UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN TERKAIT DENGAN KERAPIAN BERPAKAIAN
SERAGAM SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 WERU
SEMESTER II TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan modernisasi
atau perkembangan di berbagai bidang, mulai dari perkembangan teknologi dan
ilmu pengetahuan sampai perkembangan dunia mode, sangat berdampak pada
kehidupan di kalangan para remaja khususnya anak-anak usia SMP, baik di perkotaan
maupun di pedesaan sekalipun. selain membawa dampak yang positif bagi mereka,
ternyata juga membawa dampak yang negatif. Belajar dari kejadian-kejadian di sekitar kita, fenomena-fenomena yang terjadi akhir-akhir ini di kalangan remaja khususnya anak usia SMP
sangat memprihatinkan dan
mencengangkan semua pihak, terutama dari kalangan dunia pendidikan. kecanggihan teknologi menyuguhkan
tawaran-tawaran yang menggiurkan bagi anak-anak seusia mereka. Hal ini dapat
dilihat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam pergaulan hidup remaja
belakangan ini. Kenakalan remaja yang makin meningkat menjadikan orang tua,
pihak sekolah dan masyarakat semakin kuatir dengan anak-anak dan anak didik
mereka. Sudah barang tentu, ini sangat
menggelisahkan.
Salah satu contoh adalah perkembangan yang terjadi pada dunia mode/fesyen
atau cara berpakaian. Dengan ditopang kemajuan di bidang teknologi komunikasi,
hal ini akan sangat mudah sampai pada anak-anak atau remaja. Perkembangan,
perubahan trend atau gaya berpakaian secara sengaja maupun tidak sengaja mereka
bawa ke dunia pendidikan. Lebih khusus pada cara mereka dalam berpakaian
seragam sekolah. Di mana dengan seragam sekolah ini diharapkan menumbuhkan rasa kebersamaan dalam memiliki serta rasa
persaudaraan senasib. Dengan pakaian seragam bisa membangkitkan jiwa disiplin
untuk berperilaku bahwa hidup itu ada aturan yang harus ditaati baik itu aturan
tertulis maupun tidak tertulis yang berupa adat istiadat, budaya dan sopan
santun,
tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Yaitu ketika mereka berpakaian seragam
entah karena pengaruh atau mengikuti trend atau terpengaruh temannya, hal itu
menunjukkan ketidak disiplinan mereka mentaati tata tertib sekolah, bahkan jauh
dari atau melanggar norma sopan santun.
Untuk itu dari pihak sekolah perlu memibangkitkan
kembali kedisiplinan dalam berpakaian seragam sekolah. Hal ini memang penting untuk dilakukan, karena pada hakekatnya dengan pakaian
seragam
itu bisa membangkitkan jiwa disiplin, menumbuhkan rasa
kebersamaan dalam memiliki serta rasa persaudaraan senasib. Sekolah merupakan tempat bagi generasi calon pemimpin bangsa menimba
ilmu pengetahuan dan berinteraksi dalam dunia keilmuan. Disadari atau tidak
oleh siswa, sekolah menjadi salah satu tempat pendadaran bagi mereka untuk belajar tentang banyak hal agar kelak menjadi orang yang eksis dan sukses. Kedisiplinan menjadi
salah satu faktor yang dapat membantu seseorang meraih sukses, tidak terkecuali disiplin pada siswa.
Secara
psikologis, anak-anak usia SMP adalah anak-anak yang pada fase perkembangan
remaja, kepribadiannya tergolong masih labil. Mereka akan sangat mudah terpengaruh terhadap apa yang merka lihat. Rasa
ingin tahu yang besar, keinginan untuk mencoba hal yang baru sangat kuat.. Kepribadian
yang belum matang mempengaruhi pola pikir yang terwujud pada tindakan-tindakan.
Hal ini jika tidak disalurkan dengan baik, maka
akan berdampak negatif bagi mereka.
Mereka berada pada masa peralihan artinya, masa
peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang sering membawa
kesenjangan pemahaman dan aktivitas pikir lainnya. Mereka merasa sudah cukup
besar dan dapat bertanggungjawab sendiri atas semua hal yang mereka inginkan
atau lakukan, namun kenyataannya mereka belum mampu untuk berpikir dan memahami
banyak hal atas keinginan atau kelakuan mereka sehingga untuk hal-hal tertentu
mereka belum bisa bertanggungjawab. Kesenjangan inilah yang harus dijembatani
oleh orang tua di rumah maupun guru di sekolah. Namun demikian, untuk
menjelaskan hal ini kepada mereka pun tidaklah mudah. Oleh karena itu,
diperlukan komunikasi yang intens dalam bentuk pendampingan-pendampingan.
Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik
dan siswa dalam upaya membantu siswa menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi
pendidikan tersebut dapat berlangsung di lingkungan keluarga, masyarakat maupun
di sekolah. Berbeda dengan proses yang berlangsung di dua lingkungan yang
pertama, pendidikan di lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Pendidikan
formal memiliki kurikulum tertulis, dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam
suatu interaksi edukatif di bawah arahan pendidik. Dari aspek non-akademik,
mutu pendidikan juga banyak mendapat kritik, khususnya berkaitan dengan masalah
kedisiplinan, moral dan etika, kreativitas dan kemandirian yang tidak
mencerminkan tingkat kualitas yang diharapkan oleh masyarakat luas.
Secara
umum, kedisiplinan di SMP Negeri 1
Weru belum seperti yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan salah satunya tentang
kerapian memakai seragam sekolah yang masih rendah. Siswa masih sering tidak mematuhi peraturan tentang tata tertib pemakaian
seragam sekolah karena kurangnya kesadaran mereka untuk memakai seragam sekolah
dengan rapi sesuai dengan tata tertib yang telah ditetapkan di sekolah.
Ketidakdisiplinan siswa
dalam berpakaian seragam akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas serta
kondisi sekolah pada umumnya. Hal itu
juga akan mempengaruhi tingkah laku dan kepribadian siswa lain yang
dikawatirkan akan meniru ketidak disiplinan tersebut. Oleh sebab itu masalah
rendahnya kedisiplinan siswa dalam berpakaian seragam sangat perlu segera
ditindaklanjuti.
Disiplin berpakaian
seragam sekolah dalam proses belajar mengajar di sekolah merupakan salah satu
bentuk pendidikan untuk membentuk karakter siswa disiplin dalam belajar,
disiplin masuk sekolah, disiplin dalam beribadah, disiplin dalam menjadi siswa,
dan disiplin menjadi anggota masyarakat. Untuk mengatasi masalah
ketidakdisiplinan dalam berpakaian seragam sekolah, tidak cukup dapat
diselesaikan satu dua orang guru saja, tetapi perlu adanya kerja sama yang baik
diantara pihak-pihak yang bersangkutan yaitu: kepala sekolah, kesiswaan, guru
BK, guru mapel, wali kelas, guru piket, dan orang tua/wali siswa, serta harus
ada ketegasan dan keseriusan dalam menangani siswa yang bermasalah dalam
berpakaian seragam sekolah. Oleh karena itu, dengan adanya kerjasama yang baik
diantra pihak-pihak yang bersangkutan serta ketegasan dan keseriusan dalam
menangani permasalahan tersebut akan dapat meningkatkan kedisiplinan siswa
dalam berpakaian seragam sekolah.
Berbagai
usaha sebenarnya sudah dilakukan pihak sekolah untuk menekan pelanggaran yang
dilakukan siswa. Namun hal itu hanya berlangsung sebentar dan tidak memberikan efek jera bagi siswa. Usaha yang
dilakukan adalah mencatat dan memberikan peringatan kepada siswa yang melanggar
aturan pemakaian seragam sekolah. tetapi di satu sisi mungkin dari berbagai usaha
tersebut belum dilaksanakan secara maksimal dan belum mendapat dukungan penuh
dari steakholder.
Bertitik tolak pada uraian di atas, peneliti
terdorong untuk melakukan penelitiaan tindakan bimbingan dan konseling (PTBK)
dengan judul “Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Terkait Dengan Kerapian
Berpakaian Seragam Sekolah Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas
VIII A SMP Negeri 1 Weru Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013”
B.
Identifikasi Masalah
Langkah ini pada
dasarnya adalah upaya untuk mengetahui masalah yang dihadapi paserta didik yang
berkaitan dengan kerapian berpakaian seragam sekolah. Kareana dalam penelitian
ini termasuk layanan bimbingan kelompok
pada siswa, maka dalam langkah ini menganalisis tentang :
1.
Mengapa masih
banyak siswa yang tidak disiplin dalam berpakaian seragam sekolah?
2.
Mengapa sudah
sering sekali diingatkan dan dinasehati masih banyak siswa yang tidak disiplin
dalam berpakaian seragam sekolah?
3.
Mengapa masih
banyak siswa yang belum memahami arti pentingya kedisiplinan dalam berpakaian
seragam sekolah?
4.
Mengapa siswa
belum memahami hambatan dalam dirinya terkait dengan kedisiplinan dalam
berpakaian seragam sekolah?
5.
Bagaimana cara
meningkatkan kedisiplinan dalam berpakaian seragam sekolah pada siswa?
C.
Pembatasan Masalah
Agar
tidak terjadi penyimpangan dari persoalan pokok dan untuk mendudkung hasil yang
lebih baik, maka penulis membatasi pada masalah kedisiplinan siswa, kerapian
berpakaian seragam sekolah, dan pendekatan dari pihak sekolah.
1.
Kedisiplinan
yang dimaksud peneliti adalah kedisiplinan siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Weru
tahun pelajaran 2012/2013 dalam kaitannya untuk memakai seragam sekolah dengan
rapi.
2.
Kerapian
berpakaian seragam sekolah adalah pemakaian seragam sekolah siswa kelas VIII A
SMP Negeri 1 Weru tahun pelajaran 2012/2013. Dengan kerapian berpakaian seragam
sekolah sesuai dengan peraturan, maka siswa akan terhindar sanksi tata tertib.
3.
Sedangkan
pendekatan dari pihak sekolah meliputi pengarahan, pembinaan, pemberian pujian
secara langsung kepada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Weru tahun pelajaran
2012/2013. Pendekatan secara langsung disini dilakukan oleh peneliti selaku
pembimbing atau guru Bimbingan dan konseling di sekolah.
D.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal yang penting karena
akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah berikutnya, terutama dalam
mengkontruksi suatu hipotesis (Nugroho, 2008: 5).Melalui adanya permasalah yang
jelas, maka proses pemecahannya pun akan terarah dan terfokuspada permasalah
tersebut.berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah
dengan melalui layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kedisiplinan dalam
berpakaian seragam Sekolah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Weru Semester II
Tahun Pelajaran 2012 / 2013?”
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam suatu penelitian merupakan salah satu
alat kontrol yang dapat dijadikan petunjuk supaya penelitian ini dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan apa yang diinginkan. “Tujuan penelitian adalah
rumusan kalimat yang menunjukan adanya suatu hal yang diperoleh setelah
peneliti selesai” (Arikunto, 2002: 51). Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum dari
penelitian ini adalah meningkatkan kedisiplinan berpakaian seragam sekolah pada
siswa.
2.
Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus
dari penelitian ini adalah melihat pengaruh dari layanan bumbungan kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Weru
tahun pelajaran 2012/2013 dari pembimbing.
F.
Manfaat Penelitian
Penulisan penelitian tindakan bimbingan dan
konseling ini sudah tentu diharapkan memiliki nilai kemanfaatan. Adapun manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.
Manfaat Teoritis
a.
Secara teoritis,
penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang
cara meningkatkan kedisiplinan terkait dengan kerapian berpakaian seragam
sekolah pada siswa.
b.
Sebagai sumber
yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.
2.
Manfaat Praktis
a.
Manfaat bagi
pendidik
Sebagai masukan untuk memberikan pengarahan kepada
siswa agar memiliki kesadaran untuk meningkatkan kedisiplinan terkait dengan
kerapian berpakaian seragam sekolah.
b.
Manfaat bagi
siswa
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
siswa tentang pentingnya kesadaran untuk meningkatkan kedisiplinan terkait
dengan kerapian berpakaian seragam sekolah, guna menjalankan tata tertib
sekolah.
c.
Manfaat bagi
Sekolah
Dapat dijadikan masukan sebagai sumbangan pemikiran
tentang pentingnya kedisiplinan terkait
dengan kerapian berpakaian seragam sekolah pada siswa.
d.
Manfaat bagi
Penulis
Dapat menemukan cara pemecahan masalah dari
permasalahan yang diteliti dan menambah wawasan serta pengetahuan penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar