UPAYA
MENINGKATKAN SIKAP PATUH SISWA KELAS VIID TERHADAP TATATERTIB SEKOLAH MELALUI
KONSELING BEHAVIORISTIK SMP NEGERI 2 GATAK
TAHUN AJARAN
2012/2013
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Upaya meningkatkan sikap
patuh siswa terhadap tata tertib sekolah
1. Definisi Sikap
· Secara operasional siakap
di diskripsikan dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang merupakan
respon/situasi dan lain sebagainya(Sugeng H. 1995:76-77).
· Alyas Ashari(1996:73)
Sikap juga diartikan sebagai produk dari proses sosialisaisi dimana
seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya.
· Bima Walgito (2001:73)
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek
atau situasi yang relative ajeg yang disertai adanya perasaan tertentu dan
memberikan dasar respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.
Dari pengertian-pengertian
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah produk sosialisasi yang
dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata atau tindakan sehingga memberikan
dasar respon atau perilaku dengan cara tertentu dengan cara yang dipilihnya.
Dalam penelitian ini sikap yang diwujudkan dalam bentuk perilaku belajar
disekolah.
1.1.Ciri –ciri sikap
Menurut Bimo Walgito
(2001:113-115) ciri-ciri sikap adalah:
· Sikap tidak dibawa sejak
lahir
Ini berarti manusia pada
waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap tertentu sesuai obyek karena
sikaptidak dibawa sejak individu dilahirkan, berarti sikap itu terbentuk, sikap
itu dapat dipelajari dan karena itu sikap dapat berubah.
· Sikap itu selalu
berhubungan dengan obyak sikap
Sikap selalu terbentuk
atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek tersebut. Hubungan yang
tertentu, yaitu yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tertentu akan
menimbulkan sikap tertentu pula dari Individu terhadap obyek tersebut.
· Sikap tidak tertuju pada
satu obyek saja tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek. Bila
seseorang mempunyai sikap yang negative pada seseorang, orang tersebut akan
mempunyai kecenderungan untuk menunjukan sikap negative pula kepada kelompok
dimana seseorang itu tergabung
didalamnya. Disini terlihat adanya kecenderungan untuk menggeneralisasikan.
· Sikap itu dapat
berlangsung lama atau sebentar kalau sesuatu sikap telah terbentuk atau telah
merupakan nilai dalam kehidupan suatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan
nilai dalam kehidupan seseorag secara relatif sikap itu akan lama bertahan pada
diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut sikap tersebut akan sulit berubah,
dan kalaupun bisa berubah akan memakan waktu yang relatih lama.Tetapi
sebaliknya jika sikap itu belum begitu mendalam pada diri seorang maka sikap
itu ssecara relative tidak bertahan lama dan sikap tersebut akan mudah berubah.
· Sikap itu mengandung
faktor perasaan dan motivasi ini berarti bahwa sikap pada suatu objek tertentu
akan diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif terhadap objek
tersebut sikap juga dapat mengandung motivasi, berarti sikap itu mempunyai daya
dorong bagi individu untuk berperilaku secara tertentu terhadap objek yang
dihadapi.
2. Sikap belajar disekolah
Menurut wasty Soemato (1998:108) ada beberapa komponen sikap siswa yang
perlu diperhatikan dalam aktifitas belajar yaitu:
a. Mendengarkan
Dalam proses belajar
disekolah, guru sering menggunakan metode ceramah. Tugas siswa adalah
mendengarkan namun tidak smua siswa dapat memanfaatkan situasi ini untuk
belajar bahkan para siswa yang diam, mendengarkan tidak didorong oleh
kebutuhan, motivasi dan tujuan tertentu maka sia-sialah pekerjaan mereka dan
tujuan belajar mereka tidak tercapai, karena tidak adanya metode- metode yang
tepat untuk belajar.
b. Memandang
Sekolah dengan segenap
kegiatannya merupakan objek-objek yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk
belajar apabila siswa memandang segala sesuatu dengan tenik tertentu untuk
mencapai tuuan yang mengakibatkan pekembangan diri siswa, maka dalam hal yang
demikian, siswa sudah belajar.
c. Menulis dan Mencatat
Mencatat yang termasuk
belajar yaitu apabila dalam mecatat itu orang menyadari kebutuhan serta tujan,
dan menggunakan teknik tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi
pencapaian tujuan belajar. Catatan dapat digunakan sewaktu-waktu tanpa adanya
kesulitan, mencatat harus menggunakan metode belajar, karena dengan catatan
siswa mendapatkan materi apa yang dibutuhkan untuk memahami dan memanfaatkan
informasi bagi perkembangan pribadi.
d. Membaca
Membaca untuk keperluan
belajar harus menggunakan metode membaca dengan metode misalnya dengan memulai
memperhatikan judul-judul, bab, topik-topik utama dengan berorientasi pada
kebutuhan dan tujuan.
e. Membuat Ichtisar
Ichtiar atau meringkas
dapat membantu siswa dalam hal mengingat atau mencari kembali dalam buku untuk
masa-masa yang akan datang untuk keperluan belajar yang intensif, hanya untuk
membuat ichtisar saja belum cukup sementara membaca pada hal-hal yang penting
digaris bawahi agar dapat membantu dalam usaha menemukan kembali materi
dikemudian hari.
f. Mengamati
Dalam buku matapelajaran
sekolah banyak di jumpai tabel, diagram dan bangun. Materi non verbal ini
sangat berguna bagi siswa dalam mempelajari yang relefan.
g. Mengingat
Mengingat yang didasari
atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut
adalah termasuk aktifitas belajar, apalagi bila mengingat itu berhubungan
dengan aktivitas belajar, apalagi bila mengingat itu berhubungan dengan
aktivitas belajar.
h. Berfikir
Dengan berfikir orang
memperoleh peneman baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan
antara berbagai hal.
i. Latihan dan Praktek
Dalam berlatih atau
berpraktek perlu menggunakan metode tertentu sehingga setiap gerakan atau
tindakan terarah pada satu tujuan. Hasil dari latihan atau praktek itu sendiri
akan merupakan pengalaman yang dapat mengukur diri subyek untuk lingkungannya.
j. Meraba, Mencium dan
Mencicipi
Aktifitas belajar didorong
oleh kebutuhan motivasi untuk mencapai tujuan dalam memperoleh perubahan
tingkah laku.
3. Pengertian Patuh
Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan
Nasional Balai Pustaka halaman 837 adalah suka menurut perintah atau taat
perintah atau berdisiplin.
4. Pengertian Tata Tertib
Tat tertib adalah kaidah/aturan dan susunan (KBBI 2007,1147) Tertib
berarti teratur/menurut aturan (KBBI 2007,1185) Jadi Tata tertib adalah suatu
aturan yang tertulis dimana aturan itu berlaku dan harus ditaatioleh
orang-orang yang berkepentingan dilingkungan tata tertib.
5. Tujuan peningkatan sikap
patuh terhadap tata tertib
Tata tertib adalah suatu aturan yang harus di patuhi agar dalam
penyelenggaraan proses pembelajaran bisa berjalan tidak terganggu oleh siswa
yang melakukan pelanggaran. Dengan demikian pelajaran dengan berjalan dengan
tertib yang pada akhirnya dapat meningkatkan kwajiban pendidikan.
6. Manfaat mentaati tata
tertib
a. Bagi Siswa
Siswa mampu melakukan
sesuatu dengan tertib dan teratur dengan tertib dan teratur dengan tertib dan
teratursecara berkesinambungan untuk meraih impian dan tujuan yang ingin di
capai
b. Bagi Guru
·
Mampu membangun kinerja yang profesional.
·
Mampu mencermatiaturan dan langkah straegis dalam melakukan
proses kegiatan belajar Negara.
·
Sangat membantu upaya membelajarkan siswa kearah yang lebih
baik.
7. Upaya meningkatkan sikap
patuh
Menurut pendapat penulis, dengan adanya pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan siswa di SMP Negeri 2 Gatak tersebut maka sekolah mengambil
langkah-langkah atau upaya untuk melaluui cara, antara lain:
a. Adanya guru piket setiap
hari siap memantau untuk mencatat dan memberi sangsi bagi siswa yang melakukan
pelanggaran pada jam-jam belajar.
b. Adanya petugas di pintu
gerbang saat siswa masuk halaman sekolah agar dalam keadaan rapi baik rambut,
sepatu maupun baju.
c. Bagi siswa yang
berkali-kali melakukan pelanggaran orang tua didatangkan
d. Apabila langkah tersebut
tidak berhasil maka siswa dan orang tua diwajibkan membuat surat pernyataan.
B. Layanan Konseling Behavior
1.Pengertian Konseling
Konseling merupakan sistem dn proses bantuan untuk mengentaskan masalah
yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu
(klilen yang menghadapi masalah dengan konselor yang memiliki kualitatif yang
di persyaratkan). Bantuan dimaksud diarahkan agar klien mampu memecahkan
masalah yang dihadapinya dan mampu tumbuh kembang kea rah yang dipilihnya
sehingga klien mampu mengembangkan dirinya secara efektif, Hubungan dalam
proses konseling terjadi dalam suasana yang professional dengan menyediakan
kondisi yangkondusif bagi perubahan dan pengembangan diri klien.
Menurut M.Surya (1996;26) menjelaskan pengertian konseling merupakan
serangkaian hubungan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan
kepadanya dalam mengubah sikap dan tingkah lakunya. Konseling merupakan usaha
sadar memberikan bantuan kepada individu yang dilakukan melalui hubungan
langsung atau tatap muka agar individu dapat merubah sikap dan tingkah lakunya.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2001;21) Konseling adalah jantung hati
bimbingan secara keseluruhan dan merupakan inti dari alat yang paling penting
dalam bimbingan. Atas dasar beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa
konseling merupakan proses hubungan timbal balik antara konselor dengan klien
yang memiliki situasi pribadi sehingga
mempermudah munculnya perubahan tingkah laku klien dalam upaya
memperoleh keputusan yang memuaskan keinginanya.
2.Beberapa Pendekatan
Konseling
Bertolak pada landasan filosofis ,psikologis danlandasan sosial budaya
konseling ada beberapa pendekatan. Model konseling disesuaikan denan dasar
orientasi pengelompokanya untuk mendapatkan gambaran Soetarno
(2003;4-5)menjelaskan model-mossel konseling sebagai berikut;
a. Konseling Behavior
Penekatan konseling behavioral ini mengadopsi terapi behavioar
yang mula-mula dikembangkan oleh Wolfe (1958) untuk menanggulangi (treatment)
dapat dijelaskan dengan mempelajari perilaku yang tidaka adaptif melalui proses
pembelajaran . Dengan katalain bahwa prilaku menyimpang bersuber dari hasil
belajar lingkungan. Konseling behavioral berpandangan bahwa manusia itu (1)
Lahir mempunyai bawaan netral artinya manusia itu hak untuk berbuat
baik/buruk/jahat (2) lahir dengan membawa kebutuhan dasar dan dipengaruhi oleh
interaksi dengan lingkunganya
b. Konseling Trait and Factor
William dalam Rosyidan(1999;28) menjelaskan bahwa model konseling
ini adalah rasional,logis dan intelektual, serta menittik beratkan pada
prosedur yang obyektif bahkan dalam keseluruhan tahapan pemecahan masalahnya
juga dikenal menggunakan langkah-langkah pemecahan secara alamiah. Dengan
demikian konseling “Trait and Factor” dapat didefinisikan sebagai ; membantu
klien secara tatap muka dengan memahami dan mengelola diri dengan cara
menganalisis, mensintsis, mendiaknosis konseling dan tindak lanjut kelemahan
dan kekuatan diri klien. Dengan memahami kelemahan dan kekuatanya maka proses
bantuan akan lebih sesuai dengan potensi yang dimiliki klien untuk mencapai
tujuan yang diinginkan bersama.
c. Konseling RET (Rational
Emotif)
Konseling ini lebih
dikenal denga istilah “Rational Emotif Theraphy” yang dikembangkan oleh Albert
Ellis ahli psikologi klinis (clinical psycoogis) sekitar tahun 1943,ia mulai
membuka praktek dalam bidang konseling keluarga. Menurut Albert tujuan pendekatan
RET ini pada intinya adalah menunjukan dan menyadarkan klien bahwa cara
berfikir yang tidak logis (irasional) merupakan penyebab gangguan emosionalnya
atau ddengan kata lain membantu klien membebaskan dirinya dari cara berfikir
yang irasional dan menggantinya menjadi berfikir dengan cara-cara yang
rasional( Dewa Ketut Sukardi;2002)hal ini berarti bahwa konselor berusaha agar
klien semakin menyadari serta biasa berfikir serta berbuat yang lebih realitis
dan rasional.
1. Pengertian Konseling
Behavioral
Behavioral berarti (1) Hal yang berkaitan dengan kelakuan dan perangai
(2) Ilmu pengetehuan yang mempelajari tingkah laku manusia(Jhohn M Choy dan
Hasan Shadhadely,2000;60) Mengacu pada pengertian tersebut maka dapat dikatakan
bahwa Bhehavioral berarti sesuatu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia.
Berdasar uraian diatas penulis berpendapat bahwa
secara sederhana konseling ini merupakan
konseling yang digunakan untuk membantu klien dalam memecahkan masalahnya
dengan mengubah perilaku yang tidak sesuai menjadi sesuai melalui belajar.
Dengan demikian perilaku baru yang diharapkan merupakan respon positif terhadap
sajumlah stimulus yang dihadapi sewaktu berinteraksi dengan lingkunganya.
2. Langkah-langkahKonseling
Behavioral
Proses konseling ini melalui empat thap sebagai berikut;
a. Assesment
yaitu tahapan yang mensyaratkan agar konselor mampu memahami karakter
kllien beserta permasalahanya secara utuh, konselor harus terampil mengumpulkan
data permasalahan klien yang digunakan sebagai sumber data yang valid.
b. Goal Setting
Antara konselor dank lien menetapkan permasalahan tujuan konseling
berdasarkan analisis dari berbagai informasi/data. Dalam tahap ini telah
disepakati kriteria perubahan tingkah
laku yang prlu dilakukan klien dalam rangka memecahkan masalahnya.
c. Implementasi
Penerapan ketrampilan dan tehnik-tehnik konseling dalam upaya membantu
klien dalam mengatsi masalahnya( tingkah lakunya). Dlam hal ini disamping
menguasai tehnik dasar konseling behavioral juga harus benar-benar mampu
menerapkan berbagai tehnik konseling.
d. Evaluasi dan Terminasi
Seorang konselor mengetahuin perilaku klien sebagai tolak ukur setelah
proses konseling berlangsung. Terminsi sdslsh pemberhentian proses konseling
yang bertujuan untuk mengujii, mengeksplorasi dan membantu klien mentransfer
apa yang dipelajari serta memantua tingkah laku klien secara berkelanjutan.
3. Tehnik-Tehnik Konseling
Behavioral
Tehnik konseling ini
adalah sebagai berikut
a. Systimatik desensitixation
tehnik ini dikembangkan oleh Wope yang menatakan bahwa semua
perilaku neurotic adalah ekspresi dari kecepatan dan respon terhadap kecemasan
ini dapat dieliminasi dengan menemukan respon yang antagonik. Prosedur
pelaksanaan tehnik ini seperti disarankan oleh Skiner
(1981) dalam Sofyan S
Willis (2004) sebagai berikut;
·
Analisis perilaku menimbulka kecemasan
·
Menyusun jenjang yang menimbulka kecemasan
·
Memberikan latihantan an perasaan
·
Dibawa dalam situasi yang menyenangkan
·
Relaksasi untuk melupakan permasalahan
b. Assertive Training
Konseling menitik beratkan
pada kasus yang mengalami kesulitan yang tidak sesuai.Pelaksanaan Ini dengan
menggunakan tehnik rol playing (bermain peran)
c. Avertion Therapy
Bertujuan untuk menghukum
perilaku yang negative dan memperkuat perilaku yang positif Konselor dapat
menerapkan punishment(sangsi) maupun rewart(pujian) terhadap tingkah laku Klien.
d. Home work
Berbentuk suatu latihan/ tugas rumah bagi klien yang kurang mampu
menyesuaikan diri terhadap situasi tertentu, untuk mendukung kelancaran
konseling ini maka seorang konselor harus mampu mewujudkan; Asseption,
congruence, anderstanding dan nonjudgmental
4. Tujan Konseling Behavioral
Membantu menciptakan kondisi dan lingkungan baru agarklien
mampu merubah tingkah lakunya dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi,
menurut Wlpe(1958) tujuan terapy behavioral adalah untuk memodifikasi
metode-metode dan hubungan stimulus-respon(s-r) Maka tujuanya adalah
memodifikasi melalui rekapitulasi lingkungan sehingga terjadi proses belajar
untuk merubah tingkah laku dan memperoleh tingkah laku yang diinginkan.
C. Kerangka Berpikir
Utuk mempermudah memahami kerangka berpikir dari apa yang dilakukan oleh
peneliti pada penelitian tindakan bimbingan konseling dengan judul ”UPAYA
MENINGKATKAN SIKAP PATUH SISWA KELAS VII D TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH MELALUI
LAYANAN KONSELING BEHAVIORISTIK PADA SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN AJARAN
2012/2013”.dapat digambarkan sebagai berikut
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
![]() |
|||||||||||||||||
Dari kajian teori dan kerangka
berpikir yang telah diuraikan diatas maka peneliti mengaukan berpikir yang
telah diuraikan diatas maka peneliti mengajukan hipotesis tindakan dalam
penelitian tindakan bimbingan konseling “Melalui layanan konseling behavioral
dapat meningkatkan sikap siswa terhadap tata tertib sekolah pada siswa kelas
VIID SMP Negeri 2 Gatak Tahun 2012/2013”.










Tidak ada komentar:
Posting Komentar