Sabtu, 20 Agustus 2016

Bab III: BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DALAM MENTAATI PERATURAN SEKOLAH MELALUI METODE TALKING STICK PADA PESERTA DIDIK KELAS IX A, SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 POLOKARTO TAHUN 2013


BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DALAM MENTAATI PERATURAN SEKOLAH MELALUI METODE TALKING STICK PADA PESERTA DIDIK  KELAS IX A, SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 POLOKARTO TAHUN 2013

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


18
 
 
A. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas atau dikenal dengan Classroom Action Research (CAR). Setting Penelitian adalah lokasi atau gambaran tentang kelompok peserta didik atau subjek yang dikenai. Penelitian Tindakan Layanan ini dilaksanakan pada peserta didik kelas IX A di SMP Negeri 3 Polokarto yang terdiri dari waktu dan tempat penelitian.
1.     Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Layanan ini dilaksanakan pada Semester genap selama 3 Bulan dari Bulan Januari sampai Maret 2013
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
No
Uraian Kegiatan
Jan
Feb
Mar
1
Menyusun Proposal PTK
v


2
Menyusun Instrumen Penelitian
v


3
Pengumpulan Data dengan melakukan tindakan
a.    Siklus I
b.   Siklus II






v




v
4
Analisis Data


v
5
Menyusun Laporan Hasil Penelitian


v


2.     Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Polokarto beralamatkan di Jalan Tepisari Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Nomor statistik sekolah adalah 201031107096 dan memiliki nilai akreditasi A. SMP Negeri 3 Polokarto.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik kelas IX A di SMP Negeri 3 Polokarto Semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 37 peserta didik.
Tabel 3.4 Data Peserta didik Kelas IX A di SMP Negeri 3 Polokarto Tahun Pelajaran 2012/2013
NO
No Induk
Nama Peserta didik
1.
1241
Agung Dwi S
2.
1242
Agus Supriyanto
3.
1243
Ambar Miyarsih
4.
1244
Amir Fauzan Andi Susilo
5.
1245
Andi Susanto
6.
1246
Ani Setyowati
7.
1248
Ayu Susi S
8.
1250
Dwi Hastuti
9.
1251
Dwi Prasetio
10.
1252
Dyah Subekti
11.
1253
Edi Purwanto
12.
1254
Eny Waryanti
13.
1255
Febriyanto
14.
1256
Feri Afriyanto
15.
1257
Fitrah Ariyanto
16.
1258
Guntur P
17.
1259
Gustiana P
18.
1260
Hesti Susanti
19.
1261
Ida Fatika
20.
1262
Indra Fitriyanto
21.
1263
Isdianti
22.
1264
Jamas Puspa
23.
1265
Janur Wayan
24.
1266
Lilis S
25.
1267
Mokhsin
26.
1268
Muhammad Ali Y
27.
1269
Nandya Budi
28.
1270
Fajar I
29.
1271
Parmini
30.
1272
Raditya Wisnu W
31.
1273
Ricko S
32.
1274
Riwanti
33.
1275
Setyawan
34.
1276
Singgih P
35.
1277
Sinta Dwi Hastuti
36.
1278
Sri Pujiyanti
37.
1279
Sugeng R
Sumber : SMP Negeri 3 Polokarto


C. Sumber Data
Data yang digunakan sebagai bahan analisis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1.     Data Primer
Data primer adalah hasil pengamatan terhadap bimbingan konseling untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan sekolah melalui metode talking stick pada peserta didik kelas IX A di SMP Negeri 3 Polokarto semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa, (a) bimbingan konseling untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan sekolah melalui metode talking stick pada peserta didik kelas IX A di SMP Negeri 3 Polokarto semester genap tahun pelajaran 2012/2013.. (b) jawaban lisan maupun tertulis yang diperoleh dari informan maupun responden, maka responden dalam penelitian dianggap sebagai key informan, sedangkan yang dijadikan key informan adalah kepala sekolah, pendidik. Segala informasi yang diperlukan berasal dari para pendidik dan kepala sekolah sebagai pimpinan dari para pendidik-pendidik lainnya.
2.     Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari dokumen sekolah seperti misalnya profil sekolah, catatan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pada penelitian tindakan layanan dan lain-lain.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Terdapat beberapa metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam PTL/PTBK yaitu pengamatan berpartisipasi (Partisipation Observation), wawancara mendalam (Dept Interview), penyelidikan sejarah hidup dan analisis dokumen. Dalam penelitian ini metode pengamatan berpartisipasi, wawancara mendalam dan analisis dokumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Metode observasi berpartisipasi
Metode ini dilakukan dengan secara mengamati secara langsung tentang kondisi yang terjadi selama di lapangan, baik yang berupa keadaan fisik maupun perilaku yang terjadi dalam berlangsungnya penelitian, dalam rangka mengumpulkan data yang memberikan gambaran tentang situasi setempat atau social setting yang menjadi konteks partisipasi masyarakat. Dalam observasi meliputi tiga komponen yaitu komponen ruang (tempat), perilaku (sosial) dan kegiatan (aktivitas). Pengamatan mempunyai maksud bahwa pengumpulan data yang melibatkan interaksi sosial antara peneliti dengan subjek penelitian maupun informan dalam suatu setting selama pengumpulan data dilakukan secara sistematis tanpa menampakkan diri sebagai peneliti, dengan cara seperti ini antara peneliti dan yang diteliti berinteraksi secara timbal balik. Pada metode observasi ini peneliti ingin mengetahui lebih dekat tentang bagaimana partisipasi masyarakat secara langsung terhadap perencanaan pelaksanaan dan evaluasi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah.

2.      Metode Interview atau wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Singarimbun (2005:192) interview atau wawancara adalah suatu proses tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung berhadapan atau melalui media. Keduanya berkomunikasi secara langsung baik secara berstruktur atau yang dilakukan dengan persiapan maupun tanpa persiapan lebih dahulu, sehingga antara pertanyaan dengan jawaban dapat diperoleh secara langsung dalam konteks kejadian secara timbal balik. Wawancara dalam PTK mempunyai ciri-ciri antara lain tidak terstruktur, tidak dibakukan dan bersifat terbuka (open ended), wawancara tersebut merupakan wawancara mendalam (depth interview) yakni pertemuan langsung secara berulang-ulang antara peneliti dan informan yang diarahkan pada pemahaman informan dalam hal ini informasi atau data yang diharapkan dari peneliti. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap beberapa responden-responden yang dipilih guna mewakili keseluruhan responden yang dianggap sesuai dalam penelitian ini.
3.      Metode Dokumentasi
Moleong (2007: 160) analisis dokumen digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong serta dokumentasi bersifat alamiah sesuai dengan konteks lahiriyah tersebut. Pengumpulan data melalui teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi, dengan analisis dokumentasi ini diharapkan data yang diperlukan benar-benar valid. Metode ini dipergunakan untuk mencari data jumlah karyawan, data pendaftar, data kelulusan, data sarana-prasarana dan catatan-catatan lain yang relevan dengan permasalahan penelitian.

E. Validasi Data
Pada sebuah penelitian akan mendapatkan kepercayaan sesama para pengkaji dan peneliti apabila mengikuti semua langkah dalam penelitian sesuai dengan prosedur. Salah satu langkah dalam prosedur untuk mendapatkan derajat keterpercayaan ialah validitas, yang dalam penelitian kualitatif disukai dengan istilah verifikasi (Wiriaatmadja, 2007: 157). Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian harus diuji keabsahannya untuk memperoleh temuan yang akurat, untuk memeriksa keabsahan data penelitian menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu                (Moleong, 2007:331), untuk memeriksa keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi metode triangulasi sumber dan triangulasi teori.
1.     Triangulasi metode dilakukan dengan menguji keabsahan data hasil wawancara dengan kepala sekolah, pendidik, wakasek, peserta didik dan komite sekolah dibandingkan dengan hasil pengamatan di sekolah, dokumen-dokumen yang dikumpulkan selama penelitian, dan dengan dokumentasi yang dikumpulkan.
2.     Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan pendidik-pendidik atau wakil kepala sekolah atau informan lainnya.
3.     Triangulasi teori untuk mengetahui apakah ada keparalelan antara hasil penelitian yang dilakukan dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.
Dalam validasi data terdapat juga kisi-kisi observasi yang digunakan sebagai dasar untuk penyajian observasi. Kisi-kisi dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kisi-kisi observasi dalam penelitian tindakan kelas
Variabel Penilaian
Indikator Penilaian
Pendidik melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menaati peraturan sekolah.
Dalam penelitian tindakan layanan ini, pendidik menerapkan bimbingan konseling untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan
Pemahaman peserta didik kelas IX A di SMP Negeri 3 Polokarto dalam menaati peraturan sekolah setelah penerapan bimbingan konseling melalui metode talking stick
Sejauhmana peningkatan pemahaman peserta didik kelas IX A di SMP Negeri 3 Polokarto dalam menaati peraturan sekolah setelah pendidik menerapkan bimbingan konseling melalui metode talking stick

F. Analisis Data
Pemilihan rancangan analisis untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif didasarkan pada tiga komponen utama. Ketiga komponen pokok tersebut meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi). (Miles dan Hubermann, 1992 :19-20). Berikut adalah penjelasan ketiga komponen pokok tersebut:

Oval: Penyajian  dataOval: Pengumpulan data 


 





Gambar 3. 1Interaksi Tiga Komponen Analisis

Keterangan:
1.                       Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang berwujud kata-kata ataupun angka-angka dikumpulkan dan dicatat. Data dan temuan yang dikumpulkan dalam penelitian relatif banyak, komplek, dan beragam, untuk menyeleksi, menyederhanakan, dan menfokuskan data-data tersebut dilakukan langkah selanjutnya berupa reduksi data.
2.                     Reduksi data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyerderhanaan dan abstraksi data (kasar) yang ada dalam fields note. Proses reduksi data berlangsung terus sepanjang penelitian, bahwa prosesnya sudah dimulai sebelum pelaksanaan pengumpulan data, seperti sejak penelitian memutuskan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian dan juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan. Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan di lapangan di buat rangkuman, memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan dan menulis memo, dengan reduksi data berarti mempertegas, meringkas, membuat fokus, menyeleksi dan membuang hal-hal yang tidak penting, serta mengatur data secara runtut, sehingga mempermudah perumusan simpulan penelitian (Sutopo, 2002 : 91).
3.                    Sajian data
Data display (penyajian data) adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Data dalam penelitian ini disajikan terutama dalam bentuk narasi kalimat yang disusun secara logis dan sistematis mengacu pada rumusan masalah, artinya sajian data ini merupakan gambaran data hasil penelitian untuk menjawab permasalahan berdasarkan logika penelitian. Di samping itu penyajian data dilakukan dalam bentuk gambar/skema untuk mendukung keutuhan narasi, sehingga merupakan sajian data yang lengkap.

4.                       Verifikasi
Dalam penelitian biasanya dijumpai berbagai hal yang harus dipahami artinya, seperti peraturan, pola-pola, pertanyaan, konfigurasi yang mungkin, alasan sebab-akibat dan berbagai proposisi. Hal-hal tersebut sebagai dasar konvensi awal yang sifatnya masih terbuka, karena bisa jadi masih kurang jelas, akan tetapi kemudian berangsur-angsur semakin meningkat dengan landasan yang kuat. Simpulan perlu diverfikasi dengan melakukan aktivitas ulangan untuk tujuan pemanfaatan, dengan penelusuran data kembali, dengan mengembangkan ketelitian misalkan mengembangkan antar subjek. Pada prisipnya harus dilakukan pengujian validitas data agar simpulan penelitian menjadi bisa dipercaya.

G. Indikator Penelitian
Pada bagian ini tolok ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTL/PTBK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep pendidik, misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pengurangan (jumlah jenis dan tingkat kegawatan) miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.
 Indikator kinerja pada penelitian tindakan layanan ini adalah sejauhmana bimbingan konseling untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan sekolah melalui metode talking stick pada peserta didik kelas IX A di SMP Negeri 3 Polokarto semester genap tahun pelajaran 2012/2013, maka dilakukan evaluasi pada melalui lembar observasi yang diberikan oleh pendidik dengan indikator keberhasilan sebagai berikut :
1.Pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan sekolah meningkat setelah diberikan bimbingan konseling melalui metode talking stick.
2.Peraturan sekolah dapat ditegakkan sehingga proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar dan optimal.

H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan model penelitian dengan menggunakan jenis PTL yang terdiri dari dua siklus, yang masing-masing siklus terbagi menjadi empat bagian yaitu : 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) observasi (observing) dan 4) refleksi (reflecting), kemudian dari proses secara keseluruhan  tersebut dibuatlah suatu evaluasi hasil pembelajaran dan kesimpulan yang dikemas dalam satu laporan.
1.     Siklus I
a.      Tahap Perencanaan
1)     Langkah Pembuka (Apersepsi)
Langkah pembuka tahap perencanaan siklus I yaitu : pendidik merencanakan akan bertanya kepada masing-masing peserta didik apakah peserta didik sudah mengetahui peraturan sekolah yang tidak boleh dilanggar dan peraturan sekolah yang harus ditaati.
2)     Langkah Kegiatan Inti Perencanaan
Langkah kegiatan inti perencanaan siklus I terdiri dari :
a)     Pendidik merencanakan menyusun Rencana Persiapan Pembelajaran yang terdiri dari kompetensi dasar, silabus dan standar kompetensi.
b)     Pendidik merencanakan menyiapkan bahan ajar terkait materi diatas.
c)     Pendidik merencanakan metode yang tepat untuk menunjang peningkatan pemahaman peserta didik dalam menaati peraturan sekolah.
3)     Langkah Penutup Perencanaan
Langkah penutup perencanaan pada siklus I yaitu pendidik merencanakan lembar observasi untuk mengevaluasi sejauhmana peningkatan pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan sekolah.
b.     Tahap Tindakan
1)     Langkah Pembuka (Apersepsi)
Langkah pembuka tahap tindakan siklus I yaitu : pendidik bertanya kepada masing-masing peserta didik apakah peserta didik sudah mengetahui peraturan sekolah yang tidak boleh dilanggar dan peraturan sekolah yang harus ditaati.
2)     Langkah Kegiatan Inti Tindakan
Langkah kegiatan inti tindakan siklus I terdiri dari : pendidik memberitahukan bahwa akan diterapkan layanan bimbingan konseling sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dan pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya ataupun memberikan pendapat tentang peraturan sekolah yang relevan maupun yang tidak relevan untuk diterapkan di SMP Negeri 3 Polokarto.
3)     Langkah Penutup Tindakan
Langkah penutup tindakan pada siklus I yaitu pendidik menyiapkan lembar observasi untuk mengevaluasi sejauhmana peningkatan pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan sekolah.

c.      Tahap Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh pendidik bahwa pemahaman peserta didik kelas IX A di SMP Negeri 3 Polokarto dalam mentaati peraturan sekolah setelah pendidik memberikan layanan bimbingan konseling tampak peserta didik cukup antusias untuk menerapkan layanan bimbingan konseling yang diterapkan oleh pendidik.
d.     Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi dapat ditarik kesimpulan bahwa kecenderungan rendahnya pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan sekolah adalahl kurangnya pengawasan dari pihak sekolah untuk bersama-sama menegakkan peraturan sekolah.
2.     Siklus II
a.      Tahap Perencanaan
1)     Langkah Pembuka (Apersepsi)
Langkah pembuka perencanaan siklus II, pendidik merencanakan akan menegakkan peraturan sekolah dengan merencanakan untuk melakukan sidak langsung terhadap semua peserta didik apakah terjadi banyak pelanggaran yang dibuat oleh peserta didik kelas IX A di SMP Negeri 3 Polokarto.



2)     Langkah Kegiatan Inti Perencanaan
Langkah kegiatan inti perencanaan siklus II terdiri dari :
a)     Pendidik merencanakan menyusun Rencana Persiapan Pembelajaran yang terdiri dari kompetensi dasar, silabus dan standar kompetensi.
b)     Pendidik merencanakan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
c)     Pendidik merencanakan menyiapkan bahan ajar terkait materi diatas.
d)     Pendidik merencanakan menerapkan metode talking stick untuk menunjang peningkatan pemahaman peserta didik dalam menaati peraturan sekolah.
3)     Langkah Penutup Perencanaan
Langkah penutup perencanaan pada siklus II yaitu pendidik merencanakan lembar observasi untuk mengevaluasi sejauhmana peningkatan pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan sekolah.
b.     Tahap Tindakan
1)     Langkah Pembuka (Apersepsi)
Langkah pembuka tindakan siklus II, pendidik akan menegakkan peraturan sekolah dengan melakukan sidak langsung terhadap semua peserta didik apakah terjadi banyak pelanggaran yang dibuat oleh peserta didik kelas IX C di SMP Negeri 3 Polokarto.
2)     Langkah Kegiatan Inti Tindakan
Langkah kegiatan inti tindakan siklus II dimulai pendidik memberitahukan kepada peserta didik tentang banyaknya pelanggaran yang telah dibuat oleh peserta didik, selanjutnya pendidik memberikan layanan bimbingan konseling untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan sekolah melalui metode talking stick.
3)     Langkah Penutup Tindakan
Langkah penutup tindakan siklus II terdiri dari : pendidik menyiapkan lembar observasi untuk mengevaluasi sejauhmana peningkatan pemahaman peserta didik dalam mentaati peraturan sekolah.
c.      Tahap Observasi
Berdasarkan pengamatan pendidik setelah pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa peserta didik antusias saat pendidik menerapkan metode talking stick yang ditunjukkan dari perilaku dan motivasi yang ditunjukkan oleh peserta didik.
d.     Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi dapat ditarik kesimpulan awal bahwa penerapan metode talking stick yang diterapkan oleh pendidik dipandang efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menaati peraturan sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar