Upaya peningkatan kesadaran
mematuhi tata tertib berpakaian melalui layanan bimbingan konseling pada siswa kelas
VII D
SMP Negeri 2 Nguter tahun 2012
BAB II
KAJIAN TEORI
A. BIMBINGAN KONSELING
Pengertian bimbingan dan konseling berasal dari bahasa Inggris Guidance and
Counseling. Muli dikenal di Amerika Serikat sekitar tahun 1908 dan dikenal di
Indonesia pada sekitar tahun 1958. Dalam memberikan definisi tentang bimbingan
dan konseling banyak terjadi perbedaan –
perbedaan di kalangan ahli pendidikan. Perbedaan pendapat para ahli itu hanya
perbedaan dalam membrikan titik beratnya saja.
Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh P. Tirto
Pramono M.Sc.Ed, adalah sebagai berikut :
“”Bimbingan
adalah bantuan peribadi kepada anak didik dimana ada kesulitan masalah- masalah
hidupnya. Bantuan itu baik diberikan kepada orang dalam suatu kelompok, boleh
juga anak itulah yang menjadi sasaran bukan masalhnya. Maksud bimbingan dan
konseling bukan memecahkan masalah untuk
anak didik, melainkan sekedar membantu memecahkan sendiri masalah- masalah itu
Disini dikemukakan bahwa bimbingan itu bukan hanya
memecahkan masalah yang dihadapi siswa baik perorangan maupun kelompok, tetapi
bimbingan disini juga membantu memberikan jalan bagisiswa dalam mengatasi
masalah- masalah. Jadi siswa yang mengalami masalah – masalahnya sendiri.
Dalam hal ini dapat penulis kemukakan bahwa bimbingan
merupakan bagian dari pada program pendidikan secara keseluruhan yang dilakukan
oleh ahli bersama stafnya dalam rangka memberikan pelayanan kepada individu,
khusnya bagi yang mengalami masalah agar dapat mengembangkan kemampuan, bakat
dan potensi yang terkandung pada diri individu, agar dapat mengambil keputusan
sendiri dalam mencapai cita –citanya. Dalam kata lain sebagai berikut :
1.
Bimbingan dilakukan oleh orang yang mempunyai
keahlian dalam bidangnya bimbingan.
2.
Bimbingan diberikan baik kepada kelompok maupun
individu dalam kelompoknya.
3.
Pemberian bantuan diutamakan bagi individu yang
mangalami masalah.
4.
Tujuan bimbingan adalah untuk membantu dalam
memecahkan masalah –masalah yang dihadapi siswa.
5.
Petugas bimbingan tidak memaksakan kehendaknya
kepada individu yang mengalami masalah.
6.
Bimbingan yang dilakukan adalah dengan sengaja
dan disadari.
Pengertian konseling
Sebagaimana dikemukakan oleh Dra. Siti Rahayu Haditono
mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
“Konseling
adalah proses menolong orang supaya dapat mengatasi persoalan – persoalanya
dalam menambahkan penyesuaian dirinya melalui wawancara atau interview serta
sifat –sifat hubungan yang lalu antara orang dengan orang, misalnya dengan
membuat orang yang ditolong tadi merasa bebas dan senang”
Berdasarkan definisi diatas dapat penulis uraikan
sebagai berikut :
a)
Konseling merupakan usaha pemecahan masalah
dalam arti sudah bermasalah atauakan kuatir timbulnya suatu masalah pada diri
seseorang.
b)
Konseling adalah pemberian pertolongan kepada
individu yang mengalami masalah.
c)
Konseling termasuk suatu kegiatan yang saling
bertatap muka dilakukan dengan cara wawancara atau dengan cara berdiskusi
sendiri masalahnya
d)
Pada akhirnya individu yang ditolong akan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
Menurut Drs. Ketut Sukardi dalam bukunya yang berjudul
:
Dasar – Dasar
Bimbingan dan Konseling di Sekolah memberikan pengertian konseling sebagai
berikut :
“Hubungan timbal balik antar konselor dengan
klien (konsele) dalam memecahkan masalah – masalah tertentu dengan wawancara
yang dilakukan secara “face to face” atau cara yang sesuai dengan keadaan klien
sehingga sanggup mengungkapkan isi hatinya secara bebas yang bertujuan agar
klien dapat mengenal dirinya sendiri, mengetrapkan dirinya dalam proses
penyesuaian dengan lingkungan serta
dapat berkembang dan berperan yang lebih baik dan optimal dalam lingkungannya”
a)
Petugas konseling yaitu seorang ahli dalam ilmu
jiwa(psikologi) yang mengadakan hubungan dengan disengaja dan direncanakan.
b)
Konseling dan kepekaan dapat dengan segera
mengetahui penyebab timbulnya ,masalah bagi siswa.
c)
Hubungan antara individu dengan penyuluh
terselenggara baik.
d)
Hubungan antara individu dapat menumbuhkan suatu
perubahan sikap (kepribadian).
e)
Jadi yang dimaksud dengan mempengaruhi beberapa
“face to face”, kepribadiannya yaitu :
f)
Mempengaruhi dalam arti menunjang perkembangan
kepribadian manusia menuju kearah kematangan.
g)
Menghilangkan beberapa gejala penyakit atau
keteganggan jiwa.
Dari pertanyaan diatas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan dan konseling adalah :
a)
Bimbingan diberikan kepada siswa yng merupakan
bagian fungsi pendidikan. Dalam konseling dapat diberikan secara umum dan
khusus artinya bantuan diberikan kepada kelompok individu atau individu dari
kelompok itu sendiri.
b)
Kegiatan bimbingan dan konseling adalah
disengaja, sadar, berencana dan kontinu.
c)
Walaupun pada prinsipnya perlakuan terhadap
individu itu harus sama, namun dalam bimbingan dan konseling perlakuakuan itu
dapat berbeda.
d)
Dalam memenuhi kebutuhan individu maupun
sekolah, terorganisir dan luwes.
e)
Pelayanan bimbingan dan konseling harus
diarahkan kepada peningkatan perkembangan individu yang bersangkutan, sehingga
individu dapat memecahkan masalahnya.
A. Jenis – jenis bimbingan dan konseling dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Education guidance :
Suatu bimbingan yang diberikan kepada individu agar dapat menentukan cara –cara belajar yang tepat, pemilihan jurusan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Suatu bimbingan yang diberikan kepada individu agar dapat menentukan cara –cara belajar yang tepat, pemilihan jurusan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
2.
Personal social guidance
Diberikan kepada individu yang mengalami kesukaran – kesukaran pribadi, terutama dalam proses pematangan dirinya. Kesulitan – kesulitan yang dialami individu adalah berkaitan dengan penyesuaian terhadap lingkungan sosialnya seperti mematuhi tata tertib sekolah, bergaul dengan teman dan lain-lain.
Diberikan kepada individu yang mengalami kesukaran – kesukaran pribadi, terutama dalam proses pematangan dirinya. Kesulitan – kesulitan yang dialami individu adalah berkaitan dengan penyesuaian terhadap lingkungan sosialnya seperti mematuhi tata tertib sekolah, bergaul dengan teman dan lain-lain.
3.
Vocalional guidance
Bimbingan yang diberiakan kepada individu dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan disesuaikan dengan bakat minat dan ketrampilan sehingga individu dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan pekerjaannya melalui :
Bimbingan yang diberiakan kepada individu dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan disesuaikan dengan bakat minat dan ketrampilan sehingga individu dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan pekerjaannya melalui :
a)
Vocational informational pekerjaan hendaknya
disesuaikan dengan minat, bakat dan ketrampilanya.
b)
Vocational guidance , pemilihan pekerjaan
hendaknya disesuaikan dengan minat, sifat dan tuntutan individu.
c)
Vocationaql training, latihan yang diberiakan
individu sesuai dengan pemilihannya.
d)
Vocational placement, memberikan latihan kepada
individu dalam melakukan pekerjaanya.
e)
Social placement, latihan yang diberiakan dalam
hubungannya dengan pekerjaannya agar dapat menghargai pekerjaanya.
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sasaran utama bimbingan dan penyuluhaqn di sekolah
adalah memberikan bantuan kepada siswa
yanag mengalami masalah atau kesulitan baik dalam hubungannya dengan proses
belajarnya maupun dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya disekolah, dengan teman – temanya atau tentang studinya
lebih lanjut.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral
dengan kegiatan pendidikan, sebagaimana tercantum pada kurikulum 1994
pelaksanaan bimbingan dan konseling, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi menyalurkan
Ialah fungsi bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan, menentukan jenjang sekolah berikutnya lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita – cita serta ketrampilannya.
Ialah fungsi bimbingan dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan, menentukan jenjang sekolah berikutnya lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita – cita serta ketrampilannya.
2.
Fungsi mengadaptasikan
Membantu para petugas di sekolah dalam mengadaptasikan program pengajaran disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan serta kebutuhan siswa.
Membantu para petugas di sekolah dalam mengadaptasikan program pengajaran disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan serta kebutuhan siswa.
3.
Fungsi menyesuaikan
Yaitu dalam memberiakan penerangan kepada siswa dalam mengembangkan dirinya seoptimal mungkin
Yaitu dalam memberiakan penerangan kepada siswa dalam mengembangkan dirinya seoptimal mungkin
4.
Fungsi penetapan
membentu siswa menyesuaikan diri dengan minat, bakat, kemampuan serta cita – citanya.
membentu siswa menyesuaikan diri dengan minat, bakat, kemampuan serta cita – citanya.
D. Sifat – sifat Bimbingan dan Konseling
1.
Diagnostic, dengan diagnostic akan dapat
diketahui segala kelemahan dan kelebihan dari individu yang meliputi :
a)
Aspek Intelektual, tentang aktifitas – aktifitas
intelektualnya.
b)
Aspek diagnostic umum, kemungkinan – kemungkinan
apa yang dihadapi beserta kelemahan dan kekurangannya
c)
Aspek efektif, apa – apa saja yang menjadi sifat
– sifat dasar khusus bagi siswa
d)
Aspek advice, untuk psiko – terapi yaitu apa
yang harus diselesaikan dalam kasusnya.
1.
Preventive, yaitu merupakan tindakan pencegahan
dalam menghindari individu dari masalah – masalah yang dihadapi dari
kekecewaaan atau kegagalan.
2.
Perceveratif, membantu siswa dalam melestarikan
perkembangan siswa yang sedang berlangsung.
3.
Korektif, yaitu memberikan bantuan berupa usaha
dalam mengatasi kelambatan siswa dalam belajarnya agar tidak ketinggalan dengan
teman lainya.
E. Bentuk – bentuk Bimbingan dan Konseling
1.
Secara individu, bantuan yang diberiakan secara
langsung (face to face) dalam kaitanya dengan kesulitan – kesulitan yang
dihadapi seperti konflik antara siswa dengan lingkungan orang tua, lingkungan
sekoloah, atau bakat dan minat, antara perkembangan intelektual dengan emosi.
2.
Secara kelompok, bantuan yang diberiakan secara
kelompok terutama diberiakan dalam kaitanya dengan proses belajarnya di
sekolah. Hal ini dilakukan apabila dalam suatu kelompok kelas ini memerlukan
penaganan secara klasikal dalam meningkatkan prestasi belajarnya dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi. Dalam hal ini penulis mengemukakan
adanya pemberian bantuan secara klasikal melalui pendekatan metode mengajar
yang tepat bagi proses belajar mengajar.
F. Petugas Bimbingan dan Konseling
Kedudukan petugas bimbibgan dan konseling dalam
membantu kepala sekolah beserta staf pengajar yang lain sebagai mana
dikemukakan oleh Drs. Agus Sujanto, sebagai berikut :
1.
Kepala sekolah, sebagai pemimpin sekolah yang
bertanggung jawab atas baik buruknya juga bertanggung jawab atas kesejahteraan
warga sekolah tersebut. Kepala sekolah dalam mengelola sekolah membutuhkan
bantuan petugas – petugas sebagai berikut :
2.
Wali kelas, berkewajiban mengadakan pembinaan
terhadap kelas – kelas yang dipimpinannya.
3.
Para guru, berkewajiban mengadakan pembinaan
terhadap bidang studi yang dipegangnya.
4.
BP3(Badan Pembantu Penyelengaraan Pendidikan),
yaitu lembaga social yang ikut membantu kelancaran pemdidikan yang terdiri
orang tua murid dan masyarakat lainnya.
5.
Para pegawai dan penjaga sekolah sebagai
pelaksana administrasi sekolah dan keamanan sekolah.
6.
Paedagog, adalah para ahli pendidikan yang ada
hubungannya dengan pendidikan.
7.
Psikolog, ahli dalam bidang kewajiban yang dapat
memberikan bentuan terhadap masalah – masalah yang ada hubungannya kewajiban.
8.
Psikiater adalah ahli dalam penyakit kejiwaan
yang dapat memberikan bantuan terhadap masalah – masalah yang ada hubungannya
dengan kejiwaan
9.
Dokter, yang dapat memberikan bantuan
penyembuhan terhadap penyakit fisik.
10.
Sosial wolker, adalah petugas yang dapat
memberikan bantuan dalam melaksanakan hubungan dengan penelitian.
11.
Evaluator, adalah ahli yang dapat memberikan
bantuan terhadap masalah yang ada hubungannya dengan penelitian.
12.
Conselor, adalah ahli yang mempunyai tugas
khusus dalam penanganan bimbingan dan konseling. Conselor bertugas sebagai
coordinator terhadap semua staf bimbingan dan konseling.
Tugas lain daripada petugas bimbingan dan konseling
yaitu bersama kepala sekolah merencanankan program bimbingan yang efektif dalam
suatu sekolah. Conselor bersama kepala sekolah merencanakan bimbingan yang
sistemtis dan terpadu yaitu meliputi :
1.
Program pengembangan para guru
2.
Program konsultasi untuk orang tua dan guru
3.
Program konseling untuk murid
4.
Program penilaian hasil belajar
G. Prosedur penyesuaian
Prosedur penyelesaian dalam bimbingan dan konseling menggunakan teknik – teknik sebagai berikut :
1.
Teknik derektif
2.
Teknikk non derektif
Dalam teknik derektif, si terbimbing melaksanakan
petunjuk – petunjuk yang diputuskan oleh pembimbing. Dalam teknik non derektif,
pembimbing hanya merekfleksiakan saja, sehingga si terbimbing dapat mengambil
keputusannya sendiri.
Adapun teknik
pendekatan yang dipakai dalam prosedur penyelesaian adalah :
a)
Pendekatan individu.
Teknik pendekatan individu yaitu hubnungan pribadi antara si terbimbing dan pembimbing melauli wawancara nasehat atau konseling. Sebagaimana dikemukakan oleh I. Djumhur dan Drs. Moh. Surya, bahwa dalam pendekatan individu ada tiga teknik khusus dalam konseling yaitu :
Teknik pendekatan individu yaitu hubnungan pribadi antara si terbimbing dan pembimbing melauli wawancara nasehat atau konseling. Sebagaimana dikemukakan oleh I. Djumhur dan Drs. Moh. Surya, bahwa dalam pendekatan individu ada tiga teknik khusus dalam konseling yaitu :
1.
Derektivee conseling, yaitu konseling dimana
yang paling berperan adalah konselor. Konselor berusaha mengerahkan konseling
sesuai dengan masalahnya.
2.
Non Derektive Conseling, teknik ini merupakan
kebalikan dari teknik diatas, yaitu semuanya berpusat pada konseling menampung
pembicaraan konselor. Konseling bebas berbicara sedang konselor menampung dan
mengarahkan.
3.
Collective Conseling, yaitu campurnan dari
teknik diatas.
Langkah – langkah yang ditempuh dalam konseling adalah
sebagai berikut :
1.
Menentukan masalah
2.
Pengumpulan Data
3.
Analisa Data
4.
Hipotesis atau menetapkan latar belakang masalah
5.
Programa atau menetapkan langkah
6.
Terapi yaitu pelaksanaan bantuan
7.
Evaluasi dan follow up yaitu melihat hasil yang
ditempuh
b)
Teknik pendekatan kelompok
Pendekatan
semacam ini dapat dilakukan baik di kelas, disekolah, yaitu meliputi :
1.
Pendekatan kelompok
2.
Sosiodrama
3.
Penerangan secara kelompok
4.
Widya Wisata
B. TATA TERTIB
1. Pengertian Tata Tertib Sekolah
(Mulyono, 2000:14) tata tertib adalah kumpulan
aturan – aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota masyarakat.
(Dekdikbud, 1989:37) tata tertib sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik
dan merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten (tatap azas) dari peraturan yang
ada. Aturan – aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib sekolah,
meliputi kewajiban, keharusan dan larangan – larangan. Tata tertib sekolah
merupakan patokan atau standar untuk hal – hal tertentu. Sesuai dengan keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 158/C/Kep/T.81 Tanggal 24
September 1981 (Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang,
1989:145) ketertiban berarti kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan dalam tata hidup bersama makhluk Tuhan Yang Maha
Esa. Ketertiban sekolah tersebut dituangkan dalam sebuah tata tertib sekolah.
(Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, 1989:146)
mengartikan tata tertib sekolah: sebagai kesediaan mematuhi ketentuan berupa
peraturan – peraturan tentang kehidupan sekolah sehari
Tata tertib sekolah
disusun secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap hidup siswa,
Guru dan karyawan administrasi. Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan
sebagai ikatan atau aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan
dapat berjalan dengan baik jika Guru, aparat sekolah dan siswa telah saling
mendukung terhadap tata tertib sekolah itu sendiri, kurangnya dukungan dari
siswa akan mengakibatkan kurang berartinya tata tertib sekolah yang diterapkan
di sekolah. Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan
kumpulan aturan – aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di lingkungan
sekolah. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tata tertib sekolah
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain
sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat berlangsung
dengan efektif dan efisien.
2.
Tujuan Tata Tertib Sekolah
Secara umum dibuatnya tata tertib sekolah mempunyai
tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui apa tugas, hak dan kewajiban
serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan dengan
lancar. Prinsip tata tertib sekolah adalah diharuskan, dianjurkan dan ada yang
tidak boleh dilakukan dalam pergaulan di lingkungan sekolah.
Tata tertib
sekolah harus ada sanksi atau hukuman bagi yang melanggarnya. Menjatuhkan
hukuman sebagai jalan keluar terakhir, harus dipertimbangkan perkembangan siswa.
Sehingga perkembangan jiwa siswa tidak dan jangan sampai dirugikan. Tata tertib
sekolah dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
a Agar siswa mengetahui tugas, hak dan kewajibannya.
b Agar siswa mengetahui hal – hal yang diperbolehkan
dan kreatifitas meningkat serta terhindar dari masalah – masalah yang dapat
menyulitkan dirinya.
c Agar siswa mengetahui dan melaksanakan dengan baik
dan sungguh – sungguh seluruh kegiatan yang telah diprogramkan oleh sekolah
baik intrakurikuler maupun ektrakurikuler.
3.
Isi Tata Tertib Sekolah Tata tertib sekolah
sebagaimana tercantum di dalam Instruksi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14/4/1974 Tanggal 1 Mei 1974 (Nawawi, 1986:161)
mencakup aspek – aspek sebagai berikut:
a. Tugas dan kewajiban.
1). Dalam kegiatan intra kurikuler.
2). Dalam kegiatam ekstra kurikuler.
b. Larangan – larangan bagi para siswa.
c. Sanksi – sanksi bagi siswa.
Tata tertib sekolah termasuk dalam administrasi ko –
kurikulum yaitu merupakan kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan di sekolah
untuk menunjang dan meningkatkan daya dan hasil guna kegiatan kurikulum. (Arikunto, 1990:123) berpendapat
batasan antara peraturan dan tata tertib sekolah sebagai berikut:
a Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang
sifatnya umum yang harus dipenuhi oleh siswa. Misalnya peraturan tentang
kondisi yang harus dipenuhi oleh siswa di dalam kelas pada waktu pelajaran
sedang berlangsung.
b Tata tertib
sekolah menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya khusus yang harus
dipenuhi oleh siswa. Tata tertib sekolah menunjuk pada patokan atau standar
untuk aktifitas khusus, seperti penggunaan pakaian seragam, penggunaan
laboratorium, mengikuti upacara bendera, mengerjakan tugas rumah, pembayaran
SPP dan sebagainya.
Tata tertib sekolah bukan hanya sekedar kelengkapan
dari sekolah, tetapi merupakan kebutuhan yang harus mendapat perhatian dari
semua pihak yang terkait, terutama dari pelajar atau siswa itu sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka sekolah pada umumnya menyusun pedoman tata
tertib sekolah bagi semua pihak yang terkait baik Guru, tenaga administrasi
maupun siswa.
Isi tata tertib sekolah secara garis besar adalah
berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi.
Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus
meliputi tiga unsur (Arikunto, 1990:123 – 124) yaitu:
a Perbuatan atau tingkah laku yang diharuskan dan
yang dilarang;
b Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab
pelaku atau pelanggar peraturan;
c Cara atau
prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai tata tertib
sekolah tersebut.
4. Tipe – Tipe Kepatuhan Siswa Terhadap Tata Tertib
Sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar