Upaya Meningkatkan
tingkat kehadiran siswa di sekolah dengan layanan konseling perorangan/pribadi”
pada siswa kelas VII SMP N 6 Sukoharjo
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Rancangan
Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini
adalah rancangan penelitian tindakan. Penelitian tindakan merupakan merupakan
intervensi skala kecil terhadap tindakan dunia nyata dan pemeriksaan cermat
terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan Mantion, (1980) yang dikutip
oleh Zuriah, (2003).
Rancangan dalam penelitian ini
direncanakan melalui beberapa tahap perencanaan, diantarannya: (1) refleksi
awal, (2) peneliti merumuskan permasalahan secara operasional, (3) peneliti
merumuskan hipotesis tindakan, dan (4) menetapkan dan merumuskan rancangan
tindakan.
Rancangan penelitian tindakan ini,
dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan siswa-siswa SMP Negeri 6
Sukoharjo yang didapatkan datanya dari buku piket bahwa tingkat kehadiran di
sekolahnya kurang.
B. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini
ditentukan berdasarkan data yang di dapatkan dari buku piket bapak-ibu guru
piket harian, dimana siswa yang dalam satu bulannya lebih dari 4 kali tidak
masuk tanpa keterangan, baik itu berturut-turut maupun tidak maka anak atau
siswa tersebut akan di ambil menjadi subjek dalam penelitian ini. Dan dari
dasar pengambilan subjek tersebut didapati 10 siswa kelas VII SMP Negeri 6
Sukoharjo yang tingkat kehadiran di sekolahnya kurang.
C. Langkah-langkah
Penelitian
Menurut Zuriah (2003) mengatakan bahwa langkah-langkah penelitian tindakan
terdiri atas empat tahap. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
1. Tahap 1. Refleksi Awal
Merupakan fase
refleksi awal yang berarti melakukan refleksi terhadap situasi yang sebenarnya,
setelah merumuskan tema penelitian.
2. Tahap 2. Perencanaan
Merupakan fase perencanaan
yang dilakukan setelah melakukan fase pertama, perlu mengadakan jadwal
konseling dengan subjek siswa kelas VII SMP Negeri 6 Sukoharjo. Selain dengan
siswa tersebut perlu juga dilakukan pemanggilan atau penjadwalan terhadap orang
tua siswa tersebut atau melakukan konseling dengan orang tua siswa agar dapat
membantu siswa tersebut sehingga nantinya akan terlihat harapan yang di
inginkan oleh peneliti yaitu tingkat kehadiran yang lebih baik di dapati oleh
para siswa tersebut, karena seperti yang kita ketahui, faktor lingkungan
masyarakat dan keluarga adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap
pembelajaran siswa.
3. Tahap
3. Tindakan Observasi
Tahap ini
merupakan tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan dan mengamati jalannya
tindakan. Menurut Nasution (1988) yang dimaksud dengan observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi
dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu
proses aktif. Dimaksudkan untuk mengetahui keadaan obyek penelitian sebelum
peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada.
4. Tahap 4. Refleksi Akhir
Tahap ini terdiri
dari: (a) menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c) memberikan makna, (d)
eksplanasi, dan (e) membuat kesimpulan.
D. Instrumen
Penelitian
Menurut Zuriah (2003), ada 5 jenis instrumen yang digunakan dalam
penelitian tindakan. Diantaranya observasi, wawancara, catatan lapangan,
angket, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan
meliputi: (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi.
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003).
Ada dua jenis
observasi yang dilakukan, diantaranya: (a) Observasi langsung, yaitu observasi
yang dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diselidiki, dan (b)
Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak
pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Dengan menggunakan
teknik ini, melakukan catatan terhadap hasil observasi dengan menggunakan
daftar cek (chek list).
Dalam penelitian
ini metode observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan berperan
serta. Menurut Bogdan & Biklen (1982) ketiga teknik tersebut
merupakan teknik-teknik dasar yang digunakan dalam penelitian kualitatif.
Menurut Bogdan (1973) dalam Moleong (2001) mendifinisikan bahwa
secara tepat pengamatan berperan serta sebagai penelitian yang bercirikan
interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek
dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan
dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan.
Spradley
(1980) membagi tiga tahap pengamatan berperan serta dalam penelitian kualitaif,
diantaranya; a) dimulai dari pengamatan-pengamatan yang bersifat memeriksa (descriptive observations) secara luas,
dengan melukiskan situasi sosial secara umum yang ada di lokasi penelitian, b)
kemudian dilanjutkan dengan pengamatan-pengamatan yang lebih terfokus (focused observations) untuk menemukan
kategori-kategori utama tentang fokus penelitian, dan c) setelah itu diadakan
pengamatan-pengamatan yang bersifat selektif (selective observations) untuk menemukan kategori-kategori yang
lebih rinci tentang sub-sub fokus penelitian.
Selanjutnya Spradley (1980) menjabarkan lima tipe keterlibatan
peneliti dalam partisipasi observasi sebagai berikut, diantaranya: (a) tidak
berpartisipasi (non participation).
Pada tipe ini peneliti dalam melakukan penelitian tidak berpartisipasi. Artinya
peneliti hanya melakukan pengamatan (melihat) secara pasif dan menjauhi agar
tidak terlibat dalam aktivitas obyek penelitian, (b) partisipasi pasif (passive participation). Tahap ini
peneliti ikut atau berada dalam obyek penelitian, tetapi tidak berpartisipasi
atau interaksi dengan obyek penelitian. Peneliti hanya mondar-mandir sebagai
penonton saja, (c) partisipasi moderat (moderat
participation). Peneliti sudah pada konteks untuk menjaga keseimbangan
antara seseorang yang berada di dalam (insider)
dan menjadi seseorang yang berada di luar (outsider)
ataupun terlibat dan mengamati, (d) partisipasi aktif (active participation). Pada tahap ini peneliti secara aktif
melakukan apa yang dilakukan oleh personal-personal sekolah, dan (e) Partisipasi
secara total (complete or ordinary
participation). Tipe ini merupakan tahap tertinggi dalam keterlibatan
peneliti sebagai observer partisipant. Peneliti total melakukan seperti apa
yang dikerjakan oleh personal-personal sekolah dalam memperoleh data
penelitian.
2. Wawancara
Wawancara
merupakan salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif, sebab banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui
wawancara.
Menurut Arifin
(1999) yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan
memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas,
organisasi, perasaan, motivasi, pembakuan, kerisauan dan sebagainya.
Wawancara dalam
penelitian ini dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan
pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini
ditujukan kepada guru dan siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Pucanglaban,
Kabupaten Tulungagung. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis
wawancara mendalam yang tidak terstruktur. Sebab dalam wawacara tidak
terstruktur akan diperoleh informasi sebanyak-banyaknya yang rahasia, dan
sensitif sifatnya sekalipun serta memungkinkan sekali dicatat semua respons
afektif informan yang tampak selama wawancara berlangsung.
3. Dokumentasi
Menurut Zuriah (2003) teknik ini adalah cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan
termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain
yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Guba &
Lincoln (1981) mengatakan bahwa
dokumen dan record dapat digunakan untuk keperluan penelitian karena: (1)
merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong, (2) berguna sebagai bukti
untuk suatu pengujian, (3) sifatnya alamiah sesuai dengan konteks, (4) hasil
pengkajian akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan yang
diselidiki.
E. Teknik
Analisis Data
Analisis data adalah proses
pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian
dasar, sehingga dapat ditemukan tema seperti yang disarankan oleh data. Miles dan Hubermen (1984) mengatakan analisis data perlu dilakukan secara
terus menerus selama penelitian berlangsung. Selanjutnya Nasution (1988) mengatakan bahwa analisis data adalah proses
menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk
memahami maknanya.
Selanjutnya Miles & Hubermen
(1984) menerapkan tiga alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang menjadi
satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan, yaitu:
(1) Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan,
pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan,
(2) Penyajian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi,
dan
(3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi, teknik ini peneliti berusaha
agar dapat mengmedia pengajarankan Kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian
atau suatu subjek.
Teknis analisis data dalam
penelitian ini, adalah analisis data kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler.
Adapun teknik analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
(1) Menelaah seluruh data yang telah
dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis,
memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya
dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan,
(2) Mereduksi data yang didalamnya
melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan
(3) Menyimpulkan dan menferivikasi.
Dari kegialan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan
selanjutnya diikuti kegiatan ferivikasi atau pengujian terhadap temuan
penelitian.
Dalam kegiatan analisis data
tersebut, akan didapatkan dua jenis data yaitu, data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil obeservasi yang dilakukan pada setiap
tahap kegiatan, dan data kuantitatif berupa hasil belajar atau prestasi belajar
yang didapatkan oleh siswa.
F.
Penyiapan Partisipan
Penelitian ini dilandasi prinsip
kolaboratif, partisipatoris, dan kooperatif, maka kegiatan penyiapan partisipan
dipandang perlu dilakukan. Kegiatan diawali dengan perencanaa pembuatan jadwal konseling dengan
siswa, dengan memanggil para siswa satu persatu untuk melaksanakan bimbingan
dan konseling kemudian setelah terlaksana dengan sesuai jadwal siswa dilakukan penjadwalan
pemanggilan untuk orang tua para siswa tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar