswa yang mempunyai antusias untuk bertanya, antusias menjawab, dan antusias untuk bekerja dicatat dengan memberikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan indikator motivasi tersebut.
Hasil observasi pada siklus I adalah sebagai berikut :
           Tabel 2. TABEL INDIKATOR MOTIVASI BELAJAR  SIKLUS I
NO
NIS
NAMA
L
P
INDIKATOR MOTIVASI BELAJAR
ANTUSIAS BERTANYA 
 ANTUSIAS MENJAWAB
 ANTUSIAS BEKERJA
1
3828
AHMAD RIFAI
L




2
3784
ALISYA NURLATIFAH FAUZI

P



3
3785
BAGAS PRASETYO
L

v
v
v
4
3786
BAGUS PRASETYO
L


v
v
5
3789
DWI WINA SUTRISNA

P


v
6
3790
EDI SANTOSO
L



v
7
3791
FEBRI ANI

P
v
v
v
8
3792
GALIH YULIANTO PUTRO
L



v
9
3793
GILANG ANGGI PRAKOSA
L

v
v
v
10
3795
IMRO'ATUN AMELAVIA

P




11

3796
NIKO SUHARJO
 L

v
v
v

12
3797
NOVI RUKMANA


P
v
v
v
13
3798
RATRI NUR CAHYANINGRUM


P

v

v

v
14
3799
RENANDA MUTIA DARA

P
v
v
v
15
3800
ROBERT
L



v
16
3802
SHOLIKHUL MU'MININ
L


v
v
17
3803
TOMI
L


v
v
18
3804
YUNI SARAS WATI

P
v
v
v
19
3826
TOBBY EVAN ANDDRIAN
L



v
20
3782
SRI WAHYONO
L



v
21
3714
YULI SAPUTRA
L

v
v
v








JUMLAH
13
8
9
12
18
21



Berdasarkan data dari tabel di atas, banyaknya siswa yang mempunyai antusias untuk bertanya yaitu 42,85 %, banyaknya siswa yang mempunyai antusias untuk menjawab yaitu 57,14 %, sedangkan banyaknya siswa yang mempunyai antusias untuk bekerja yaitu 85,71 %.
4.      Refleksi
Pada kondisi pra siklus banyaknya siswa yang mempunyai antusias bertanya, menjawab, maupun bekerja memiliki prosentase yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kondisi pada siklus  I, ini berarti ada kecenderungan kenaikan motivasi belajar bagi siswa kelas VIII E, bila  pembelajaran tersebut menggunakan lantai ubin. Dengan demikian siklus I dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya, yaitu siklus II.
Beberapa hal yang perlu dibenahi dari siklus I adalah sebagai berikut :
a.      Tali pramuka yang digunakan untuk membuat garis sumbu pada bidang kartesius tidak terlihat dengan jelas, karena tali pramuka tersebut berwarna putih yang sama warna dengan lantainya, maka pada siklus II tali pramuka diganti dengan tali rafia yang berbeda dengan warna garis yang digunakannya.
b.      Antusias bertanya siswa masih sangat rendah, maka pada siklus II guru/peneliti memberikan kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk bertanya.
c.      Anggota kelompok kerja dengan cara memilih sendiri tidak begitu baik, karena terdapat kecenderungan siswa yang pintar lebih memilih dengan siswa lain yang juga memiliki kemampuan yang sepadan, sehingga pelaksanaan kerja kelompok memiliki kecepatan kerja yang tidak seimbang. Pada siklus II anggota kelompok ditentukan oleh guru dengan keanggotaan yang lebih heterogen.
C.       Deskripsi Hasil Siklus II
1.      Perencanaan Tindakan
a.      Kegiatan Awal
     Tahap 1 : Orientasi siswa pada situasi masalah
1)        Apersepsi, yaitu melalui tanya jawab mengingat kembali tentang gradien garis.
2)        Siswa menelaah tujuan pembelajaran, yaitu tentang melukis garis lurus.
3)        Memotivasi, yaitu dengan memberikan permasalahan. Siswa memperhatikan tulisan di papan tulis : “ Achmad bermain layang-layang, apakah benang yang digunakan untuk menarik layang-layang membentuk garis lurus ?”


b.      Kegiatan Inti
Explorasi
Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar
1)    Siswa dibentuk kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen dan memlilih seorang untuk menjadi ketua kelompok.
2)    Melalui pengamatan tali rafia siswa menyebutkan pengertian garis lurus.
3)    Melalui mencermati contoh soal siswa dapat melukiskan persamaan garis lurus yang melalui dua titik.
4)    Melalui mencermati contoh soal siswa dapat melukiskan garis yang diketahui persamaannya
5)    Di dalam kelompok, menyelesaikan tugas kelompok.
Elaborasi
Tahap 3 : Membimbing siswa menyelesaikan permasalahan belajar secara individual maupun kelompok
1)      Siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk berfikir dan bertindak menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
2)    Agar kegiatan diskusi kelompok berjalan dengan lancar, diperlukan pemantauan dengan berkeliling untuk memotivasi dan memfasilitasi siswa dalam belajar.



Konfirmasi
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya siswa
1)     Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, yaitu menyampaikan cara menyelesaikan masalah dan alasan atas jawaban permasalahan tersebut.  Kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang presentasi.
2)     Diberikan penguatan terhadap jawaban siswa, yaitu dengan mengacu pada jawaban siswa dan melalui tanya jawab membahas penyelesaian masalah yang dipresentasikan.
 Melalui tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman (jika terjadi),  membuat penegasan cara melukis sebuah garis lurus.
     Kegiatan Penutup
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1)    Melalui tanya jawab merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan, yaitu materi yang sudah dikuasai siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, apa sebabnya belum menguasai materi dengan baik, dan alternative tindakan berikutnya.
2)     Melalui Tanya jawab, membuat kesimpulan cara melukiskan  garis lurus
3)    Post-tes.


2.      Pelaksanaan Kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II tidak terlalu jauh berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I,  Tahap awal pelaksanaan pembelajaran pada siklus II guru memberikan permasalahan mengenai melukis persamaan garis lurus. Siswa mengerjakan permasalahan tersebut dengan bekerja secara kelompok, guru mengamati kegiatan tersebut dengan sesekali berkeliling melihat pekerjaan yang dilakukan oleh siswa.
Berikut beberapa foto yang menggambarkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II.

Gambar 5. Siswa Bekerja Sama Menyelesaikan Tugas Melukis Garis Lurus
Gambar 6. Antusias Siswa Menjawab Pertanyaan Guru
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II peneliti/guru disupervisi oleh guru matematika yang lain. Nilai yang diberikan 85,33 untuk tahap persiapan pengajaran, selanjutnya 87,75 pada tahap pelaksanaan pembelajaran, dan 88,80 untuk unsur kepribadian. Rata-rata dari ketiga unsur tersebut 87,12.
3.      Pengamatan Tindakan
Hasil pengamatan tersebut dicatat oleh guru pada lembar pengamatan yang hampir serupa dengan daftar absensi siswa. Setiap siswa yang mempunyai antusias untuk bertanya, antusias menjawab, dan antusias untuk bekerja dicatat dengan memberikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan indikator motivasi tersebut.
Hasil observasi pada siklus II adalah sebagai berikut :
           Tabel 3. TABEL INDIKATOR MOTIVASI BELAJAR  SIKLUS II
NO
NIS
NAMA
L
P
INDIKATOR MOTIVASI BELAJAR
ANTUSIAS BERTANYA 
 ANTUSIAS MENJAWAB
 ANTUSIAS BEKERJA
1
3828
AHMAD RIFAI
L



v
2
3784
ALISYA NURLATIFAH FAUZI

P

v
v
3
3785
BAGAS PRASETYO
L

v
v
v
4
3786
BAGUS PRASETYO
L


v
v
5
3789
DWI WINA SUTRISNA

P
v
v
v
6
3790
EDI SANTOSO
L


v
v
7
3791
FEBRI ANI

P
v
v
v
8
3792
GALIH YULIANTO PUTRO
L

v
v
v
9
3793
GILANG ANGGI PRAKOSA
L

v
v
v
10
3795
IMRO'ATUN AMELAVIA

P

v
v

11

3796
NIKO SUHARJO
 L

v
v
v

12
3797
NOVI RUKMANA


P
v
v
v
13
3798
RATRI NUR CAHYANINGRUM


P

v

v

v
14
3799
RENANDA MUTIA DARA

P
v
v
v
15
3800
ROBERT
L



v
16
3802
SHOLIKHUL MU'MININ
L


v
v
17
3803
TOMI
L

v
v
v
18
3804
YUNI SARAS WATI

P
v
v
v
19
3826
TOBBY EVAN ANDDRIAN
L


v
v
20
3782
SRI WAHYONO
L


v
v
21
3714
YULI SAPUTRA
L

v
v
v








JUMLAH
13
8
12
19
21
21


Berdasarkan data dari tabel di atas, banyaknya siswa yang mempunyai antusias untuk bertanya yaitu 57,14%, banyaknya siswa yang mempunyai antusias untuk menjawab yaitu 90,47 %, sedangkan banyaknya siswa yang mempunyai antusias untuk bekerja yaitu 100,00 %.
4. Refleksi
Pada kondisi siklus I banyaknya siswa yang mempunyai antusias bertanya, menjawab, maupun bekerja memiliki prosentase yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kondisi pada siklus  II, ini berarti ada kecenderungan kenaikan motivasi belajar bagi siswa kelas VIII E, bila  pembelajaran tersebut menggunakan lantai ubin.
Beberapa hal yang perlu dibenahi dari siklus II adalah sebagai berikut :
a.      Penggunaan media lantai ubin untuk pembelajaran materi garis lurus tidak memberikan 100 % siswa meningkat motivasinya, hal ini terlihat dari indikator antusias bertanya, dan menjawab tidak menunjukkan nilai 100 %. Dengan demikian perlu adanya hal lain untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan mengamati lebih jauh kepribadian siswa, mungkin beberapa siswa tersebut mempunyai masalah yang lebih serius dibandingkan dengan siswa yang lain.
b.      Siklus II dilaksanakan menjelang Ujian Akhir Semester I, sehingga siklus II terlihat seperti tergesa-gesa dalam pelaksanaannya karena waktu pembelajaran selanjutnya penulis gunakan untuk persiapan UAS I.
D.       Pembahasan
Pada kondisi pra siklus peneliti melihat adanya keengganan siswa untuk menerima materi pembelajaran. Pada materi sebelumnya, yaitu materi Fungsi ada 5 siswa atau 23,80 % siswa ketika dilaksanakan pembelajaran di kelas, mereka meletakkan kepalanya di atas meja. Walaupun mereka melihat penjelasan yang disampaikan oleh guru, akan tetapi hal ini menunjukkan bahwa motivasi mereka untuk belajar rendah. Karena hal itulah perlu adanya suatu perubahan dalam penyampaian materi pelajaran selanjutnya.
Pada siklus I, siswa bekerja sama dalam satu kelompok menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, bila dibandingkan antara siswa yang terlihat aktif bekerja dengan siswa yang pasif, terlihat lebih banyak siswa yang aktif. Ini menunjukkan bahwa penggunaan lantai ubin untuk pembelajaran materi persamaan garis lurus memberikan motivasi yang lebih kepada mereka untuk belajar. Tidak ada siswa yang duduk dengan kepala diletakkan di atas meja.
Pada siklus II kelompok kerja ditentukan oleh guru. Dalam satu kelompok telah dipilih anggota kelompok yang heterogen. Dalam pelaksanaan pembelajaran kelihatn lebih aktif lagi karena ada koordinasi dari ketua kelompok. Pembelajaran lebih kelihatan hidup dibandingkan dengan kondisi pembelajaran pada siklus I. 
Hasil pengamatan dari kondisi pra siklus dengan kondisi siklus I, dan siklus II diperoleh dari data indikator motivasi belajar, yaitu antusias bertanya, antusias menjawab, dan antusias bekerja. Data tersebut berupa banyaknya siswa yang memiliki antusias untuk bertanya, menjawab dan bekerja.
Data dari kondisi pra siklus, data pada siklus I, dan data pada siklus II diperoleh melalui pengamatan ketika pembelajaran pada kondisi pra siklus, pada siklus I, dan pada siklus II. Setiap siswa yang bertanya tentang materi pelajaran,  maka terhitung sebagai satu data bahwa siswa antusias bertanya, demikian juga untuk indikator antusias menjawab. Sedangkan untuk indikator antusias bekerja, diperoleh dari pengamatan siswa saat berdiskusi, bekerja sama dalam kelompok, serta presentasi ke depan kelas.
Hasil pengamatan pada kondisi pra siklus, dan siklus I, serta siklus II dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 7. Grafik Indikator Motivasi Antusias Bertanya


Gambar 8. Grafik Indikator Motivasi Antusias Menjawab

Gambar 9. Grafik Indikator Motivasi Antusias Bekerja 

Pada kondisi pra siklus motivasi belajar siswa rendah, selanjutnya pada kondisi siklus I telah terjadi perubahan peningkatan  motivasi belajar dengan memanfaatkan lantai ubin sebagai sarana untuk belajar. Pada siklus I motivasi belajar dirasakan kurang maksimal, hal ini terlihat dari indikator antusias bertanya, dan antusias menjawab yang belum mencapai angka 100 %.
Pada siklus II guru memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk bertanya, maupun menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Namun hasil tersebut juga kurang maksimal karena seperti siklus I, antusias bertanya dan antusias menjawab pertanyaan kurang dari 100 %.
Sebenarnya perlu siklus III, akan tetapi waktu yang digunakan untuk penelitian siklus III tidak ada karena sudah tiba saat siswa harus menyelesaikan Ulangan Akhir Semester I.
E.        Hasil Penelitian
Pembelajaran matematika di SMP  Negeri 2 Nguter, pada kegiatan eksplorasi guru memberikan contoh pengerjaan soal. Kegiatan elaborasi siswa mengerjakan soal materi persamaan garis lurus yang menggunakan lantai ubin sebagai media pembelajaran secara kelompok dan siswa melaporkan hasil pekerjaannya. Konfirmasi yang dilakukan oleh guru, yaitu guru dan siswa menyimpulkan hasil pekerjaannya, setelah itu guru membetulkan kesalahpahaman. 
Hasil observasi tersebut di atas, pada kegiatan inti, setting ruang terjadi perubahan, yang semula siswa duduk di kursi berubah menjadi lebih aktif bergerak. Siswa menciptakan sendiri lingkungan kelas tempat mereka belajar. Hasil penelitian ini dapat dimaknai, bahwa lingkungan belajar dapat berubah kapan saja, tergantung pada metode pembelajaran yang digunakan. Penciptaan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa sejalan dengan pendapat dari Vygotsky yang dikutip oleh Mohammad Ali (2007: 167), bahwa lingkungan belajar hendaknya diciptakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam belajar. Terciptanya lingkungan belajar yang baik dapat membantu siswa mencapai perkembangan potensialnya.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, pemanfaatan lantai ubin dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pemanfaatan lantai ubin merupakan salah satu upaya untuk memberikan variasi pengajaran di kelas. Pemanfaatan lantai ubin merupakan sebuah media yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Agus Suprijono (2011: 168) mengatakan, media dan teknologi yang digunakan bisa menarik perhatian peserta didik dengan cara yang bermanfaat untuk meningkatkan pembelajaran mereka. Pendapat lain yang menguatkan hasil penelitian ini, yaitu Elida dan Nugroho (2003: 15) mengatakan, praktek mengajar yang baik adalah menggunakan metode mengajar yang bervariasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar