Rabu, 27 Juli 2016

Bab II: UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PATUH SISWA KELAS VIID TERHADAP TATATERTIB SEKOLAH MELALUI KONSELING BEHAVIORISTIK SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN AJARAN 2012/2013



UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PATUH SISWA KELAS VIID TERHADAP TATATERTIB SEKOLAH MELALUI KONSELING BEHAVIORISTIK SMP NEGERI 2 GATAK
TAHUN AJARAN 2012/2013
BAB II

 

KAJIAN TEORI
A.     Upaya meningkatkan sikap patuh siswa terhadap tata tertib sekolah
1.   Definisi Sikap
·  Secara operasional siakap di diskripsikan dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang merupakan respon/situasi dan lain sebagainya(Sugeng H. 1995:76-77).
·  Alyas Ashari(1996:73)
Sikap juga diartikan sebagai produk dari proses sosialisaisi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya.
·  Bima Walgito (2001:73)
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative ajeg yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.
      Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah produk sosialisasi yang dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata atau tindakan sehingga memberikan dasar respon atau perilaku dengan cara tertentu dengan cara yang dipilihnya. Dalam penelitian ini sikap yang diwujudkan dalam bentuk perilaku belajar disekolah.
1.1.Ciri –ciri sikap
Menurut Bimo Walgito (2001:113-115) ciri-ciri sikap adalah:
·       Sikap tidak dibawa sejak lahir
Ini berarti manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap tertentu sesuai obyek karena sikaptidak dibawa sejak individu dilahirkan, berarti sikap itu terbentuk, sikap itu dapat dipelajari dan karena itu sikap dapat berubah.
·       Sikap itu selalu berhubungan dengan obyak sikap
Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek tersebut. Hubungan yang tertentu, yaitu yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tertentu akan menimbulkan sikap tertentu pula dari Individu terhadap obyek tersebut.
·       Sikap tidak tertuju pada satu obyek saja tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek. Bila seseorang mempunyai sikap yang negative pada seseorang, orang tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukan sikap negative pula kepada kelompok dimana  seseorang itu tergabung didalamnya. Disini terlihat adanya kecenderungan untuk menggeneralisasikan.
·       Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar kalau sesuatu sikap telah terbentuk atau telah merupakan nilai dalam kehidupan suatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan nilai dalam kehidupan seseorag secara relatif sikap itu akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut sikap tersebut akan sulit berubah, dan kalaupun bisa berubah akan memakan waktu yang relatih lama.Tetapi sebaliknya jika sikap itu belum begitu mendalam pada diri seorang maka sikap itu ssecara relative tidak bertahan lama dan sikap tersebut akan mudah berubah.
·       Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi ini berarti bahwa sikap pada suatu objek tertentu akan diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif terhadap objek tersebut sikap juga dapat mengandung motivasi, berarti sikap itu mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku secara tertentu terhadap objek yang dihadapi.
2.   Sikap belajar disekolah
Menurut wasty Soemato (1998:108) ada beberapa komponen sikap siswa yang perlu diperhatikan dalam aktifitas belajar yaitu:
a.     Mendengarkan
Dalam proses belajar disekolah, guru sering menggunakan metode ceramah. Tugas siswa adalah mendengarkan namun tidak smua siswa dapat memanfaatkan situasi ini untuk belajar bahkan para siswa yang diam, mendengarkan tidak didorong oleh kebutuhan, motivasi dan tujuan tertentu maka sia-sialah pekerjaan mereka dan tujuan belajar mereka tidak tercapai, karena tidak adanya metode- metode yang tepat untuk belajar.
b.     Memandang
Sekolah dengan segenap kegiatannya merupakan objek-objek yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar apabila siswa memandang segala sesuatu dengan tenik tertentu untuk mencapai tuuan yang mengakibatkan pekembangan diri siswa, maka dalam hal yang demikian, siswa sudah belajar.
c.      Menulis dan Mencatat
Mencatat yang termasuk belajar yaitu apabila dalam mecatat itu orang menyadari kebutuhan serta tujan, dan menggunakan teknik tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar. Catatan dapat digunakan sewaktu-waktu tanpa adanya kesulitan, mencatat harus menggunakan metode belajar, karena dengan catatan siswa mendapatkan materi apa yang dibutuhkan untuk memahami dan memanfaatkan informasi bagi perkembangan pribadi.
d.     Membaca
Membaca untuk keperluan belajar harus menggunakan metode membaca dengan metode misalnya dengan memulai memperhatikan judul-judul, bab, topik-topik utama dengan berorientasi pada kebutuhan dan tujuan.
e.     Membuat Ichtisar
Ichtiar atau meringkas dapat membantu siswa dalam hal mengingat atau mencari kembali dalam buku untuk masa-masa yang akan datang untuk keperluan belajar yang intensif, hanya untuk membuat ichtisar saja belum cukup sementara membaca pada hal-hal yang penting digaris bawahi agar dapat membantu dalam usaha menemukan kembali materi dikemudian hari.
f.       Mengamati
Dalam buku matapelajaran sekolah banyak di jumpai tabel, diagram dan bangun. Materi non verbal ini sangat berguna bagi siswa dalam mempelajari yang relefan.
g.      Mengingat
Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk aktifitas belajar, apalagi bila mengingat itu berhubungan dengan aktivitas belajar, apalagi bila mengingat itu berhubungan dengan aktivitas belajar.
h.     Berfikir
Dengan berfikir orang memperoleh peneman baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara berbagai hal.
i.       Latihan dan Praktek
Dalam berlatih atau berpraktek perlu menggunakan metode tertentu sehingga setiap gerakan atau tindakan terarah pada satu tujuan. Hasil dari latihan atau praktek itu sendiri akan merupakan pengalaman yang dapat mengukur diri subyek untuk lingkungannya.
j.       Meraba, Mencium dan Mencicipi
Aktifitas belajar didorong oleh kebutuhan motivasi untuk mencapai tujuan dalam memperoleh perubahan tingkah laku.
3.   Pengertian Patuh
Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka halaman 837 adalah suka menurut perintah atau taat perintah atau berdisiplin.
4.   Pengertian Tata Tertib
Tat tertib adalah kaidah/aturan dan susunan (KBBI 2007,1147) Tertib berarti teratur/menurut aturan (KBBI 2007,1185) Jadi Tata tertib adalah suatu aturan yang tertulis dimana aturan itu berlaku dan harus ditaatioleh orang-orang yang berkepentingan dilingkungan tata tertib.
5.   Tujuan peningkatan sikap patuh terhadap tata tertib
Tata tertib adalah suatu aturan yang harus di patuhi agar dalam penyelenggaraan proses pembelajaran bisa berjalan tidak terganggu oleh siswa yang melakukan pelanggaran. Dengan demikian pelajaran dengan berjalan dengan tertib yang pada akhirnya dapat meningkatkan kwajiban pendidikan.
6.   Manfaat mentaati tata tertib
a.     Bagi Siswa
Siswa mampu melakukan sesuatu dengan tertib dan teratur dengan tertib dan teratur dengan tertib dan teratursecara berkesinambungan untuk meraih impian dan tujuan yang ingin di capai
b.     Bagi Guru
·       Mampu membangun kinerja yang profesional.
·       Mampu mencermatiaturan dan langkah straegis dalam melakukan proses kegiatan belajar Negara.
·       Sangat membantu upaya membelajarkan siswa kearah yang lebih baik.
7.   Upaya meningkatkan sikap patuh
Menurut pendapat penulis, dengan adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa di SMP Negeri 2 Gatak tersebut maka sekolah mengambil langkah-langkah atau upaya untuk melaluui cara, antara lain:
a.     Adanya guru piket setiap hari siap memantau untuk mencatat dan memberi sangsi bagi siswa yang melakukan pelanggaran pada jam-jam belajar.
b.     Adanya petugas di pintu gerbang saat siswa masuk halaman sekolah agar dalam keadaan rapi baik rambut, sepatu maupun baju.
c.      Bagi siswa yang berkali-kali melakukan pelanggaran orang tua didatangkan
d.     Apabila langkah tersebut tidak berhasil maka siswa dan orang tua diwajibkan membuat surat pernyataan.
B.     Layanan Konseling Behavior
1.Pengertian Konseling
Konseling merupakan sistem dn proses bantuan untuk mengentaskan masalah yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klilen yang menghadapi masalah dengan konselor yang memiliki kualitatif yang di persyaratkan). Bantuan dimaksud diarahkan agar klien mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu tumbuh kembang kea rah yang dipilihnya sehingga klien mampu mengembangkan dirinya secara efektif, Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam suasana yang professional dengan menyediakan kondisi yangkondusif bagi perubahan dan pengembangan diri klien.                                                            
Menurut M.Surya (1996;26) menjelaskan pengertian konseling merupakan serangkaian hubungan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam mengubah sikap dan tingkah lakunya. Konseling merupakan usaha sadar memberikan bantuan kepada individu yang dilakukan melalui hubungan langsung atau tatap muka agar individu dapat merubah sikap dan tingkah lakunya.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2001;21) Konseling adalah jantung hati bimbingan secara keseluruhan dan merupakan inti dari alat yang paling penting dalam bimbingan. Atas dasar beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa konseling merupakan proses hubungan timbal balik antara konselor dengan klien yang memiliki situasi pribadi sehingga   mempermudah munculnya perubahan tingkah laku klien dalam upaya memperoleh keputusan yang memuaskan keinginanya.

2.Beberapa Pendekatan Konseling
Bertolak pada landasan filosofis ,psikologis danlandasan sosial budaya konseling ada beberapa pendekatan. Model konseling disesuaikan denan dasar orientasi pengelompokanya untuk mendapatkan gambaran Soetarno (2003;4-5)menjelaskan model-mossel konseling sebagai berikut;
a.     Konseling Behavior
   Penekatan konseling behavioral ini mengadopsi terapi behavioar yang mula-mula dikembangkan oleh Wolfe (1958) untuk menanggulangi (treatment) dapat dijelaskan dengan mempelajari perilaku yang tidaka adaptif melalui proses pembelajaran . Dengan katalain bahwa prilaku menyimpang bersuber dari hasil belajar lingkungan. Konseling behavioral berpandangan bahwa manusia itu (1) Lahir mempunyai bawaan netral artinya manusia itu hak untuk berbuat baik/buruk/jahat (2) lahir dengan membawa kebutuhan dasar dan dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkunganya
b.      Konseling Trait and Factor
   William dalam Rosyidan(1999;28) menjelaskan bahwa model konseling ini adalah rasional,logis dan intelektual, serta menittik beratkan pada prosedur yang obyektif bahkan dalam keseluruhan tahapan pemecahan masalahnya juga dikenal menggunakan langkah-langkah pemecahan secara alamiah. Dengan demikian konseling “Trait and Factor” dapat didefinisikan sebagai ; membantu klien secara tatap muka dengan memahami dan mengelola diri dengan cara menganalisis, mensintsis, mendiaknosis konseling dan tindak lanjut kelemahan dan kekuatan diri klien. Dengan memahami kelemahan dan kekuatanya maka proses bantuan akan lebih sesuai dengan potensi yang dimiliki klien untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
c.      Konseling RET (Rational Emotif)
Konseling ini lebih dikenal denga istilah “Rational Emotif Theraphy” yang dikembangkan oleh Albert Ellis ahli psikologi klinis (clinical psycoogis) sekitar tahun 1943,ia mulai membuka praktek dalam bidang konseling keluarga. Menurut Albert tujuan pendekatan RET ini pada intinya adalah menunjukan dan menyadarkan klien bahwa cara berfikir yang tidak logis (irasional) merupakan penyebab gangguan emosionalnya atau ddengan kata lain membantu klien membebaskan dirinya dari cara berfikir yang irasional dan menggantinya menjadi berfikir dengan cara-cara yang rasional( Dewa Ketut Sukardi;2002)hal ini berarti bahwa konselor berusaha agar klien semakin menyadari serta biasa berfikir serta berbuat yang lebih realitis dan rasional.
1.     Pengertian Konseling Behavioral
Behavioral berarti (1) Hal yang berkaitan dengan kelakuan dan perangai (2) Ilmu pengetehuan yang mempelajari tingkah laku manusia(Jhohn M Choy dan Hasan Shadhadely,2000;60) Mengacu pada pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa Bhehavioral berarti sesuatu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia.
Berdasar uraian diatas penulis berpendapat bahwa secara sederhana konseling ini  merupakan konseling yang digunakan untuk membantu klien dalam memecahkan masalahnya dengan mengubah perilaku yang tidak sesuai menjadi sesuai melalui belajar. Dengan demikian perilaku baru yang diharapkan merupakan respon positif terhadap sajumlah stimulus yang dihadapi sewaktu berinteraksi dengan lingkunganya.
2.     Langkah-langkahKonseling Behavioral
Proses konseling ini melalui empat thap sebagai berikut;
a.     Assesment
yaitu tahapan yang mensyaratkan agar konselor mampu memahami karakter kllien beserta permasalahanya secara utuh, konselor harus terampil mengumpulkan data permasalahan klien yang digunakan sebagai sumber data yang valid.
b.     Goal Setting
Antara konselor dank lien menetapkan permasalahan tujuan konseling berdasarkan analisis dari berbagai informasi/data. Dalam tahap ini telah disepakati  kriteria perubahan tingkah laku yang prlu dilakukan klien dalam rangka memecahkan masalahnya.
c.      Implementasi
Penerapan ketrampilan dan tehnik-tehnik konseling dalam upaya membantu klien dalam mengatsi masalahnya( tingkah lakunya). Dlam hal ini disamping menguasai tehnik dasar konseling behavioral juga harus benar-benar mampu menerapkan berbagai tehnik konseling.
d.     Evaluasi dan Terminasi
Seorang konselor mengetahuin perilaku klien sebagai tolak ukur setelah proses konseling berlangsung. Terminsi sdslsh pemberhentian proses konseling yang bertujuan untuk mengujii, mengeksplorasi dan membantu klien mentransfer apa yang dipelajari serta memantua tingkah laku klien secara berkelanjutan.
3.     Tehnik-Tehnik Konseling Behavioral
Tehnik konseling ini adalah sebagai berikut
a.     Systimatik desensitixation
      tehnik ini dikembangkan oleh Wope yang menatakan bahwa semua perilaku neurotic adalah ekspresi dari kecepatan dan respon terhadap kecemasan ini dapat dieliminasi dengan menemukan respon yang antagonik. Prosedur pelaksanaan tehnik ini seperti disarankan oleh Skiner
(1981) dalam Sofyan S Willis (2004) sebagai berikut;
·     Analisis perilaku menimbulka kecemasan
·     Menyusun jenjang yang menimbulka kecemasan
·     Memberikan latihantan an perasaan
·     Dibawa dalam situasi yang menyenangkan
·     Relaksasi untuk melupakan permasalahan
b.     Assertive Training
Konseling menitik beratkan pada kasus yang mengalami kesulitan yang tidak sesuai.Pelaksanaan Ini dengan menggunakan tehnik rol playing (bermain peran)
c.      Avertion Therapy
Bertujuan untuk menghukum perilaku yang negative dan memperkuat perilaku yang positif Konselor dapat menerapkan punishment(sangsi) maupun rewart(pujian) terhadap tingkah laku Klien.
d.     Home work
Berbentuk suatu latihan/ tugas rumah bagi klien yang kurang mampu menyesuaikan diri terhadap situasi tertentu, untuk mendukung kelancaran konseling ini maka seorang konselor harus mampu mewujudkan; Asseption, congruence, anderstanding dan nonjudgmental

4.     Tujan Konseling Behavioral
Membantu menciptakan kondisi dan lingkungan baru agarklien mampu merubah tingkah lakunya dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi, menurut Wlpe(1958) tujuan terapy behavioral adalah untuk memodifikasi metode-metode dan hubungan stimulus-respon(s-r) Maka tujuanya adalah memodifikasi melalui rekapitulasi lingkungan sehingga terjadi proses belajar untuk merubah tingkah laku dan memperoleh tingkah laku yang diinginkan.

C.     Kerangka Berpikir
Utuk mempermudah memahami kerangka berpikir dari apa yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian tindakan bimbingan konseling dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PATUH SISWA KELAS VII D TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH MELALUI LAYANAN KONSELING BEHAVIORISTIK PADA SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN AJARAN 2012/2013”.dapat digambarkan sebagai berikut
























Oval: Kondisi Awal



Text Box: Siswa yang tidak patuh pada tata tertib sekolah



Text Box: Peneliti belum menerapkan layanan konseling Behavioral














Text Box: Peneliti menerapkan layanan konseling Behavioral
Text Box: Peneliti menerapkan layanan konseling Behavioral secara individu/insidu
















Text Box: Diduga dengan melalui konseling Behavioral dapat meningkatkan sikap patuh siswa terhadap tata tertib
Text Box: Penerapan konseling Behavioral secara intensif secara klasikal








 


Dari kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas maka peneliti mengaukan berpikir yang telah diuraikan diatas maka peneliti mengajukan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan bimbingan konseling “Melalui layanan konseling behavioral dapat meningkatkan sikap siswa terhadap tata tertib sekolah pada siswa kelas VIID SMP Negeri 2 Gatak Tahun 2012/2013”.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar