Upaya peningkatan kesadaran mematuhi tata tertib berpakaian melalui layanan bimbingan konseling pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Nguter tahun 2012
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian
tindakan kelas dilaksanakan di SMP Negeri 2 Nguter yang terletak di Kabupaten
Sukoharjo, semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
B. Subyek Penelitian
Subyek
penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Nguter yang
berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 13 siswa putra dan 8 siswa putrid, serta
guru (peneliti).
C. Data dan Sumber Data
Data yang
dikumpulkan peneliti berupa informasi tentang motivasi belajar peserta didik
kelas VIII E, data ini dikumpulkan dalam berbagai sumber
sebagai berikut :
1.
Informan
atau nara sumber, yaitu guru dan siswa
2.
Tempat
berlangsungnya proses pembelajaran, dan aktivitas-aktivitas lain yang berkaitan
dengan permasalahan tersebut diatas.
3.
Dokumen
atau arsip, yang berupa kurikulum, RPP, dan buku penilaian, dan daftar
kelas.
D. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik non tes yang digunakan
pada penelitian ini ada 3, yaitu : observasi, wawancara, dan jurnal.
a. Observasi
Observasi digunakan untuk
mengetahui tentang respon dan motivasi siswa terhadap proses belajar
mengajar dengan memanfaatkan lantai ubin.
b. Wawancara
Wawancara digunakan untuk
mengetahui tanggapan dan sikap siswa terhadap
pemanfaatan lantai ubin
dalam pembelajaran matematika, mengetahui faktor penyebab siswa kurang
dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan motivasi yang menjadikan
siswa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Jurnal
Jurnal digunakan untuk
mengetahui berbagai gejala yang muncul dan tercatat pada saat pembelajaran dengan memanfaatkan lantai ubin.
E. Validitas Data
Konsep validitas dan
reliabilitas instrumen maupun data dalam penelitian tindakan kelas ini
menggunakan jenis validasi practical validity/reliability, artinya sepanjang
anggota kelompok penelitian tindakan ini memutuskan bahan instrumen dinyatakan
valid dan reliabel maka dapat digunakan. Untuk meningkatkan validasi peneliti
menggunakan acuan strategi, meningkatkan validasi yang
dikemukakan oleh Lather (Suharsini Arikunto, Suhardjono & Supardi, 2006 :
128) yaitu sebagai berikut :
1. Face
Validity (Validitas Muka)
Validitas muka ini dilakukan dengan
setiap anggota kelompok penelitian saling mengecek, menilai dan memutuskan
validitas instrumen atau data dalam proses kolaborasi.
2. Triangulation
(Triangulasi)
Triangulasi yang dilakukan pada
penelitian ini adalah triangulasi instrumen yaitu dengan menggunakan berbagai
instrumen. Sebagai contoh data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil
tes akan ditriangulasi dengan lembar pengamatan motivasi siswa dan jurnal kegiatan. Triangulasi
data dilakukan untuk validasi data dan sebagai bahan mencari akar permasalahan
terhadap temuan dalam kegiatan penelitian.
3. Critical
Reflection (Refleksi Kritis)
Refleksi kritis dilakukan dengan
cara tetap mempertahankan mutu refleksi pada setiap siklus penelitian. Mutu
refleksi ini berkaitan dengan analisis terhadap pelaksanaan tindakan yang
menyangkut kelebihan dan kekurangan yang ditemukan selama siklus penelitian.
4. Catalityc Validity (Validitas
Pengetahuan)
Validitas pengetahuan ini dilakukan
dengan cara meningkatkan pemahaman pengetahuan peneliti sehingga peneliti mampu
mendorong pada adanya perubahan (improvement).
F. Teknik Analisis
Data
Teknik yang digunakan adalah teknik deskriptif analitik dengan uraian
sebagai berikut, data kualitatif yang diperoleh dari
observasi, wawancara dan jurnal diklasifikasikan berdasarkan
aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis. Data kualitatif pada aspek motivasi siswa dikorelasikan pada setiap siklus sebagai dasar untuk mendeskrispsikan keberhasilan pembelajaran dengan pemanfaatan lantai ubin yang di tandai meningkatnya motivasi belajar siswa secara klasikal dan perubahan tingkah laku yang
menyertainya.
G. Indikator Kinerja
Keberhasilan tindakan pada penelitian
tindakan ini adalah meningkatnya motivasi
belajar siswa. Apabila terdapat kecenderungan meningkatnya motivasi siswa
sebelum siklus, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya. Tindakan yang dipilih pada siklus ini
direncanakan berdasarkan hasil refleksi dari tindakan pada siklus sebelumnya.
H. Prosedur
penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan
tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktek pembelajaran dengan meminimalisir permasalahan
yang dihadapi siswa maupun kesulitan-kesulitan yang ditemukan guru pada saat
mengadakan proses pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melaui 4 tahap
yaitu ; (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi.
|
Perencanaan
|
|
SIKLUS
I
|
|
Pelaksanaan
|
|
Refleksi
|
|
Pengamatan
|
|
Refleksi
|
|
SIKLUS
II
|
|
Pelaksanaan
|
|
Perencanaan
|
|
Pengamatan
|
|
?
|
Gambar 2. Bagan Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan
awal setiap siklus. Secara rinci langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Kompetensi
Dasar (KD) yang akan dilaksanakan.
b. Membuat
instrumen soal yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang digunakan untuk
pre test dan post test.
c. Membuat
lembar observasi yang digunakan untuk merekam aspek
motivasi belajar siswa yang meliputi : antusias bertanya, antusias menjawab,
dan antusias bekerja.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran
pada setiap siklus direncanakan sebagai berikut :
1. Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Konsep
pelajaran pada siklus ini terdiri :
a. Pengertian gradien garis lurus.
b. Mencari gradien persamaan garis lurus.
c. Pengertian gradien garis lurus
yang positif.
d. Pengertian gradien garis lurus yang negatif.
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Tahap 1 : Orientasi Siswa Pada Situasi Masalah.
a. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
b. Melakukan absensi dan memberi apresiasi pada siswa yang hadir.
c. Memberikan
rasa simpati dan mendoakan bagi yang berhalangan hadir.
d. Apersepsi, yaitu melalui tanya
jawab mengingat kembali tentang bentuk aljabar.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Memotivasi siswa, dengan
memberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi gradien garis lurus.
2. Kegiatan
Inti (50 menit)
Eksplorasi
Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar
a. Guru membentuk kelompok (4-5 anggota), memilih seorang untuk menjadi ketua kelompok.
1)
Siswa membentuk
kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen dan memlilih
seorang untuk menjadi ketua kelompok.
2)
Melalui
mobil mainan siswa menyebutkan pengertian gradien
3)
Melalui
mencermati tali pramuka siswa
dapat menentukan gradien
4)
Melalui
mencermati tali pramuka siswa dapat menjelaskan gradien positif dan yang negatif.
5)
Di dalam kelompok,
bekerja sama menyelesaikan LKS
Elaborasi
Tahap 3 : Membimbing Penyelidikan individual
maupun kelompok
1)
Siswa diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk berfikir dan bertindak menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi.
2)
Agar kegiatan diskusi
kelompok berjalan dengan lancar, diperlukan pemantauan dengan berkeliling untuk
memotivasi dan memfasilitasi siswa dalam belajar.
Konfirmasi
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya siswa
1)
Setiap
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, yaitu menyampaikan
cara menyelesaikan masalah dan alasan atas jawaban permasalahan tersebut. Kelompok yang lain menanggapi hasil kerja
kelompok yang presentasi.
2)
Diberikan
penguatan terhadap jawaban siswa, yaitu dengan mengacu pada jawaban siswa dan
melalui tanya jawab membahas penyelesaian masalah yang dipresentasikan.
Kegiatan Penutup (20 menit)
Tahap 5 : Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
a.
Melalui tanya jawab merefleksikan kegiatan yang
telah dilakukan, yaitu materi yang sudah dikuasai siswa, materi yang belum
dipahami dengan baik, apa sebabnya belum menguasai materi dengan baik, dan
alternative tindakan berikutnya.
b.
Melalui
Tanya jawab, membuat kesimpulan cara menetukan gradien sebuah garis lurus
c.
Post-tes.
3. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan pembelajaran baik terhadap proses tindakan, efek tindakan
maupun terhadap hasil tindakan yang dilakukan. Observasi dilakukan untuk
merekam semua aktivitas dan kemampuan yang ditunjukkan siswa selama kegiatan
pembelajaran. Pada observasi ini dilakukan pengamatan terhadap jalannya proses
pembelajaran, setiap aspek dicatat pada lembar pengamatan yang telah tersedia
pada setiap kali pertemuan, kemudian hasilnya akan digunakan sebagai bahan
refleksi.
4. Refleksi
Refleksi dalam kegiatan
penelitian tindakan ini dilaksanakan pada setiap akhir siklus penelitian.
Refleksi dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi dan
masalah yang muncul selama kegiatan penelitian. Refleksi juga dilakukan untuk
mengevaluasi tindakan setiap siklus. Kelebihan yang ditemukan pada satu siklus
akan berusaha dipertahankan sedangkan kekurangan yang dijumpai pada satu siklus
akan diperbaiki pada siklus berikutnya dengan cara merencanakan ulang
kekurangan yang dijumpai tersebut pada siklus berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar