Kamis, 28 Juli 2016

Bab IV: UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PATUH SISWA KELAS VIID TERHADAP TATATERTIB SEKOLAH MELALUI KONSELING BEHAVIORISTIK SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN AJARAN 2012/2013



UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PATUH SISWA KELAS VIID TERHADAP TATATERTIB SEKOLAH MELALUI KONSELING BEHAVIORISTIK SMP NEGERI 2 GATAK
TAHUN AJARAN 2012/2013



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.     Diskripsi Kondisi Awal
Pada SMP Negeri 2 Gatak masalah yang sering terjadi adalah masalah masih banyaknya siswa yang kurang bisa melaksanakan tata tertib sekolah dengan adanya pelanggaran-pelanggaran tersebut akan mengakibatkan terganggunya proses belajar mengajar bahkan materi pelajaran yang seharusnya sudah selesai menjadi tidak bisa diselesaikan pada waktu yang sudah ditentukan, dengan kata lain guru harus mengulang kembali pelajaran yang telah lalu. Pelanggaran tata tertib yang dilakukan apabila dibiarkan akan berdampak pada siswa lain. Kadang siswa yang sudah trtib menjadi ikut-ikutan atau coba-coba melanggar meski dalam tingkat yang sangat kecil. Hal ini bila dibiarkan begitu saja akan berakibat terjadinya penurunan sikap patuh siswa terhadap tata tertib. Maka masalah ini harus secepatnya diberi tindakan layanan bimbingan yaitu dengan konseling behavioral terhadap siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah. Sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancer.
B.     Dikripsi Pra Tindakan Kelas
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa perlu dipantau setiap hari melalui daftar catatan siswa terlambat, catatan anekdat(kejadian sehari-hari) juga catatan dari guru-guru mata pelajaran. Data penelitian tindakan disajikan dengan mengikuti langkah-langkah konseling behavioral sebagai berikut.
a)     Assessment
Dilaksanakan observasi terhadap kondisi lingkungan. Pada saat munculnya tingkah laku pelanggaran tata tertib observasi awal dilaksanakan selama 3 kali yaitu pada minggu II, minggu lll dan minggu ke lV bulan November 2012 dari 3 kali observasi tersebbut diperoleh data
Kondisi lingkungan pada saat munculnya tingkah laku pelanggaran tata tertib.
Setting saat sebelum masuk kelas
Asistenden
Tingkah laku
Konsekuensi
Aktivitas siswa mencari tepat duduk
Guru mempersilakan masuk
Terlambat datang
Pakaian tidak rapi
Guru memperingatkan
Teman-teman membiarkan
Setting pada saat KBM
Asistenden
Tingkah laku
Konsekuensi
Siswa tidak bawa buku, berbicara sendiri, keluar masuk ruangan, sering tidak masuk
Tidak membaca buku
Mengobrol sendiri
Sering kebelakang
Pakaian tidak rapi
Guru mempringatkan
Teman membiarkan
Setting setelah istirahat kedua
Asistenden
Tingkah laku
Konsekuensi
Siswa bosen merasa terkekang
Ramai dikelas
Mengantuk
Baju dikluarkan
Guru memperingatkan
Table 1
Frekuensi kemunculan pelanggaran tata tertib selama tiga kali observasi
No
Nama
Aspek yang diobservasi
Setting / waktu
Frekuensi Observasi
Rata-rata
l
ll
lll
1
Rohmadi VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
3
2
1
2
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
2
3
2
2.3
3.Sering kebelakang
Saat KBM
3
2
2
2.3
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
2
2
2
2
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
3
4
3
3.3
6.Sering mengantuk
Saat KBM
2
2
1
1.3
2
Wahyu Wicaksono VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
2
1
2
1.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
3
4
2
3
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
2
1
1.3
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
3
3
3
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
3
3
3
3
6.Sering mengantuk
Saat KBM
4
3
4
3.7
3
Satria Bintas VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
3
0
2
1.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
2
1
1.3
3.Sering kebelakang
Saat KBM
4
3
4
3.7
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
4
4
3
3.7
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
2
2
2
2.0
6.Sering mengantuk
Saat KBM
0
-
-
-
4
Pandu Prilanto VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
1
2
1
1.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
3
3
2
2.7
3.Sering kebelakang
Saat KBM
3
2
2
2.3
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
2
2
2
2
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
4
4
3
3.7
6.Sering mengantuk
Saat KBM
4
3
3
3.3

Sumber data: Lampiran 1.
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa:
a.   Setting sebelum pelanggaran di mulai setiap hari dalam 3 minggu hasil observasi diketahui tingkah laku terlambat datang yag dilakukan diperoleh frekuensi kemunduran pada klien 1 sebanyak 6 kali, klien 2 sebanyak 5 kali, klien 3 sebanyak 4 kali, klien 4 sebanyak 4 kali.
b.   Setting pada saat pelanggaran
1.   Setting pada saat tidak bawa buku pelajaran frekuensi kemunculan pada klien 1 sebanyak 6 kali, klien 2 sebanyak 5 kali, klien 3 sebanyak 5 kali, klien 4 sebanyak 4 kali.
2.   Setting pada saat sering kebelakang frekuensi kemunculan pada klien 1 sebanyak 7 kali, klien 2 sebanyak 4 kali, klien 3 sebanyak 11 kali, klien 4 sebanyak 7 kali.
3.   Setting pada saat berbicara disaat guru menerangkan frekuensi kemunculan pada klien 1 sebanyak 6 kali, klien 2 sebanyak 5 kali, klien 3 sebanyak 5 kali, klien 4 sebanyak 4 kali.
4.   Setting pada saat seragam tidak lengkap frekuensi kemunculan pada klien 1 sebanyak 6 kali, klien 2 sebanyak 5 kali, klien 3 sebanyak 5 kali, klien 4 sebanyak 4 kali.

c.    Setting setelah istirahat ke dua dilakukan pada waktu 3 minggu hasil observasi diketahui bahwa kemnculan pelanggaran pada kejenuhan mengikuti pelajaran frekuensi kemunculan pada klien 1 5 kali, klien 2 sebanyak 11 kali, klien 3 sebanyak 0 kali, klien 4 sebanyak 10 kali.
Hasil wawancara dengan subyek pada sessi pertama
      Pada awal pembicaraan subyek tidak menyadari keadaan dirinya, bahwa tingkah laku pelanggarannya akan merugikan diri sendiri. Disamping itu menganggu orang lain terutama teman sekelasnya. Guru berusaha membantu subyek dalam memahami dirinya sehingga perlahan tetapi pasti dengan wawancara sampai subyek memperoleh pemahaman diri yang berkaitan tingkah laku pelanggara tata tertib menjadi berubah mematuhi tata tertib sekolah.

b)     Goal Setting
Guru memanggil subyek untuk wawancara session ke dua. Berdasarkan hasil wawancara pada session kedua dapat disimpulkan bahwa subyek berkeiinginan untuk mematuhi tata tertib sekolah. Subyek, guru menunujukan sikap hangat, bersahabat dan akrab. Selanjutnya subyek bersedian untuk mengubah tibgka lakunya dengan bantuan guru.
            Pada session kedua tersebut guru membantu subyek untuk merumuskan tujuan perubahan sikap yang menjadi penyebab pelanggaran tata tertib. Perusahaan yang diinginkan adalah perubahan sikap tidak patuh menjadi patuh kepada tata tertib sekolah. Tujuan perubahan sikap tersebut merupakan kesepakatan subyek dan guru.
            Dari persetujuan akselerasi yang telah dibuat tersebut selanjutnya subyek dengan bantuann guru merumuskan tujuan yang lebih khusus yang ingin dicapai  oleh subyek adalah sebagai berikut:
1)     Tujuan perubahan saat sebelum pelajaran dimulai yaitu: datang tidak terlambat.
2)     Tujuan saat KBM: membawa buku pelajaran, memperhatikan guru saat menerangkan, tidak keluar masuk saat pelajaran, memakai atribut mampu seragam secara tertib, tidak ramai saat kosong.
3)     Tujuan perubahan setelah jam istirahat ke ll. Siswa memprhatian, tida gaduh, pakaian tetap rapi dan tidak mengatuk.
Data selanjutnya yang diperoleh pada saat goal setting yaitu data tentang strategi perubahan yang ditemukan guru atas persetujuan subyek. Guru menerapkan teknik Aversion Therapy sebagai mana tertera pada bagian berikut ini.
1)     Setting saat sebelum masuk kelas(bel masuk) pelajaran dimulai
Antesenden
Tingkah laku
Konsekuensi
Sebelum pelajaran dimulai
Datang sekolah terlambat
Guru membiarkan
Teman-temannya memberiakan/mengabaikan
Sebelum pelajaran dimulai
Subyek telah menjalani latihan assertive pada session konseling
Datang kesekolah tepat waktu
Guru memberi pujian
Teman-temanya memberikan pujian
2)     Setting saat belajar mengajar
Antesenden
Tingkah laku
Konsekuensi
Saat kegiatan belajar mengajar
 i.        Tidak membawa buku pelajaran
ii.        Atribut tidak lengkap
iii.        Berbicara sendiri
iv.        Sering ijin kebelakang
Guru membiarkan
Teman-temannya memberiakan/mengabaikan
Saat kegiatan belajar mengajar telah menyadari observasi terapi pada sessien konseling
 i.        Tidak lupa membawa buku pelajaran
ii.        Atribut lengkap pakaian rapi
iii.        Memperhatikan
iv.        Tidak sering ijin kebelakang
Guru memberi pujian
Teman-temanya memberikan pujian

3)     Setting saat setelah istirahat kedua
Antesenden
Tingkah laku
Konsekuensi
Siswa merasa bosan dan terkekang
 i.        Membuat gaduh
ii.        Tiduran
iii.        Baju dikeluarkan
Guru membiarkan
Teman-temannya memberiakan/mengabaikan
Saat sebelah istirahat kedua subyek menjalani aversion terapi pada session kondusif
 i.        Memperhatikan dengan tenang
ii.        Tidak mengantuk lagi
iii.        Baju masih tetap rapi
Guru memberi pujian
Teman-temanya memberikan pujian

c)      Implementasi Teknik
Dalam langkah implementasi teknik ini data yang diperoleh yaitu hasil wawancara session ketiga dapat dapat disimpulkan:
Guru menerapkan teknik Avertion Therappy untuk mengubah perilaku subjek malas belajar menjadi rajin belajar. Pada akhir wawancara subyek mengatakan bersedia untuk mencoba yang diterapkan guru pada setting kegiatan yang sesungguhnya.

d)     Evaluasi dan Terminasi
Pada langkah ini guru melakukan wawancara dengan subyek. Hasil wawancar dapat disimpulkan bahwa:
1)     Subyek mengatakan dirinya merasa senang dengan teknik konseling yang diberikan guru.
2)     Subyek berkeinginan untuk benar-benar mengubah tingkahlakunya setelah mengikuti bimbingan selama mengikuti konseling.
3)     Guru meyakinkan subyek, bahwa subyek sudah cukup baik dalam mengikuti proses konseling, guru menghilangkan menghilangkan kebiasaan melanggar tata tertib sekolah.

e)     Hasil Pelaksanaan Observasi Akhir
Observasi dilakukan untuk mengetahui kemunculan penyebab ketidak patuhan siswa terhadap tata tertib (ssaran deselerasi) dan tingkah laku yang diharapkan (sasaran akselerasi). Adapun tingkah laku yang dimaksud dapat dilihat pada table:
No.
Sasaran Deselerasi
Sasaran Akselerasi
1
Datang terlambat
Datang tepat waktu
2
Atribut tidak lengkap
Seragam lengkap dan rapi
3
Tidak membawa buku
Membawa buku pelajaran
4
Mengobrol saat diterangkan
Tenang mendengarkan
5
Sering ijin kebelakang
Mengikuti dengan tertib
6
Sering tidak masuk
Rajin masuk sekolah

Deskrepsi Hasil siklus 1
Berikut ini adalah data hasil observasi selama 3 minggu dari masing-masing observer
Tabel 2 frekuensi kumpulan sikap tidak patuhan selama tiga kali oleh observasi pada siklus 1
No
Nama
Aspek yang diobservasi
Setting / waktu
Frekuensi Observasi
Rata-rata
l
ll
lll
1
Rohmadi VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
1
1
1
1
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
2
1
1.7
3.Sering kebelakang
Saat KBM
2
1
1
1.3
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
2
2
1.7
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
2
1
1
1.3
6.Sering mengantuk
Saat KBM
1
1
1
1
2
Wahyu Wicaksono VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
1
1
0
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
2
2
2
2
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
1
1
1
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
2
2
1.7
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
3
2
2.3
6.Sering mengantuk
Saat KBM
0
2
2
1.3
3
Satria Bintas VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
0
1
1
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
1
1
1
3.Sering kebelakang
Saat KBM
2
1
1
1.3
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
2
3
2
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
1
1
0.3
6.Sering mengantuk
Saat KBM
-
-
-
-
4
Pandu Prilanto VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
1
1
0
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
2
1
2
1.7
3.Sering kebelakang
Saat KBM
2
1
1
1.3
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
1
2
1.3
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
2
3
1
2
6.Sering mengantuk
Saat KBM
1
1
1
1








Table.3
Frekuensi kumpulan sikap tidak patuhan selama tiga kali oleh observasi pada siklus 2
No
Nama
Aspek yang diobservasi
Setting / waktu
Frekuensi Observasi
Rata-rata
L
ll
lll
1
Rohmadi VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
1
1
1
1
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
2
1
1.7
3.Sering kebelakang
Saat KBM
2
1
1
1.3
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
2
2
1.7
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
2
1
1
1.3
6.Sering mengantuk
Saat KBM
1
1
1
1
2
Wahyu Wicaksono VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
1
1
0
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
2
2
2
2
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
1
1
1
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
2
2
1.7
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
3
2
2.3
6.Sering mengantuk
Saat KBM
0
2
2
1.3
3
Satria Bintas VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
0
1
1
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
1
1
1
3.Sering kebelakang
Saat KBM
2
1
1
1.3
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
2
3
2
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
1
1
0.3
6.Sering mengantuk
Saat KBM
-
-
-
-
4
Pandu Prilanto VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
1
1
0
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
2
1
2
1.7
3.Sering kebelakang
Saat KBM
2
1
1
1.3
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
1
2
1.3
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
2
3
1
2
6.Sering mengantuk
Saat KBM
1
1
1
1
Analisa hasil observasi siklus 1
Berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan oleh observasi 1 dan observasi 2 dilakukan analisis sebagai berikut
Tabel 4
frekuensi kumpulan sikap tidak patuhan selama tiga kali oleh observasi pada observasi 1 dan observasi 2
No.
Nama
Aspek yang diobservasi
Observasi 1
Observasi 2
Rata-rata
1
Rohmadi VII D
1.Terlambat datang
1
1
1
2.Tidak bawa buku pelajaran
1.7
1.7
1.7
3.Sering kebelakang
1.3
1.3
1.3
4.Berbicara sendiri
1.7
1.7
1.7
5.Atribut tiidak lengkap
1.3
1.3
1.3
6.Sering mengantuk
1
1
1
2
Wahyu Wicaksono VII D
1.Terlambat datang
0.7
0.7
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
2
2
2
3.Sering kebelakang
1
1
1
4.Berbicara sendiri
1.7
1.7
1.7
5.Atribut tiidak lengkap
2.3
2.3
2.3
6.Sering mengantuk
1.3
1.3
1.3
3
Satria Bintas VII D
1.Terlambat datang
0.7
0.7
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
1
1
1
3.Sering kebelakang
1.3
1.3
1.3
4.Berbicara sendiri
2
2
2
5.Atribut tiidak lengkap
0.3
0.3
0.3
6.Sering mengantuk
-
-
-
4
Pandu Prilanto VII D
1.Terlambat datang
0.7
0.7
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
1.7
1.7
1.7
3.Sering kebelakang
1.3
1.3
1.3
4.Berbicara sendiri
1.3
1.3
1.3
5.Atribut tiidak lengkap
2
2
2
6.Sering mengantuk
1
1
1



Table 5
Perbandingan Data Hasil Observasi Sebelum Dan Sesudah Treatment
No.
Nama
Aspek yang diobservasi
Frekuensi tingkah laku
Sebelum Treatment
Sesudah Treatment
1
Rohmadi VII D
1.Terlambat datang
2
1
2.Tidak bawa buku pelajaran
2.3
1.7
3.Sering kebelakang
2.3
1.3
4.Berbicara sendiri
2
1.7
5.Atribut tiidak lengkap
3.3
1.3
6.Sering mengantuk
1.3
1
2
Wahyu Wicaksono VII D
1.Terlambat datang
1.7
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
3
2
3.Sering kebelakang
1.3
1
4.Berbicara sendiri
3
1.7
5.Atribut tiidak lengkap
3
2.3
6.Sering mengantuk
3.7
1.3
3
Satria Bintas VII D
1.Terlambat datang
1.7
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
1.3
1
3.Sering kebelakang
3.7
1.3
4.Berbicara sendiri
3.7
2
5.Atribut tiidak lengkap
2.0
0.3
6.Sering mengantuk
-
-
4
Pandu Prilanto VII D
1.Terlambat datang
1.7
0.7
2.Tidak bawa buku pelajaran
2.7
1.7
3.Sering kebelakang
2.3
1.3
4.Berbicara sendiri
2
1.3
5.Atribut tiidak lengkap
3.7
2
6.Sering mengantuk
3.3
1



Refleksi siklus l
            Sesuai dengan keriteria keberasilan yang telah ditetapkan pada indicator kinerja dan analisarefleksi dalam rencana tindakan, maka apabila tingkah laku  penyebab ketidak patuhan siswa terhadap tata tertib sudah dapat berkurang kemunculannya, dapat dikatakan telah mengalami kemajuan. Demikin juga degan tingkah laku yang diharapkan muncul maka disebut telah mengalami kemajuan.
            Dengan memperhatikan hasil yang dicapai pada siklus pertama tersebut, maka dapat disimpulkan upaya yang telah dilakukan untuk membantu mengatasi masalah siswa yang tidak ptuh pada tata tertib telah menampakkan hasil, meskipun belum disebut berhasil secara keseluruhan, hal in terbukti dengan telah terjadinya penurunan frekuensi kemunculann tingkah laku penyebab mengalami penurunan yang berarti yaitu rata-rata dari setiap klien masih dibawah 50%. Untuk itu perlu direncanakan kembali tindakan yang akan dilaksanankan pada siklus ke dua.
Diskripsi siklus ll
            Kerena melihat hasil pada hasil siklus l masih ada siswa yang bisa merubah sikap terhadap pelangaran yang dilakukan untuk itu dilanjutkan pada siklus dua. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut
1)     Assessment
Memulai proses wawancara akhirnya subyek menyadari masih memerlukan bantuan guna meningkatkan sikap patuh secara lebih baik. Sehubungan masih adanya beberapa penyebab ketidak patuhan kepada tata tertib sekolah.
2)      Guru Goal Setting
Dari hasil wawancara antara guru dan subyek dapat disimpulkan bahwa subyek dengan bantuan guru ingin menentukan perubahan tingkah laku.
Data tentang setrategi pengubahan tingkah laku yang dibuat oleh guru dapat dilihat pada bagian assesment siklus ll berikut
Setting saat kegiatan belajar mengajar
Antesenden
Tingkah laku
Konsekuensi
Saat kegiatan belajar mengajar
   i.     Tidak membawa buku pelajaran
  ii.     Suka kluar masuk
iii.     Ngobrol
iv.     Pakaian tidak lengkap
Guru membiarkan
Teman-temannya memberiakan/mengabaikan
Subyek mengalami  oversien therapy
   i.     Membawa buku pelajaran
  ii.     Tenang dikelas
iii.     Tidak mengobrol
iv.     Pakaian rapid an lengkap
Guru memberi pujian
Teman-temanya memberikan pujian

3)     Implementasi
Pada session ini guru berusaha menerapakan teknik untuk mengubah tingkah laku subyek dengan teknik Aversion therapy untuk merubah tingkah laku subyek menjadi memiliki sikap patuh pada tata tertib sekolah.
4)     Evaluasi
Pada session ini guru memanggil subyek untuk wawancara. Guru menjelaskan pada subyek bahwa keseluruhan proses konseling telah dianggap selesai, guru meminta subyek untuk terus berusaha memperbaiki sikapnya dan menanamkan pengertian bahwa berhasil dan setidaknya usaha subyek dalam megetahui masalahny ditentukan oleh bagaimana usaha yang dilakukan. Subyek juga memahami dirinya harus aktif berusaha untuk mengatasi masalahnya.


























Tabel 6
Hasil pelaksanaan siklus ll
Frekuensi kemunculan sikap tidak patuh selama 3 kali oleh obsever l
No
Nama
Aspek yang diobservasi
Setting / waktu
Frekuensi Observasi
Rata-rata
L
ll
lll
1
Rohmadi VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
1
-
-
0.3
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
0
1
1
0.7
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
1
1
1
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
-
-
0.3
6.Sering mengantuk
Saat KBM
-
-
-
0
2
Wahyu Wicaksono VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
0
-
-
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
1
1
1
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
1
1
1
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
1
1
1
6.Sering mengantuk
Saat KBM
-
1
-
0.3
3
Satria Bintas VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
-
-
-
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
-
1
1
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
1
-
0.7
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
-
1
0.7
6.Sering mengantuk
Saat KBM
-
-
-
0
4
Pandu Prilanto VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
-
-
-
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
1
-
0.7
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
1
1
1
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
1
1
1
6.Sering mengantuk
Saat KBM
-
1
-
0.3






Table 7
Frekuensi kemunculan sikap tidak patuh selama 3 kali oleh obsever ll
No
Nama
Aspek yang diobservasi
Setting / waktu
Frekuensi Observasi
Rata-rata
l
ll
lll
1
Rohmadi VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
1
-
-
0.3
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
0
1
1
0.7
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
1
1
1
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
-
-
0.3
6.Sering mengantuk
Saat KBM
-
-
-
0
2
Wahyu Wicaksono VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
0
-
-
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
1
1
1
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
1
1
1
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
1
1
1
6.Sering mengantuk
Saat KBM
-
1
-
0.3
3
Satria Bintas VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
-
-
-
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
-
1
1
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
1
-
0.7
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
-
1
0.7
6.Sering mengantuk
Saat KBM
-
-
-
0
4
Pandu Prilanto VII D
1.Terlambat datang
Sebelum jam dimulai
-
-
-
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
Saat KBM
1
1
-
0.7
3.Sering kebelakang
Saat KBM
1
1
1
1
4.Berbicara sendiri
Saat KBM
1
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
Saat KBM
1
1
1
1
6.Sering mengantuk
Saat KBM
-
1
-
0.3



c.      Analisil Data Siklus ll
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus ll oleh observasi I dan obsrvasi ll dilakukan analisa sebagai
Tabel 8
No.
Nama
Aspek yang diobservasi
Observasi 1
Observasi 2
Rata-rata
1
Rohmadi VII D
1.Terlambat datang
0.3
0.3
0.3
2.Tidak bawa buku pelajaran
0.7
0.7
0.7
3.Sering kebelakang
1
1
1
4.Berbicara sendiri
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
0.3
0.3
0.3
6.Sering mengantuk
0
0
0
2
Wahyu Wicaksono VII D
1.Terlambat datang
0
0
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
1
1
1
3.Sering kebelakang
1
1
1
4.Berbicara sendiri
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
1
1
1
6.Sering mengantuk
0.3
0.3
0.3
3
Satria Bintas VII D
1.Terlambat datang
0
0
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
1
1
1
3.Sering kebelakang
0.7
0.7
0.7
4.Berbicara sendiri
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
0.7
0.7
0.7
6.Sering mengantuk
0
0
0
4
Pandu Prilanto VII D
1.Terlambat datang
0
0
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
0.7
0.7
0.7
3.Sering kebelakang
1
1
1
4.Berbicara sendiri
1
1
1
5.Atribut tiidak lengkap
1
1
1
6.Sering mengantuk
0.3
0.3
0.3



Table 9
Perbandingan frekuensi kemunculan tingkah laku sasaran Sebelum Dan Sesudah Treatment adalah
No.
Nama
Aspek yang diobservasi
Frekuensi tingkah laku
Sebelum Treatment
Sesudah Treatment
1
Rohmadi VII D
1.Terlambat datang
2
0.3
2.Tidak bawa buku pelajaran
2.3
0.7
3.Sering kebelakang
2.3
1
4.Berbicara sendiri
2
1
5.Atribut tiidak lengkap
3.3
0.3
6.Sering mengantuk
1.3
0
2
Wahyu Wicaksono VII D
1.Terlambat datang
1.7
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
3
1
3.Sering kebelakang
1.3
1
4.Berbicara sendiri
3
1
5.Atribut tiidak lengkap
3
1
6.Sering mengantuk
3.7
0.3
3
Satria Bintas VII D
1.Terlambat datang
1.7
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
1.3
1
3.Sering kebelakang
3.7
0.7
4.Berbicara sendiri
3.7
1
5.Atribut tiidak lengkap
2.0
0.7
6.Sering mengantuk
-
0
4
Pandu Prilanto VII D
1.Terlambat datang
1.7
0
2.Tidak bawa buku pelajaran
2.7
0.7
3.Sering kebelakang
2.3
1
4.Berbicara sendiri
2
1
5.Atribut tiidak lengkap
3.7
1
6.Sering mengantuk
3.3
0.3







Refleksi siklus ll
Mengacu kepada kriteria keberhasilan yang telah di tetapkan, maka pada akhir siklus ll itu dapat dijelaskan tentang perubahan tingkah laku yang di capai.
Berdasarkan hasil analisis dan observasi setelah teratur, dapat dijelaskan dengan perubahan tingkah laku yang capai yaitu tingkah laku penyebab ketidak patuhan siswa telah mengalami kemajan yang berarti.
Dengan memperhatikan hasil yang dicapai pada siklus kedua tersebut, waktu dapat disimpulkan bahwa upaya yang telah dilakukan untuk membantu mengatasi masalah siswa yang tidak patuh pada tata tertib secara garis besar telah menampilkan hasil yaitu indikator datang terlambat, tidak membawa buku, suka berbicara sendiri, seragam tidak tertib, buku keluar asaat pelajaran sudah teratasi.



1 komentar: