Sabtu, 16 Juli 2016

Bab I : UPAYA MENGURANGI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013



UPAYA MENGURANGI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI
LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 2 POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013



Bab I
PENDAHULUAN
                                  
A.          Latar Belakang Masalah
         Manusia berkembang dengan segala sifat individualisnya. Sedangkan sebagai makluk social manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain. Manusia sebagai makluk berkembang mengalami perubahan-perubahan, baik pada segi jasmani maupu pada segi psikologisnya. Jika dalam perkembangannya manusia terjerumus pada perilaku negative, misalnya membolos sekolah, menggunakan narkoba, merokok dilingkungan sekolah yang akan merusak masa depan mereka. Sehingga mereka tidak mampu melaksanakan tugas perkembannya dengan baik.
         Perilaku menyimpang adalah keseluruhan semua tingkah laku remaja yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam masyarakat, yaitu norma, etika, peraturan sekolah, dan keluarga dan lain sebagainya (Sarwono,2001:197). Beberapa aspek dalam perilaku menyimpang dibedakan menjadi 2 yaitu aspek lahiriah dan aspek simbolik yang tersembunyi. Aspek lahiriah dibagi menjadi 2 yaitu Deviasi lahiriah yang verbal berbentuk kata kata makian/kata kata kotor dan Deviasi lahiriah yang non verbal yang berbentuk tingkah laku.
         Sedangkan aspek simbolik mencakup sikap sikap hidup, emosi dan tingkah laku yang dapat mengembangkan aksi kejahatan dan tingkah laku menyimpang. Perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh siswa adalah perilaku membolos.
         Perilaku membolos pada umumnya disertai unsur mental dengan motif subyektif, yaitu mencapai suatu objek tertentu dengan disertai kekerasan agresif. Faktor pendukung perilaku membolos sekolah pada remaja ini dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu: faktor sekolah, personal serta keluarga. Faktor sekolah yang beresiko meningkatkan munculnya perilaku membolos pada remaja antara lain karena kebijakan mengenai pembolosan tidak konsisten, interaksi yang minim antar orang tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru yang supportif, atau karena tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa.
         Faktor personal munculnya membolos sekolah misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran atau karena kenakalan remaja, konsumsi alkohol ataau minuman kers. Sedangkan faktor keluarga meliputi pola asuh orang tua, atau kurangnya partisipasi orang tua dalam pendidikan anak. Ketiga faktor tersebut dapat muncul secara terpisah atau berkaitan satu sama lain. Pemahaman terhadap sumber penyebab utama sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Seperti yang terjadi pada siswa SMP N 2 Polokarto selama penelitian melaksanakan observasi disekolah yang beralamat Jl Pundungrejo RT 01/03 Kenokorejo kecamatan Polokart, kabupaten Sukoharjo 57555. Peneliti banyak menjumpai fenomena siswa yang sering membolos.
         Siswa yang rata-rata masih berusia 13-15th ini masih memiliki emosi yang belum stabil dan sering kali membolos pada saat pelajaran yang tidak disukainya.
         Perilaku membolos ini merupakan salah satu masalah yang perlu pemecahan bagi kita semua. Karena jika tidak diminimalkan, akan berpengaruh besar terhadap kelancaran belajar mengajar di SMP N 2 Polokarto.
         Hasil wawancra penulisan dengan beberapa siswa disekolahan ersebut, selama melakukan observasi, menunjukan bahwa perilaku membolos sering dilakukan pada saat upacara dan pdad saat pelajaran pelajaran yang dikategorikan sulit, misalnya matematika dan bahasa inggris.
         Perilaku membolos ini memang sangat mengkhawatirkan. Mereka cenderung peraturan sekolah sebagai bentuk kekangan atau perampasan kebebasan dan mereka merasa kehilangan kebebasannya seperti layaknya berada dipenjara.
         Dari sekian banyak layanan yang ada di Bimbingan Konseling salah satunya yang dpat digunakan untuk mengurangi perilaku membolos pada siswa adalah layanan konseling kelompok. Konseling kelompok biasanya berkaitan dengan masalah perkembangan dalam hal hal yang situasional dari para anggotanya. Fokusnya adalah sikap dan perasaan, pemilihan dn nilai nilai yang terlibat dalam hubungan antar pribadi. Shertzer dan Stone (1981), konseling kelompok merupakan suatu proses dimana seorang konselor terlibat didalam suatu hubungan dengan sejumlah klien pada waktu yang sama.
         Artinya kegiatan konseling kelompok ini berinteraksi satu dengan yang lainnya, para anggota membentuk hubungan yang bersifat membantu yang memungkinkan mereka daapat mengembangkan pemahaman dan kesadaran terhadap dirinya sendiri.
         Gazda (1984) mengemukakan pengertian konseling kelompok sebagai suatu proses interpersonal yang dinamis dengan memusatkan kapada kesadaran pikiran dan perilaku, serta berdasarkan fungsi fungsi terapi yang bersifat memberi kebebasan, berorientasi  terhadap kenyataan, saling mempercayai, memelihara dan mendukung. Klien dapat berinteraksi dengan kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan nilai-nilai dan tujuan serta untuk belajar sikap dan perilaku tertentu.
         Dengan demikian perlu adanya layanan konseling kelompok agar siswa mampu mengurangi perilaku membolos sehingga mereka akan berperilaku baik serta dengan mudah berinteraksi dengan lingkungannya.
         Melihat gambaraan pemaparan diatas penulisan tertarik untuk mengadakan penelitian mengurangi perilaku membolos melalui layanan konseling kelompok pada siswa SMP N 2 Polokarto tahun pelajaran 2012/2013.

B.          Perumusan Masalah
         Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah melalui layanan konseling kelompok dapat mengurangi perilaku membolos siswa SMP N 2 Polokarto tahun pelajaran 2012/2013?”

C.          Penegasan Judul
         Agar tidak menimbulkan gambaran yang keliru dan kesalahan penafsiran pada judul dan isinya, perlu kiranya diberikan penegasan istilah sebagai berikut:
1.           Perilaku membolos
         Membolos dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak tepat, atau membolos juga dapat dikatakan sebagai ketidakhadiran siswa tanpa adanya suatu alasan yang jelas. Membolos merupakan salah satu bentuk kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau dicari solusinya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah.
2.           Layanan konseling kelompok
         Konseling kelompok adalah proses interpersonal yang dinamis dengan memutuskan kepada kesadaran pikiran dan perilaku, serta  berdasarkan fungsi-fungsi terapi yang bersifat memberi kebebasan, berorientasi terhadap kenyataan, saling mempercayai, memelihara dan mendukung (Gazda, 1984).

D.          Alasan Pemilihan Judul
         Berdasarkan penegasan istilah judul diatas, maka penulis dapat memberikan alasan pemilihan judul sebagai berikut:
1.   Keinginan untuk dapat mengurangi perilaku membolos melalui layanan konseling kelompok pada siswa SMP N 2 Polokarto.
2.   Pemilihan lokasi SMP N 2 Polokarto didasarkan pada pertimbangan kemampuan, waktu, dan biaya dari penulis. Disamping kemudahan dalam memperoleh data penelitian yang sesuai judul penelitian.

E.          Tujuan Penelitian
         Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui layanan konseling kelompok dapat mengurangi perilaku membolos pada siswa SMP N 2 Polokarto.
                                   
F.           Manfaat Penelitian
         Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.   Bagi siswa
Memberikan informasi kepada pihak terkait daalam rangka untuk mengetahui layanan konseling kelompok dapat mengurangi perilaku membolos pada siswa SMP N 2 Polokarto.
2.   Bagi guru
Menjadi bahan pertimbangan bagi paraa guru dalam proses kegiatan dalam bidang bimbingan konseling terutama tentang pelaksanaan layanan konseling untuk mengurangi perilaku membolos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar