UPAYA MENGURANGI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI
LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 2 POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Bab I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia
berkembang dengan segala sifat individualisnya. Sedangkan sebagai makluk social
manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan dorongan untuk mengadakan hubungan
dengan orang lain. Manusia sebagai makluk berkembang mengalami
perubahan-perubahan, baik pada segi jasmani maupu pada segi psikologisnya. Jika
dalam perkembangannya manusia terjerumus pada perilaku negative, misalnya
membolos sekolah, menggunakan narkoba, merokok dilingkungan sekolah yang akan
merusak masa depan mereka. Sehingga mereka tidak mampu melaksanakan tugas
perkembannya dengan baik.
Perilaku
menyimpang adalah keseluruhan semua tingkah laku remaja yang menyimpang dari
ketentuan yang berlaku dalam masyarakat, yaitu norma, etika, peraturan sekolah,
dan keluarga dan lain sebagainya (Sarwono,2001:197). Beberapa aspek dalam
perilaku menyimpang dibedakan menjadi 2 yaitu aspek lahiriah dan aspek simbolik
yang tersembunyi. Aspek lahiriah dibagi menjadi 2 yaitu Deviasi lahiriah yang
verbal berbentuk kata kata makian/kata kata kotor dan Deviasi lahiriah yang non
verbal yang berbentuk tingkah laku.
Sedangkan
aspek simbolik mencakup sikap sikap hidup, emosi dan tingkah laku yang dapat
mengembangkan aksi kejahatan dan tingkah laku menyimpang. Perilaku menyimpang
yang sering dilakukan oleh siswa adalah perilaku membolos.
Perilaku
membolos pada umumnya disertai unsur mental dengan motif subyektif, yaitu
mencapai suatu objek tertentu dengan disertai kekerasan agresif. Faktor
pendukung perilaku membolos sekolah pada remaja ini dapat dikelompokan menjadi
3 yaitu: faktor sekolah, personal serta keluarga. Faktor sekolah yang beresiko
meningkatkan munculnya perilaku membolos pada remaja antara lain karena
kebijakan mengenai pembolosan tidak konsisten, interaksi yang minim antar orang
tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru yang supportif, atau karena
tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa.
Faktor
personal munculnya membolos sekolah misalnya terkait dengan menurunnya motivasi
atau hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran atau karena
kenakalan remaja, konsumsi alkohol ataau minuman kers. Sedangkan faktor keluarga
meliputi pola asuh orang tua, atau kurangnya partisipasi orang tua dalam
pendidikan anak. Ketiga faktor tersebut dapat muncul secara terpisah atau
berkaitan satu sama lain. Pemahaman terhadap sumber penyebab utama sangat
penting untuk mengatasi masalah ini. Seperti yang terjadi pada siswa SMP N 2
Polokarto selama penelitian melaksanakan observasi disekolah yang beralamat Jl
Pundungrejo RT 01/03 Kenokorejo kecamatan Polokart, kabupaten Sukoharjo 57555.
Peneliti banyak menjumpai fenomena siswa yang sering membolos.
Siswa
yang rata-rata masih berusia 13-15th ini masih memiliki emosi yang
belum stabil dan sering kali membolos pada saat pelajaran yang tidak
disukainya.
Perilaku
membolos ini merupakan salah satu masalah yang perlu pemecahan bagi kita semua.
Karena jika tidak diminimalkan, akan berpengaruh besar terhadap kelancaran
belajar mengajar di SMP N 2 Polokarto.
Hasil
wawancra penulisan dengan beberapa siswa disekolahan ersebut, selama melakukan
observasi, menunjukan bahwa perilaku membolos sering dilakukan pada saat
upacara dan pdad saat pelajaran pelajaran yang dikategorikan sulit, misalnya
matematika dan bahasa inggris.
Perilaku
membolos ini memang sangat mengkhawatirkan. Mereka cenderung peraturan sekolah
sebagai bentuk kekangan atau perampasan kebebasan dan mereka merasa kehilangan
kebebasannya seperti layaknya berada dipenjara.
Dari
sekian banyak layanan yang ada di Bimbingan Konseling salah satunya yang dpat
digunakan untuk mengurangi perilaku membolos pada siswa adalah layanan
konseling kelompok. Konseling kelompok biasanya berkaitan dengan masalah
perkembangan dalam hal hal yang situasional dari para anggotanya. Fokusnya
adalah sikap dan perasaan, pemilihan dn nilai nilai yang terlibat dalam
hubungan antar pribadi. Shertzer dan Stone (1981), konseling kelompok merupakan
suatu proses dimana seorang konselor terlibat didalam suatu hubungan dengan
sejumlah klien pada waktu yang sama.
Artinya
kegiatan konseling kelompok ini berinteraksi satu dengan yang lainnya, para
anggota membentuk hubungan yang bersifat membantu yang memungkinkan mereka
daapat mengembangkan pemahaman dan kesadaran terhadap dirinya sendiri.
Gazda
(1984) mengemukakan pengertian konseling kelompok sebagai suatu proses
interpersonal yang dinamis dengan memusatkan kapada kesadaran pikiran dan
perilaku, serta berdasarkan fungsi fungsi terapi yang bersifat memberi
kebebasan, berorientasi terhadap
kenyataan, saling mempercayai, memelihara dan mendukung. Klien dapat
berinteraksi dengan kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan
nilai-nilai dan tujuan serta untuk belajar sikap dan perilaku tertentu.
Dengan
demikian perlu adanya layanan konseling kelompok agar siswa mampu mengurangi
perilaku membolos sehingga mereka akan berperilaku baik serta dengan mudah
berinteraksi dengan lingkungannya.
Melihat
gambaraan pemaparan diatas penulisan tertarik untuk mengadakan penelitian
mengurangi perilaku membolos melalui layanan konseling kelompok pada siswa SMP
N 2 Polokarto tahun pelajaran 2012/2013.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah
melalui layanan konseling kelompok dapat mengurangi perilaku membolos siswa SMP
N 2 Polokarto tahun pelajaran 2012/2013?”
C.
Penegasan Judul
Agar
tidak menimbulkan gambaran yang keliru dan kesalahan penafsiran pada judul dan
isinya, perlu kiranya diberikan penegasan istilah sebagai berikut:
1.
Perilaku membolos
Membolos
dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan
yang tidak tepat, atau membolos juga dapat dikatakan sebagai ketidakhadiran
siswa tanpa adanya suatu alasan yang jelas. Membolos merupakan salah satu
bentuk kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau dicari
solusinya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah.
2.
Layanan konseling kelompok
Konseling
kelompok adalah proses interpersonal yang dinamis dengan memutuskan kepada
kesadaran pikiran dan perilaku, serta
berdasarkan fungsi-fungsi terapi yang bersifat memberi kebebasan,
berorientasi terhadap kenyataan, saling mempercayai, memelihara dan mendukung
(Gazda, 1984).
D.
Alasan Pemilihan Judul
Berdasarkan
penegasan istilah judul diatas, maka penulis dapat memberikan alasan pemilihan
judul sebagai berikut:
1. Keinginan
untuk dapat mengurangi perilaku membolos melalui layanan konseling kelompok
pada siswa SMP N 2 Polokarto.
2. Pemilihan
lokasi SMP N 2 Polokarto didasarkan pada pertimbangan kemampuan, waktu, dan
biaya dari penulis. Disamping kemudahan dalam memperoleh data penelitian yang
sesuai judul penelitian.
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui layanan konseling
kelompok dapat mengurangi perilaku membolos pada siswa SMP N 2 Polokarto.
F.
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi
siswa
Memberikan
informasi kepada pihak terkait daalam rangka untuk mengetahui layanan konseling
kelompok dapat mengurangi perilaku membolos pada siswa SMP N 2 Polokarto.
2. Bagi
guru
Menjadi
bahan pertimbangan bagi paraa guru dalam proses kegiatan dalam bidang bimbingan
konseling terutama tentang pelaksanaan layanan konseling untuk mengurangi
perilaku membolos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar