UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI KONSELING
KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL PADA SISWA KELAS 8D SMP NEGERI 2
SUKOHARJO
Semester II Tahun pelajaran 2012/2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Ilmu dan teknologi serta sosial budaya yang berkembang sangat pesat
dewasa ini memberikan tantangan tersendiri bagi guru dan peserta didik dalam
meningkatkan prestasi belajar. Setiap peserta didik senantiasa ditantang untuk
terus meningkatkan kegiatan belajarnya melalui berbagai sumber dan media
seperti internet, televisi, perangkat audiovisual , selain belajar langsung
dari guru. Sedangkan guru senantiasa ditantang
untuk bisa mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar
bagi peserta didik. Melalui peranannya sebagai pengajar guru
diharapkan mampu memberikan motivasi pada anak untuk belajar dalam berbagai
kesempatan, guru hendaknya dapat
mengembangkan cara dan kebiasaan belajar yang baik, sehingga peserta didik
memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan pada akhirnya bisa mencapai hasil
belajar yang optimal.
Hasil pengamatan Konselor sekolah,
proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Sukoharjo berjalan cukup bagus, karena
didukung guru yang berdedikasi terhadap tugasnya, didukung sarana prasarana
belajar yang sangat memadai seperti ruang kelas yang bersih, media dan sumber
pembelajaran yang lengkap (ada buku, televisi, LKS, Internet, Laboratorium dan
perangkat audio visual). Dengan kondisi ini mestinya siswa SMP Negeri 2
Sukoharjo bisa menjalani proses belajar mengajar dengan baik, yang ditunjukan
dengan adanya motivasi belajar yang kuat dan pada akhirnya bisa menunjukan
hasil belajar yang optimal.
Namun kondisi nyata dilapangan tidaklah menunjukan kondisi ideal yang
diharapkan, dari hasil pengamatan
ditemukan banyak siswa SMP Negeri
2 Sukoharjo yang motivasi belajarnya
rendah, hal ini bisa dilihat dari sikap dan perilaku siswa yang malas belajar,
sering tidak mengerjakan tugas/PR, tidak memperhatikan pelajaran, tidak serius
dan tidak konsentrasi, suka ramai di kelas, membolos pelajaran tertentu, membolos
les, yang pada akhirnya berdampak pada nilai ulangan harian yang rendah atau prestasinya
kurang.
Menurut Abu Ahmadi (1990:98) gejala berprestasi kurang ini sesungguhnya
dirasakan sebagai salah satu masalah dalam belajar karena secara potensial
mereka memiliki kemungkinan untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih
tinggi. Timbulnya gejala ini berkaitan dengan aspek motivasi,minat,sikap dan
kebiasaan belajar. Anak-anak dari golongan ini memerlukan perhatian yang
sebaik-baiknya dari para guru dan terutama petugas bimbingan di sekolah
(Konselor Sekolah). Oleh karena itu Konselor sekolah hendaknya bisa memberikan layanan yang tepat
untuk mengatasi masalah peserta didik. Dalam kaitanya dengan masalah rendahnya
motivasi belajar yang terjadi pada sejumlah siswa SMP Negeri 2 Sukoharjo, perlu diberikan layanan yang bisa
mengakomodir kepentingan sejumlah siswa tersebut secara bersama-sama seperti
layanan konseling kelompok, karena layanan dengan pendekatan kelompok dapat
memberikan kesempatan pada masing-masing anggota kelompok untuk memanfaatkan
berbagai informasi, tanggapan dan reaksi
timbal balik dalam menyelesaikan masalah, disamping itu melalui kegiatan
kelompok masing-masing individu dapat mengembangkan sikap tenggang rasa,
ketrampilan berkomunikasi, pengendalian ego yang pada akhirnya masing-masing
individu dapat menyumbang peran baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam pemecahan masalah.
Selanjutnya, dalam mengatasi siswa yang motivasi belajarnya rendah perlu
pendekatan yang tepat, siswa SMP Negeri 2 Sukoharjo yang motivasi belajarnya
rendah karena memiliki perilaku mal-adaptif yakni memiliki kebiasaan-kebiasaan
negatif seperti malas belajar, malas mengerjakan tugas/PR, ramai dikelas,
membolos dan lain-lain, sehingga model pendekatan konseling yang digunakan
haruslah yang bisa menghilangkan perilaku mal-adaptif tersebut yaitu model
konseling behavioral karena tujuan konseling behavioral sebagaimana yang
diungkapkan oleh Naharus (2008:25 ) adalah menghapus/menghilangkan tingkah laku
mal-adaptif (masalah) untuk di-gantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku
adaptif yang diinginkan klien.
Berdasarkan
uraian diatas maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
SMP Negeri 2 Sukoharjo, salah satu
alternatif layanan bisa melalui layanan
konseling kelompok , sedang pendekatan konselingnya bisa menggunakan model pendekatan konseling behavioral.
B. Identifikasi Masalah
Atas dasar latar belakang masalah
tersebut,maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: Apakah layanan konseling kelompok dengan
pendekatan behavioral dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 8D SMP Negeri 2 Sukoharjo?
C. Pembatasan Masalah
Dalam setiap kegiatan pengembangan
model layanan konseling perlu dirumuskan tujuannya, karena perumusan tujuan
akan memberikan arah pada apa yang akan dicapai dari kegiatan pengembangan itu.
Maka kegiatan pengembangan model layanan konseling ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar melalui layanan konseling
kelompok dengan pendekatan behavioral pada siswa kelas 8D SMP Negeri 2 Sukoharjo
D. Perumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah ”Apakah dengan melalui
layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dapat meningkatkan motivasi
belajar pada siswa klas 8D semester 1 tahun pelajaran 2012/2013”.
Seberapa besar peningkatan motivasi belajar
melalui layanan konseling kelompok.
E.Tujuan Penelitian
1.Tujuan
Umum
Yaitu
meningkatkan motivasi belajar
2.Tujuan
Khusus
Yaitu
dengan melalui layanan bimbingan konseling dapat meningkatkan motivasi belajar
pada siswa kelas 8D smt 1 tapel 2012/2013
F. Manfaat
Pengembangan
Hasil pengembangan model layanan
konseling kali ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil
pengembangan model konseling ini diharapkan dapat mengembangkan teori konseling kelompok dengan pendekatan
behavioral dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, sebagai salah satu upaya untuk
mengatasi masalah rendahnya motivasi belajar, dengan memanfaatkan dinamika
kelompok
b. Bermanfaat bagi konselor dalam membantu siswa
yang motivasi belajarnya rendah, dengan menerapkan pendekatan behavioral dalam
layanan konseling kelompok.
c. Dapat
memberikan sumbangan bagi pengambil kebijakan, lembaga-lembaga diklat, Dinas
Pendidikan, Sekolah-sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya melalui layanan bimbingan dan
konseling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar