Kamis, 15 September 2016

Bab II: UPAYA MENGATASI PERILAKU MEROKOK MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013


UPAYA MENGATASI PERILAKU MEROKOK MELALUI
BIMBINGAN KELOMPOK  PADA SISWA KELAS VIII  SMP NEGERI 2 MOJOLABAN       
AHUN PELAJARAN 2012-2013


 
BAB II
                                                            LANDASAN TEORI


A.    Kajian Teori


Permasalahan  sebagai mana diatas  perlu mendapatkan jawaban. Untuk itu perlu   diajukan tinjauan teoritis.yang berkenaan dengan peningkatan dalam pemberian layanan Bimbingan Kelompok di sekolah untuk mengatasi masalah siswa yang merokok di lingkungan sekolah.
Peran serta guru  Mapel. Wali kelas sangat diperlukan karena berkaitan dengan upaya guru Pembimbing untuk meningkatkan  pelaksanaan pemberian layanan agar tercapai fungsi dan tujuan bimbingan yang maksimal.

1.     Partisipasi guru mata pelajaran dan wali kelas
Partisipasi / peran serta guru Mapel an Wali kelas dalam pemberian layanan .Bimbingan dan Konseling adalah :
a.      Membantu guru Pembimbing untuk mengidentifikasi siswa yang membutuhkan layanan Bimbingan dan Konseling , serta mengumpulkan data tentang siswa yang bermasalah.
b.     Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan Konseling kepada peserta didik/
c.      Membantu mengembangkan suasana hubungan guru dengan siswa dan hubungan antara siswa yang menunjang pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling untuk mengikuti kegiatan layanan yang di maksud/
2.     Partisipasi Petugas STP2K  sekolah
Partisipasi petugas STP@K sekolahterhadap pemberian layanan Bimbingan dan Konseling adalah :
a.      Memberikan Informasi kepada guru Pembimbing tentang pelanggaran Tata tertib sekolah yang dilakukan oleh peserta didik, termasuk didalamnya siswa yang merokok di lingkungan sekolah.
b.     Membantu mensosialisasikan pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik.
c.      Membantu guru pembimbing dalam memantau siswa yang sedang dalam pembinaan /bimbingan berkaitan dengan pelanggaran Tata Tertib Sekolah

                        I.          Perilaku Merokok

a.      Pengertian perilaku merokok
Pengertian perilaku merokok adalah memasukkan bahan yang berasal dari   dedaunan ( Tumbuhan ) yang mengandung zat tertentu. Khususnya Nikotin  sebagai tindakan untuk memperoleh kenikmatan. Menurut pendapat beberapa  orang merokok dapat membuat santai, teman mengusir sepi, merokok untuk  persahabatan, , teman jamuan pesta  dll.
Berbagai lembaga Pendidikan ilmu Psikologi menandaskan bahwa seorang pemuda dan pemudi yang pertama kali merokok biasanya untuk mengisi kekosongan, ingin mempengaruhi teman, ingin mencoba atau sekedar meniru orang dewasa. Adapun tujuan merokok adalah untuk memperoleh kenikmatan, perasaan tenang dan bahagia, dengan cara menghisap rokok
Berdasarkan hasil wawacara beberapa siswa kelas VIII A – D yang sudah merokok ,mereka mengaku awal merokok karena ingin tahu rasanya rokok, Pengaruh temanya yang merokok, diberi rokok pada waktu nyinom /membantu hajatan . ingin coba – coba, diejek temanya dikatakan banci dll.
b.     Faktor – factor yang yang mempengaruhi perilaku merokok
Menurut Syamsul yusuf 92002 : 2004 ) factor – factor yang mempengaruhitingkah laku merokok adalah factor internal dan factor eksternal. Faktor Internal besifat Psikologissedang factor Eksternal pengaruh yang datang dari luar indivbidu. Factor – factor ini mencakup factor lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya . Adapun penjelasanya sebagai berikut :
1)     Faktor Psikologis
Faktor Psikologis yaitu sikap indipenden , keinginan untuk bebas, tidak mau teikatnorma – norma . Perilaku  ini di dorong karenankebutuhan Psikologis .misalnya mempunyai perilaku emosional yang besar
2)     Faktor Keluarga
Faktor keluarga berasal dari keluarga . Suasana dalam keluarga sangat penting bagi perkembangan anak. Seorang anak yang di besarkan dalam keluarga yang harmonis dan agamis dalam arti orang tua memberikan kasih sayang, perhatian, serta bimbingan  cenderung berperilaku positif. Adapun anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga broken home , kurang agamis, dan disharmonisakan cenderung mengalami destruksi.
Kebanyakan siswa yang merokok berorientasi kepada keluarga yang salah satu atau kedua orangtuanya mempunyai kebiasaan merokok. Kurangnya bimbingan , keluarga tidak harmonis akan menjadi pemicu anak untuk merokok
3)     Factor sekolah
Factor sekolah adalah factor yang berasal dari lingkungan sekolah. Factor sekolah berupa kedisiplinan sekolah dan cara guru mendidik. Sekolah yang kurang menerapkan disiplin, peserta didiknya cenderung bertingkah semaunya. Prilaku guru yang merokok meskipun saat istirahat diruang kantor dapat juga menjadi masalah bagi siswa- siswanya untuk mencontoh perilaku guru.
4)     Faktor masyarakat
Factor masyarakat berarti factor yang berasal dari lingkungan masyarakat, dimana anak bertempat tinggal. Lingkungan masyarakat yang aman dan kondusif akan membentuk prilaku positif anak, sebaliknya lingkungan masyarakat yang kurang kondusif dalam arti kurang menerapkan budaya hidup yang baik, misalnya penjudi, peminum dan perokok, menjadikan anak berprilaku tidak baik, selain itu penayangan iklan rokok di media televise yang memberikan kesan rokok sebagai symbol kekuatan dan kejantanan lebih cenderung mendorong siswa untuk merokok
5)     Faktor teman sebaya
Faktor teman sebaya beraal dari teman pergaulandalam kelompok.Anak yang kurang mendapat perhatian dan kurang bimbingan  keagamaan biasanya kurang selektif dalam memilih teman dan mudah sekali terpengaruh 0leh sifat dan perilaku kelompoknya ( Syamsul  Y.2002 : 123 ) berdasarkan pengamatan di lapangan  ternyata tidak sedikit anak yang menjadi perokok , Peminum MIRAS, pergaulan bebas, karena pengaruh perilaku teman sebaya
6)     Bahan Rokok dan pengaruh kandungan Rokok
a)     Bahan Rokok
Rokok dibuat dari bahan utama adalah tembakau yang dirajang kemudian
Dikeringkan ditambah cengkeh dll. Bahan kedua Rokok adalah pembungkus yang dibuat dari berbagai jenis bahandiantaranya kertas jagung yang di keringkan / Klobot, daun tembakau kering ( Cerutu )
b)     Pengaruh Kandungan Rokok
Bahan Kimia yang terdapat dalam asap rokok dapat berpengaruh terhadap kesehatan. Adapaun bahan kimia tersebut adalah :
a.      Nikoten
Nikoten bersifat toksin terhadap syaraf dengan stimulus defiasi akan menyebabkan tekanan darah naik, Denyut jantung bertambah, Kontraksi otot jantung, dan Jantung Koroner. Nikoten mengakibatkan ketagihan terhadap rokok
b.     Tar
Tar merupakan partikel rokok sesudah kandungan Nikoten. Beberapa komponen zat kimia bersifat karsinogen ( pembentuk Kanker )
c.      Timah Hitam
Merupakan partikel asap rokok dapat mengakibatkan flek Paru – Paru . Kelebihan timah hitam pada perokok juga menyebabkan penyakit Anemia. Pada otak mengakibatkan Hiperaktif pada anak dan problem sifat lain.
c)     Bahaya Merokok
Bahanya yang ditimbulkan dari asap rokok adalah sebagai berikut :
a.      Merusak Jantung
b.     Menghambat sirkulasi darah
c.      Kanker Paru – Paru
d.     Hipertensi
e.      Pengerasan dan Penyempitan pembuluh darah
f.      Membunuh Janin bagi wanita hamil
g.     Merusak system Pencernaan
h.     Memperbanyak penyakit

                II.          BimbinganKelompok  
1.PengertianBimbinganKelompok                                                                                                   Menurut Kurbi. Bimbingan Kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilaksanakan dengan cara memberikan informasi dan data – data dalam usaha untuk mengembangkan tingkah laku yang baik dari individu ( April : 1971 )
Pengertian  Bimbingan Kelompok merupakan suatu proses pemberian bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada sejumlah konseli / klien pada waktu yang sama. Jumlah dapat bervariasi  idealnya 6 orang, meskipun dapat berkisar antara 4 sampai 8 orang ( Banun sri haksasi,2009 )
Bimbingan kelompok dilaksanakan dengan menghidupkan dinamika kelompok dalam membahas berbagai hal yang berguna bagi perkembangan pribadi peserta didik. Pencegahan dan pengentasan masalah yang dialami anggota kelompok sebagai pengembangan pribadi. Bimbingan kelompok dapat dipakai sebagai sarana membahas masalah – masalah yang actual dan penting yang berkembang di masyarakat yang relevan dengan masalah kelompok melalui pembahasan masalah  yang di maksud. Masing  - masing anggota kelompok dapat mengambil sikap yang terbaik dalam bertindak berdasarkan pengetahuan yang telah dikuasai.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengrtian Bimbingan Kelompok adalah merupakan salah satu jenis layanan bimbingan yang diberikan kepada sejumlah orang atau beberapa orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk memperoleh informasi dan pemahaman baru dari topic yang dibahas.

2.     Tujuan Bimbingan Kelompok.
Bimbingan Kelompok bertujuan  :
a.      Untuk mengembangkan kompetensi diri / kepribadian antara lain berani mengemukakan pendapat dimuka umum , berani menanggapi pendapat orang lain , mampu bertenggang rasa, berani menyampaikan ide dan pengalamannya serta dapat mengembangkan bakat dan minat anggota kelompok.
b.     Memperoleh Informasi dan pemahaman baru dari topic yang dibahas dalam berbagai aspek kehidupan.

3.     Fungsi Bimbingan Kelompok
LayananBimbinganKelompokberfungsiuntukPemahaman,Pengembangan, Pengentasan dan Pencegahan
4.     Asas – asas Bimbingan Kelompok
1). Asas Kesukarelaan : Setiap Anggota Kelompok diharapkan secara  suka rela menyampaikan pendapat , tidak memaksakan kehendakatau menekan.
2). Asas Keterbukaan : Agar kegiatan Kelompok menjadi dinamis diharapkan anggota untuk lebih terbuka , tanpa menutupi masalah yang sedang dialami, jujur, tidak malu – malu, tidak malas, tidak”sungkan” karena mengganggu suasana yang terkait dihatinya.
3). Asa kegiatan : Partisipasi semua anggota kelompok sangat diharapkan agar kegiatan menjadi lebih bermakna.
4). Asas Kenormatifan : Diharapkan dalam menyampaikan ide, Pendapat, Pengalaman dengan gaya bahasa yang baik dan benar dengan tidak menyudutkan anggota kelompok.
5). Asas Kerahasiaan : Apabila dalam pembicaraan nantinya berkaitan dengan kehidupan seseorang ( dalam anggota kelompok ) diharapkan semua anggota kelompok untuk merahasiakannya seperti masalah klien tanpa seijinnya tetap dirahasiakan ( tidak boleh ) diungkapkan sekalipun dengan orangtuanya.

5.     Materi Bimbingan Kelompok.
Topik atau persoalan umum diluar diri pribadi yang pernah dilihat, didengar, dibaca dari berbagai media masa, yang berkaitn dengan bidang pengembangan pribadi, social, belajar, karir, kehidupan berkeluarga dan beragama.


A)   Macam – Macam Kelompok
Dalam Psikologi social dikenal adanya beberapa macam kelompok. Pembagian Kelompok sesuai dengan dasar pengelompoannya sebagai berikut :
I.                 Kelompok Sosial ( Sosial Group )
Kelompok ini terdiri dari  kelompok Primer dan kelompok secunder
a.      Kelompok Primer adalah kelompok yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang langsung akrab, tidak formil, kerja sama yng kompak dan  intensitas pertemuan sering. Misalnya keluarga, teman sepermainan. Kerjasama baik saling membantu pembagian tugas atas dasar kesukarelaan.
b.     Kelompok sekunder  adalah kelompok kebalikan dari kelompok primer  yaitu adanya formalitas pemimpin dan anggota , dibentuk dengan tujuan khusus, bersifat Formalitas, Pertemuan terjadi pada saat ditentukan
1.     Kelompok Permanen dan kelompok Temporer
Kelompok permanen ikatannya berlangsung lama, sedang kelompok Temporer sebentar. yang membedakan Kelompok permanen dan Kelompok temporer adalah tujuannya.
Kelompok Permanen memiliki tujuan yang luas , membutuhkan waktu yang lama, untuk mencapai tujuan nya melalui banyak kegiatan
Kelompok Temporer Memiliki tujuan  cukup sederhana , jika tujuan telah tercapai maka selesai.
2.     Kelompok Formal dan kelompok informal
Kelompok Formal memiliki formalitas dalam pembentukannya, memiliki aturan – aturan tertentu, biasanya tertulis . Kelompok Formal juga memiliki ketua dan anggota – angggotanya
Kelompok Informal tidak memiliki Formalitas pembentukannya , tidak memiliki aturan tertulis, tidak ada formalitas  kepengurusan , kapan terbentuk dsb.
3.     In Group dan Out Group
In Group adalah Kelompok yang anggotanya secara sadar mengindentifikasi dirinya, melihat dirinyad an keikut sertaannya dalam kegiatan kelompok ditentukan oleh sikap – sikapnya. Misalnya sikap membantu, memikirkan dan bekerjasama
Dalam Out Group jika individu tidak melibatkan dirinya dalam kegiatan kelompok maka tidak di ikut sertakan oleh kelompoknya
4.     Kelompok tertutup dan Kelompok Kontinu
Kelompok tertutup biasanay mempertahankan pola – pola yang lama , keanggoataan dibatasi, dan tidaqk melibatkan orang lain dalam kegiatan kelompok.
Kelompok Kontinu biasanya terdpat dalam organisasi yang cukup besar  bersifat tetap serta serta umumnya terikat oleh suatu kepentingan yang besar. Kelompok ini menumbugkan komunikasi pemecahan masalah, Penerimaan dan proses kesiapan untuk menerima anggota baru dalam kelompok
B)    Dinamika dalam kelompok
Dinamika kelompok adalah Merupakan suatu Wadah daalm arti wadah yang hidup, bergerak, selalu berdenyut, selzlu aktif dalam rangka membantu individu – individu untuk dapat secara mandiri maupun secara bersama – sama memecahkan maalahnya. Maka dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pelaksanaan Bimbingan Kelompok dalam usaha membantu individu – individu dalam rangka memecahkan masalahnya bermaksud memanfatkan dinamika kelompok sebagai mediasinya.
Menurut Pendapat Cartwright dan Zander dalam bukunya Group dynamics. ( 1968 ) Bahwa Istilah yang popular dan akrab dipergunakan untuk dinamika kelompok sejak perang dunia II. Patut disayangkan bahwa penggunaan istilah dinamika kelompok banyak dalam sirkulasi yang sempit, sehingga menyebabkan pengertian dinamika kelompok tidak tepat dan menyimpang. Penggunaan istilah dinamika kelompok sering kali dikaitkan dengan semacam idiologi politik mengenai bagaimana cara mengorganisir dan mengelola suatu kelompok. Idiologi ini menekankan betapa pentingnya demokrasi  itu diterapkan dalam kepemimpinan, Partisipasi dari anggota – anggota dalam pengambilan suatu keputusan, serta mempercepat kemajuan masyarakat, atau untuk menggerakkan individu secara terus menerus dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan kerjasama dalam kelompoknya.

C)   Keanggotaan kelompok
Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses kehidupan kelompok . tanpa anggota tidaklah mungkin ada kelompok kegiatan ataupun kehidupan kelompok  itu sebagian besar didasarkan atas peranan para anggotanya.Bahkan lebih dari itu dalam batas – batas tertentu anggota kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa kehadiran peranan pemimpin kelompok sama sekali.Bisa dikatakan anggota kelompok adalah badan dan jiwa kelompok itu.
Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih anggata kelompok sebelum suatu kelompok dibentuk  adalah :
1)     Jenis Kelompok
Untuk tujuan – tujuan tertentu diperlukan pembentukan jenis kelompok misalnya kelompok SMP. Kelompok SMA, Jenis kelamin Pria atau wanita . tergantung topic yang di bahas. Namun demikian pertimbangan tentang keragaman aatupun keseragaman jenis  anggota kelompok ini pada umumnya didasarkan pada tujuan – tujuan tertentu yang akan dicapai dalam kegiatan kelompok  itu
2)     Umur
Tentang umur, pada umumnya dinamika kelompok lebih baik dikembangkan  dalam kelompok – kelompok dengan anggota seumur
3)     Keragaman atau keseragaman dalam anggota kepribadian kelompok dapat membawa keuntungan ataupun kerugian tertentu. Jika perbedaan diantara anggota kelompok sangat besar , maka komunikasi diantara angota kelompok akan mengalami masalah , sebaliknya jika kesamaam diantara anggota kelompok sangat besar , maka hasilnya dapat merugikan , yaitu dinamika kelompok akan kurang hangat. Misalnya kelompok yang semua anggotanya termasuk tidak pandai bergaul maka tidak akan mampu meningkatkan ketrampilan anggotanya itu dalam pergaulan.
Sedangkan kelompok dengan anggota campuran akan secara nyata mampu meningkatkan kemampuan anggota - anggotanya yang tidak pandai. Tampaknya anggota – anggota pandai bergaul itu menjadi contoh bagi kawan – kaannya yang kurang pandai
4)     Hubungan awal
Keragaman dan keseragaman anggota kelompok juga menyangkut hubungan awal para anggota kelompok itu.
Sebelumkegiatan kelompok dimulai keakraban dapat mewarnai hubungan antar anggota kelompok, jika diantara anggota kelompok sudah saling mengenal dengan baik , sebaliknya jika diantara anggota  kelompok belum saling mengenal maka suasana akan terasa asing. Namun demikian suasana seragam atau beragam dalam hubungan awal akan tergantung tujuan dari kegiatan kelompok itu.Mungkin anggota yang seragam akan lebih cepat menyelesaikan tugas dengan baik, sebaliknya untuk kelompok bebas khususnya dengan tujuan kmampuan hubungan social dengan orang baru , anggota – anggota kelompok yang beragam akan lebih dapat memenuhi sasaran
5)     Peranan Anggota kelompok
Dinamika kelompok merupakan kondisi yang harus dihidupkan dalam kegiatan berkelompok. Peran anggota kelompok  sangat penting di dalam menghidupkan kegiatan berkelompok, kaena hidup an tidknya kegiatan berkelompok tergantung partisipasi masing – masing anggota kelompok. Adapun peran anggota kelompok diantaranya :
a.      Ikut membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok
b.     Mencurahkan semua perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok
c.      Berusaha agar apa yang disampaikan dapat membantu tujuan bersama
d.     Membantu tersusunnya aturan kelompok dan mematuhinya
e.      Ikut berperan aktif dalam seluruh kegiatan kelompok
f.      Mampu berkomunikasi dengan baik dan terbuka
g.     Berusaha membantu yang lain
h.     Memberikan kesempatan kepada anggota yang lain untuk juga menjalankan perannya
i.       Menyadari pentingnya kegiatan kelompok












B.    Kerangka Berpikir
Berdasarkan telaah teori dan pendapat para pakar pada uraian diatas maka penyelesaian masalah siswa pada perilaku merokok melalui Bimbingan Kelompok dapat di formulasikan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut ini


Sekolah dan       Tat a Tertib sekolah
 
Layanan
Bimbingan
Kelompok
 

Tidak Merokok
 

Merokok
 

Siswa               kelas VIII
 















                                                            Gambar 1
                                                Skema kerangka berpikir

Dari scema kerangka berpiki dapat dilihat bahwa terdapat  kesenjangan pemenuhan tata tertib sekolah antara harapan dan kenyataan. Upaya untuk menegakkan Tatatertib sekolah  khususnya siswa  yang merokok di lingkungan sekolah ditempuh dengan jalan memberikan layanan Bimbingan Kelompok. Setelah siswa yang bermasalah merokok di lingkungan sekolah diberi layanan Bimbingan kelompok diharapkan Siswa  tidak merokok



C.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian Pustaka dan Kerangka berpikir yang telah diformulasikan, Hipotesis Tindakan Kelas ini adalah “Penggunaan Metode Bimbingan Kelompok dapat  merubah perilaku siswa  Tidak merokok pada siswa kelas VIII  pada siswa SMPN2 Mojolaban. Semester 1 Tahun Pelajaran 2012 / 2013”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar