UPAYA
MENGATASI PERILAKU MEROKOK MELALUI
BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MOJOLABAN
AHUN
PELAJARAN 2012-2013
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
Kajian Teori
Permasalahan
sebagai mana diatas perlu
mendapatkan jawaban. Untuk itu perlu diajukan
tinjauan teoritis.yang berkenaan dengan peningkatan dalam pemberian layanan
Bimbingan Kelompok di sekolah untuk mengatasi masalah siswa yang merokok di
lingkungan sekolah.
Peran serta guru Mapel. Wali kelas sangat diperlukan karena
berkaitan dengan upaya guru Pembimbing untuk meningkatkan pelaksanaan pemberian layanan agar tercapai
fungsi dan tujuan bimbingan yang maksimal.
1. Partisipasi guru mata pelajaran dan wali kelas
Partisipasi /
peran serta guru Mapel an Wali kelas dalam pemberian layanan .Bimbingan dan
Konseling adalah :
a. Membantu guru Pembimbing untuk mengidentifikasi siswa
yang membutuhkan layanan Bimbingan dan Konseling , serta mengumpulkan data
tentang siswa yang bermasalah.
b. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan
Konseling kepada peserta didik/
c. Membantu mengembangkan suasana hubungan guru dengan
siswa dan hubungan antara siswa yang menunjang pelaksanaan layanan Bimbingan
dan Konseling untuk mengikuti kegiatan layanan yang di maksud/
2. Partisipasi Petugas STP2K sekolah
Partisipasi
petugas STP@K sekolahterhadap pemberian layanan Bimbingan dan Konseling adalah
:
a. Memberikan Informasi kepada guru Pembimbing tentang
pelanggaran Tata tertib sekolah yang dilakukan oleh peserta didik, termasuk
didalamnya siswa yang merokok di lingkungan sekolah.
b. Membantu mensosialisasikan pelayanan Bimbingan dan
Konseling kepada peserta didik.
c. Membantu guru pembimbing dalam memantau siswa yang
sedang dalam pembinaan /bimbingan berkaitan dengan pelanggaran Tata Tertib
Sekolah
I.
Perilaku
Merokok
a. Pengertian perilaku merokok
Pengertian
perilaku merokok adalah memasukkan bahan yang berasal dari dedaunan ( Tumbuhan ) yang mengandung zat
tertentu. Khususnya Nikotin sebagai
tindakan untuk memperoleh kenikmatan. Menurut pendapat beberapa orang merokok dapat membuat santai, teman
mengusir sepi, merokok untuk persahabatan,
, teman jamuan pesta dll.
Berbagai lembaga
Pendidikan ilmu Psikologi menandaskan bahwa seorang pemuda dan pemudi yang
pertama kali merokok biasanya untuk mengisi kekosongan, ingin mempengaruhi
teman, ingin mencoba atau sekedar meniru orang dewasa. Adapun tujuan merokok
adalah untuk memperoleh kenikmatan, perasaan tenang dan bahagia, dengan cara
menghisap rokok
Berdasarkan
hasil wawacara beberapa siswa kelas VIII A – D yang sudah merokok ,mereka mengaku
awal merokok karena ingin tahu rasanya rokok, Pengaruh temanya yang merokok,
diberi rokok pada waktu nyinom /membantu hajatan . ingin coba – coba, diejek
temanya dikatakan banci dll.
b. Faktor – factor yang yang mempengaruhi perilaku
merokok
Menurut Syamsul yusuf 92002 : 2004 ) factor – factor
yang mempengaruhitingkah laku merokok adalah factor internal dan factor
eksternal. Faktor Internal besifat Psikologissedang factor Eksternal pengaruh
yang datang dari luar indivbidu. Factor – factor ini mencakup factor lingkungan
masyarakat, lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya . Adapun penjelasanya
sebagai berikut :
1) Faktor Psikologis
Faktor Psikologis yaitu sikap indipenden , keinginan
untuk bebas, tidak mau teikatnorma – norma . Perilaku ini di dorong karenankebutuhan Psikologis .misalnya
mempunyai perilaku emosional yang besar
2) Faktor Keluarga
Faktor keluarga
berasal dari keluarga . Suasana dalam keluarga sangat penting bagi perkembangan
anak. Seorang anak yang di besarkan dalam keluarga yang harmonis dan agamis
dalam arti orang tua memberikan kasih sayang, perhatian, serta bimbingan cenderung berperilaku positif. Adapun anak
yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga broken home , kurang agamis, dan
disharmonisakan cenderung mengalami destruksi.
Kebanyakan siswa
yang merokok berorientasi kepada keluarga yang salah satu atau kedua
orangtuanya mempunyai kebiasaan merokok. Kurangnya bimbingan , keluarga tidak
harmonis akan menjadi pemicu anak untuk merokok
3) Factor sekolah
Factor sekolah adalah factor yang berasal dari
lingkungan sekolah. Factor sekolah berupa kedisiplinan sekolah dan cara guru
mendidik. Sekolah yang kurang menerapkan disiplin, peserta didiknya cenderung
bertingkah semaunya. Prilaku guru yang merokok meskipun saat istirahat diruang
kantor dapat juga menjadi masalah bagi siswa- siswanya untuk mencontoh perilaku
guru.
4) Faktor masyarakat
Factor masyarakat berarti factor yang berasal dari
lingkungan masyarakat, dimana anak bertempat tinggal. Lingkungan masyarakat
yang aman dan kondusif akan membentuk prilaku positif anak, sebaliknya
lingkungan masyarakat yang kurang kondusif dalam arti kurang menerapkan budaya
hidup yang baik, misalnya penjudi, peminum dan perokok, menjadikan anak
berprilaku tidak baik, selain itu penayangan iklan rokok di media televise yang
memberikan kesan rokok sebagai symbol kekuatan dan kejantanan lebih cenderung
mendorong siswa untuk merokok
5) Faktor teman sebaya
Faktor teman sebaya beraal dari teman pergaulandalam
kelompok.Anak yang kurang mendapat perhatian dan kurang bimbingan keagamaan biasanya kurang selektif dalam
memilih teman dan mudah sekali terpengaruh 0leh sifat dan perilaku kelompoknya
( Syamsul Y.2002 : 123 ) berdasarkan
pengamatan di lapangan ternyata tidak
sedikit anak yang menjadi perokok , Peminum MIRAS, pergaulan bebas, karena
pengaruh perilaku teman sebaya
6) Bahan Rokok dan pengaruh kandungan Rokok
a) Bahan Rokok
Rokok dibuat dari bahan utama adalah tembakau yang
dirajang kemudian
Dikeringkan
ditambah cengkeh dll. Bahan kedua Rokok adalah pembungkus yang dibuat dari
berbagai jenis bahandiantaranya kertas jagung yang di keringkan / Klobot, daun
tembakau kering ( Cerutu )
b) Pengaruh Kandungan Rokok
Bahan Kimia yang terdapat dalam asap rokok dapat
berpengaruh terhadap kesehatan. Adapaun bahan kimia tersebut adalah :
a. Nikoten
Nikoten bersifat toksin terhadap syaraf dengan
stimulus defiasi akan menyebabkan tekanan darah naik, Denyut jantung bertambah,
Kontraksi otot jantung, dan Jantung Koroner. Nikoten mengakibatkan ketagihan terhadap
rokok
b. Tar
Tar merupakan partikel rokok sesudah kandungan
Nikoten. Beberapa komponen zat kimia bersifat karsinogen ( pembentuk Kanker )
c. Timah Hitam
Merupakan partikel asap rokok dapat mengakibatkan flek
Paru – Paru . Kelebihan timah hitam pada perokok juga menyebabkan penyakit
Anemia. Pada otak mengakibatkan Hiperaktif pada anak dan problem sifat lain.
c) Bahaya Merokok
Bahanya yang
ditimbulkan dari asap rokok adalah sebagai berikut :
a. Merusak Jantung
b. Menghambat sirkulasi darah
c. Kanker Paru – Paru
d. Hipertensi
e. Pengerasan dan Penyempitan pembuluh darah
f. Membunuh Janin bagi wanita hamil
g. Merusak system Pencernaan
h. Memperbanyak penyakit
II.
