Sabtu, 02 Juli 2016

Bab III: Upaya Meningkatkan tingkat kehadiran siswa di sekolah dengan layanan konseling perorangan/pribadi” pada siswa kelas VII SMP N 6 Sukoharjo



Upaya Meningkatkan tingkat kehadiran siswa di sekolah dengan layanan konseling perorangan/pribadi” pada siswa kelas VII SMP N 6 Sukoharjo
 
BAB III
METODE PENELITIAN
A.   Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan. Penelitian tindakan merupakan merupakan intervensi skala kecil terhadap tindakan dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan Mantion, (1980) yang dikutip oleh Zuriah, (2003).
Rancangan dalam penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap perencanaan, diantarannya: (1) refleksi awal, (2) peneliti merumuskan permasalahan secara operasional, (3) peneliti merumuskan hipotesis tindakan, dan (4) menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan.
Rancangan penelitian tindakan ini, dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan siswa-siswa SMP Negeri 6 Sukoharjo yang didapatkan datanya dari buku piket bahwa tingkat kehadiran di sekolahnya kurang.
    B. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan data yang di dapatkan dari buku piket bapak-ibu guru piket harian, dimana siswa yang dalam satu bulannya lebih dari 4 kali tidak masuk tanpa keterangan, baik itu berturut-turut maupun tidak maka anak atau siswa tersebut akan di ambil menjadi subjek dalam penelitian ini. Dan dari dasar pengambilan subjek tersebut didapati 10 siswa kelas VII SMP Negeri 6 Sukoharjo yang tingkat kehadiran di sekolahnya kurang.
    C. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Zuriah (2003) mengatakan bahwa langkah-langkah penelitian tindakan terdiri atas empat tahap. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
1.  Tahap 1. Refleksi Awal
Merupakan fase refleksi awal yang berarti melakukan refleksi terhadap situasi yang sebenarnya, setelah merumuskan tema penelitian.
2.  Tahap 2. Perencanaan
Merupakan fase perencanaan yang dilakukan setelah melakukan fase pertama, perlu mengadakan jadwal konseling dengan subjek siswa kelas VII SMP Negeri 6 Sukoharjo. Selain dengan siswa tersebut perlu juga dilakukan pemanggilan atau penjadwalan terhadap orang tua siswa tersebut atau melakukan konseling dengan orang tua siswa agar dapat membantu siswa tersebut sehingga nantinya akan terlihat harapan yang di inginkan oleh peneliti yaitu tingkat kehadiran yang lebih baik di dapati oleh para siswa tersebut, karena seperti yang kita ketahui, faktor lingkungan masyarakat dan keluarga adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembelajaran siswa.
3.   Tahap 3. Tindakan Observasi
Tahap ini merupakan tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan dan mengamati jalannya tindakan. Menurut Nasution (1988) yang dimaksud dengan observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu proses aktif. Dimaksudkan untuk mengetahui keadaan obyek penelitian sebelum peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada.
4.  Tahap 4. Refleksi Akhir
Tahap ini terdiri dari: (a) menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c) memberikan makna, (d) eksplanasi, dan (e) membuat kesimpulan.
    D. Instrumen Penelitian
Menurut Zuriah (2003), ada 5 jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan. Diantaranya observasi, wawancara, catatan lapangan, angket, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan meliputi: (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi.
1.     Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003).
Ada dua jenis observasi yang dilakukan, diantaranya: (a) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diselidiki, dan (b) Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Dengan menggunakan teknik ini, melakukan catatan terhadap hasil observasi dengan menggunakan daftar cek (chek list).
Dalam penelitian ini metode observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan berperan serta. Menurut Bogdan & Biklen (1982) ketiga teknik tersebut merupakan teknik-teknik dasar yang digunakan dalam penelitian kualitatif.
Menurut Bogdan (1973) dalam Moleong (2001) mendifinisikan bahwa secara tepat pengamatan berperan serta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan.
Spradley (1980) membagi tiga tahap pengamatan berperan serta dalam penelitian kualitaif, diantaranya; a) dimulai dari pengamatan-pengamatan yang bersifat memeriksa (descriptive observations) secara luas, dengan melukiskan situasi sosial secara umum yang ada di lokasi penelitian, b) kemudian dilanjutkan dengan pengamatan-pengamatan yang lebih terfokus (focused observations) untuk menemukan kategori-kategori utama tentang fokus penelitian, dan c) setelah itu diadakan pengamatan-pengamatan yang bersifat selektif (selective observations) untuk menemukan kategori-kategori yang lebih rinci tentang sub-sub fokus penelitian.
Selanjutnya Spradley (1980) menjabarkan lima tipe keterlibatan peneliti dalam partisipasi observasi sebagai berikut, diantaranya: (a) tidak berpartisipasi (non participation). Pada tipe ini peneliti dalam melakukan penelitian tidak berpartisipasi. Artinya peneliti hanya melakukan pengamatan (melihat) secara pasif dan menjauhi agar tidak terlibat dalam aktivitas obyek penelitian, (b) partisipasi pasif (passive participation). Tahap ini peneliti ikut atau berada dalam obyek penelitian, tetapi tidak berpartisipasi atau interaksi dengan obyek penelitian. Peneliti hanya mondar-mandir sebagai penonton saja, (c) partisipasi moderat (moderat participation). Peneliti sudah pada konteks untuk menjaga keseimbangan antara seseorang yang berada di dalam (insider) dan menjadi seseorang yang berada di luar (outsider) ataupun terlibat dan mengamati, (d) partisipasi aktif (active participation). Pada tahap ini peneliti secara aktif melakukan apa yang dilakukan oleh personal-personal sekolah, dan (e) Partisipasi secara total (complete or ordinary participation). Tipe ini merupakan tahap tertinggi dalam keterlibatan peneliti sebagai observer partisipant. Peneliti total melakukan seperti apa yang dikerjakan oleh personal-personal sekolah dalam memperoleh data penelitian.
2.  Wawancara
Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebab banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara.
Menurut Arifin (1999) yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pembakuan, kerisauan dan sebagainya.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru dan siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam yang tidak terstruktur. Sebab dalam wawacara tidak terstruktur akan diperoleh informasi sebanyak-banyaknya yang rahasia, dan sensitif sifatnya sekalipun serta memungkinkan sekali dicatat semua respons afektif informan yang tampak selama wawancara berlangsung.
3.  Dokumentasi
Menurut Zuriah (2003) teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Guba & Lincoln (1981) mengatakan bahwa dokumen dan record dapat digunakan untuk keperluan penelitian karena: (1) merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong, (2) berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, (3) sifatnya alamiah sesuai dengan konteks, (4) hasil pengkajian akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan yang diselidiki.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema seperti yang disarankan oleh data. Miles dan Hubermen (1984) mengatakan analisis data perlu dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Selanjutnya Nasution (1988) mengatakan bahwa analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya.
Selanjutnya Miles & Hubermen (1984) menerapkan tiga alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang menjadi satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan, yaitu:
(1)  Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan, pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan,
(2) Penyajian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi, dan
(3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi, teknik ini peneliti berusaha agar dapat mengmedia pengajarankan Kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian atau suatu subjek.
Teknis analisis data dalam penelitian ini, adalah analisis data kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Adapun teknik analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan,
(2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan
(3)  Menyimpulkan dan menferivikasi. Dari kegialan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti kegiatan ferivikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian.
Dalam kegiatan analisis data tersebut, akan didapatkan dua jenis data yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil obeservasi yang dilakukan pada setiap tahap kegiatan, dan data kuantitatif berupa hasil belajar atau prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa.
F. Penyiapan Partisipan
Penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif, partisipatoris, dan kooperatif, maka kegiatan penyiapan partisipan dipandang perlu dilakukan. Kegiatan diawali dengan  perencanaa pembuatan jadwal konseling dengan siswa, dengan memanggil para siswa satu persatu untuk melaksanakan bimbingan dan konseling kemudian setelah terlaksana dengan  sesuai jadwal siswa dilakukan penjadwalan pemanggilan untuk orang tua para siswa tersebut




Tidak ada komentar:

Posting Komentar