BimbinganKelompok
1.PengertianBimbinganKelompok
Menurut
Kurbi. Bimbingan Kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilaksanakan
dengan cara memberikan informasi dan data – data dalam usaha untuk
mengembangkan tingkah laku yang baik dari individu ( April : 1971 )
Pengertian
Bimbingan Kelompok merupakan suatu proses pemberian bantuan yang
diberikan oleh guru pembimbing kepada sejumlah konseli / klien pada waktu yang
sama. Jumlah dapat bervariasi idealnya 6
orang, meskipun dapat berkisar antara 4 sampai 8 orang ( Banun sri haksasi,2009
)
Bimbingan kelompok dilaksanakan dengan menghidupkan
dinamika kelompok dalam membahas berbagai hal yang berguna bagi perkembangan
pribadi peserta didik. Pencegahan dan pengentasan masalah yang dialami anggota
kelompok sebagai pengembangan pribadi. Bimbingan kelompok dapat dipakai sebagai
sarana membahas masalah – masalah yang actual dan penting yang berkembang di
masyarakat yang relevan dengan masalah kelompok melalui pembahasan masalah yang di maksud. Masing - masing anggota kelompok dapat mengambil
sikap yang terbaik dalam bertindak berdasarkan pengetahuan yang telah dikuasai.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa pengrtian Bimbingan Kelompok adalah merupakan salah satu
jenis layanan bimbingan yang diberikan kepada sejumlah orang atau beberapa
orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk memperoleh informasi dan pemahaman
baru dari topic yang dibahas.
2.
Tujuan
Bimbingan Kelompok.
Bimbingan Kelompok bertujuan :
a.
Untuk
mengembangkan kompetensi diri / kepribadian antara lain berani mengemukakan
pendapat dimuka umum , berani menanggapi pendapat orang lain , mampu
bertenggang rasa, berani menyampaikan ide dan pengalamannya serta dapat
mengembangkan bakat dan minat anggota kelompok.
b.
Memperoleh
Informasi dan pemahaman baru dari topic yang dibahas dalam berbagai aspek
kehidupan.
3.
Fungsi
Bimbingan Kelompok
LayananBimbinganKelompokberfungsiuntukPemahaman,Pengembangan,
Pengentasan dan Pencegahan
4.
Asas
– asas Bimbingan Kelompok
1). Asas Kesukarelaan : Setiap Anggota Kelompok
diharapkan secara suka rela menyampaikan
pendapat , tidak memaksakan kehendakatau menekan.
2). Asas Keterbukaan : Agar kegiatan Kelompok menjadi
dinamis diharapkan anggota untuk lebih terbuka , tanpa menutupi masalah yang
sedang dialami, jujur, tidak malu – malu, tidak malas, tidak”sungkan” karena
mengganggu suasana yang terkait dihatinya.
3). Asa kegiatan : Partisipasi semua anggota kelompok
sangat diharapkan agar kegiatan menjadi lebih bermakna.
4). Asas Kenormatifan : Diharapkan dalam menyampaikan
ide, Pendapat, Pengalaman dengan gaya bahasa yang baik dan benar dengan tidak
menyudutkan anggota kelompok.
5). Asas Kerahasiaan : Apabila dalam pembicaraan
nantinya berkaitan dengan kehidupan seseorang ( dalam anggota kelompok )
diharapkan semua anggota kelompok untuk merahasiakannya seperti masalah klien
tanpa seijinnya tetap dirahasiakan ( tidak boleh ) diungkapkan sekalipun dengan
orangtuanya.
5.
Materi
Bimbingan Kelompok.
Topik atau persoalan umum diluar diri pribadi yang
pernah dilihat, didengar, dibaca dari berbagai media masa, yang berkaitn dengan
bidang pengembangan pribadi, social, belajar, karir, kehidupan berkeluarga dan
beragama.
A)
Macam – Macam Kelompok
Dalam Psikologi social dikenal adanya beberapa macam
kelompok. Pembagian Kelompok sesuai dengan dasar pengelompoannya sebagai
berikut :
I.
Kelompok
Sosial ( Sosial Group )
Kelompok ini terdiri dari kelompok Primer dan kelompok secunder
a. Kelompok Primer adalah kelompok yang ditandai dengan
hubungan – hubungan yang langsung akrab, tidak formil, kerja sama yng kompak dan intensitas pertemuan sering. Misalnya
keluarga, teman sepermainan. Kerjasama baik saling membantu pembagian tugas
atas dasar kesukarelaan.
b. Kelompok sekunder
adalah kelompok kebalikan dari kelompok primer yaitu adanya formalitas pemimpin dan anggota
, dibentuk dengan tujuan khusus, bersifat Formalitas, Pertemuan terjadi pada
saat ditentukan
1. Kelompok Permanen dan kelompok Temporer
Kelompok
permanen ikatannya berlangsung lama, sedang kelompok Temporer sebentar. yang
membedakan Kelompok permanen dan Kelompok temporer adalah tujuannya.
Kelompok Permanen memiliki tujuan yang luas ,
membutuhkan waktu yang lama, untuk mencapai tujuan nya melalui banyak kegiatan
Kelompok
Temporer Memiliki tujuan cukup sederhana
, jika tujuan telah tercapai maka selesai.
2. Kelompok Formal dan kelompok informal
Kelompok Formal memiliki formalitas dalam pembentukannya,
memiliki aturan – aturan tertentu, biasanya tertulis . Kelompok Formal juga
memiliki ketua dan anggota – angggotanya
Kelompok Informal tidak memiliki Formalitas
pembentukannya , tidak memiliki aturan tertulis, tidak ada formalitas kepengurusan , kapan terbentuk dsb.
3. In Group dan Out Group
In Group adalah
Kelompok yang anggotanya secara sadar mengindentifikasi dirinya, melihat
dirinyad an keikut sertaannya dalam kegiatan kelompok ditentukan oleh sikap –
sikapnya. Misalnya sikap membantu, memikirkan dan bekerjasama
Dalam Out Group jika individu tidak melibatkan dirinya
dalam kegiatan kelompok maka tidak di ikut sertakan oleh kelompoknya
4. Kelompok tertutup dan Kelompok Kontinu
Kelompok
tertutup biasanay mempertahankan pola – pola yang lama , keanggoataan dibatasi,
dan tidaqk melibatkan orang lain dalam kegiatan kelompok.
Kelompok Kontinu
biasanya terdpat dalam organisasi yang cukup besar bersifat tetap serta serta umumnya terikat
oleh suatu kepentingan yang besar. Kelompok ini menumbugkan komunikasi pemecahan masalah, Penerimaan dan
proses kesiapan untuk menerima anggota baru dalam kelompok
B)
Dinamika dalam kelompok
Dinamika
kelompok adalah Merupakan suatu Wadah daalm arti wadah yang hidup, bergerak,
selalu berdenyut, selzlu aktif dalam rangka membantu individu – individu untuk
dapat secara mandiri maupun secara bersama – sama memecahkan maalahnya. Maka
dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pelaksanaan Bimbingan Kelompok dalam
usaha membantu individu – individu dalam rangka memecahkan masalahnya bermaksud
memanfatkan dinamika kelompok sebagai mediasinya.
Menurut Pendapat
Cartwright dan Zander dalam bukunya Group dynamics. ( 1968 ) Bahwa Istilah yang
popular dan akrab dipergunakan untuk dinamika kelompok sejak perang dunia II.
Patut disayangkan bahwa penggunaan istilah dinamika kelompok banyak dalam
sirkulasi yang sempit, sehingga menyebabkan pengertian dinamika kelompok tidak
tepat dan menyimpang. Penggunaan istilah dinamika kelompok sering kali
dikaitkan dengan semacam idiologi politik mengenai bagaimana cara mengorganisir
dan mengelola suatu kelompok. Idiologi ini menekankan betapa pentingnya
demokrasi itu diterapkan dalam
kepemimpinan, Partisipasi dari anggota – anggota dalam pengambilan suatu
keputusan, serta mempercepat kemajuan masyarakat, atau untuk menggerakkan
individu secara terus menerus dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan kerjasama
dalam kelompoknya.
C)
Keanggotaan kelompok
Keanggotaan
merupakan salah satu unsur pokok dalam proses kehidupan kelompok . tanpa
anggota tidaklah mungkin ada kelompok kegiatan ataupun kehidupan kelompok itu sebagian besar didasarkan atas peranan
para anggotanya.Bahkan lebih dari itu dalam batas – batas tertentu anggota
kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa kehadiran peranan pemimpin kelompok
sama sekali.Bisa dikatakan anggota kelompok adalah badan dan jiwa kelompok itu.
Hal – hal yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih anggata kelompok sebelum suatu kelompok
dibentuk adalah :
1) Jenis Kelompok
Untuk tujuan –
tujuan tertentu diperlukan pembentukan jenis kelompok misalnya kelompok SMP.
Kelompok SMA, Jenis kelamin Pria atau wanita . tergantung topic yang di bahas.
Namun demikian pertimbangan tentang keragaman aatupun keseragaman jenis anggota kelompok ini pada umumnya didasarkan
pada tujuan – tujuan tertentu yang akan dicapai dalam kegiatan kelompok itu
2) Umur
Tentang umur, pada umumnya dinamika kelompok lebih
baik dikembangkan dalam kelompok –
kelompok dengan anggota seumur
3) Keragaman atau keseragaman dalam anggota kepribadian
kelompok dapat membawa keuntungan ataupun kerugian tertentu. Jika perbedaan
diantara anggota kelompok sangat besar , maka komunikasi diantara angota
kelompok akan mengalami masalah , sebaliknya jika kesamaam diantara anggota
kelompok sangat besar , maka hasilnya dapat merugikan , yaitu dinamika kelompok
akan kurang hangat. Misalnya kelompok yang semua anggotanya termasuk tidak
pandai bergaul maka tidak akan mampu meningkatkan ketrampilan anggotanya itu
dalam pergaulan.
Sedangkan kelompok dengan anggota campuran akan secara
nyata mampu meningkatkan kemampuan anggota - anggotanya yang tidak pandai.
Tampaknya anggota – anggota pandai bergaul itu menjadi contoh bagi kawan –
kaannya yang kurang pandai
4) Hubungan awal
Keragaman dan
keseragaman anggota kelompok juga menyangkut hubungan awal para anggota
kelompok itu.
Sebelumkegiatan
kelompok dimulai keakraban dapat mewarnai hubungan antar anggota kelompok, jika
diantara anggota kelompok sudah saling mengenal dengan baik , sebaliknya jika
diantara anggota kelompok belum saling
mengenal maka suasana akan terasa asing. Namun demikian suasana seragam atau
beragam dalam hubungan awal akan tergantung tujuan dari kegiatan kelompok
itu.Mungkin anggota yang seragam akan lebih cepat menyelesaikan tugas dengan
baik, sebaliknya untuk kelompok bebas khususnya dengan tujuan kmampuan hubungan
social dengan orang baru , anggota – anggota kelompok yang beragam akan lebih
dapat memenuhi sasaran
5) Peranan Anggota kelompok
Dinamika
kelompok merupakan kondisi yang harus dihidupkan dalam kegiatan berkelompok.
Peran anggota kelompok sangat penting di
dalam menghidupkan kegiatan berkelompok, kaena hidup an tidknya kegiatan
berkelompok tergantung partisipasi masing – masing anggota kelompok. Adapun
peran anggota kelompok diantaranya :
a. Ikut membantu terbinanya suasana keakraban dalam
hubungan antar anggota kelompok
b. Mencurahkan semua perasaan dalam melibatkan diri dalam
kegiatan kelompok
c. Berusaha agar apa yang disampaikan dapat membantu
tujuan bersama
d. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan mematuhinya
e. Ikut berperan aktif dalam seluruh kegiatan kelompok
f. Mampu berkomunikasi dengan baik dan terbuka
g. Berusaha membantu yang lain
h. Memberikan kesempatan kepada anggota yang lain untuk
juga menjalankan perannya
i. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok
B.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan
telaah teori dan pendapat para pakar pada uraian diatas maka penyelesaian
masalah siswa pada perilaku merokok melalui Bimbingan Kelompok dapat di
formulasikan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut ini
![]() |
|
|
|
|
|
Gambar
1
Skema
kerangka berpikir
Dari scema
kerangka berpiki dapat dilihat bahwa terdapat
kesenjangan pemenuhan tata tertib sekolah antara harapan dan kenyataan.
Upaya untuk menegakkan Tatatertib sekolah khususnya siswa yang merokok di lingkungan sekolah ditempuh
dengan jalan memberikan layanan Bimbingan Kelompok. Setelah siswa yang
bermasalah merokok di lingkungan sekolah diberi layanan Bimbingan kelompok
diharapkan Siswa tidak merokok
C. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan kajian Pustaka dan Kerangka berpikir yang
telah diformulasikan, Hipotesis Tindakan Kelas ini adalah “Penggunaan Metode
Bimbingan Kelompok dapat merubah
perilaku siswa Tidak merokok pada siswa
kelas VIII pada siswa SMPN2 Mojolaban.
Semester 1 Tahun Pelajaran 2012 / 2013”.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar