Senin, 01 Agustus 2016

Bab I: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL PADA SISWA KELAS 8D SMP NEGERI 2 SUKOHARJO Semester II Tahun pelajaran 2012/2013



UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL PADA SISWA KELAS 8D SMP NEGERI 2 SUKOHARJO
Semester II Tahun pelajaran 2012/2013

 


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
          Ilmu dan teknologi serta  sosial budaya yang berkembang sangat pesat dewasa ini memberikan tantangan tersendiri bagi guru dan peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar. Setiap peserta didik senantiasa ditantang untuk terus meningkatkan kegiatan belajarnya melalui berbagai sumber dan media seperti internet, televisi, perangkat audiovisual , selain belajar langsung dari guru. Sedangkan guru senantiasa ditantang  untuk bisa mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi  peserta didik.  Melalui peranannya sebagai pengajar guru diharapkan mampu memberikan motivasi pada anak untuk belajar dalam berbagai kesempatan,  guru hendaknya dapat mengembangkan cara dan kebiasaan belajar yang baik, sehingga peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan pada akhirnya bisa mencapai hasil belajar yang optimal.
          Hasil pengamatan Konselor sekolah, proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Sukoharjo berjalan cukup bagus, karena didukung guru yang berdedikasi terhadap tugasnya, didukung sarana prasarana belajar yang sangat memadai seperti ruang kelas yang bersih, media dan sumber pembelajaran yang lengkap (ada buku, televisi, LKS, Internet, Laboratorium dan perangkat audio visual). Dengan kondisi ini mestinya siswa SMP Negeri 2 Sukoharjo bisa menjalani proses belajar mengajar dengan baik, yang ditunjukan dengan adanya motivasi belajar yang kuat dan pada akhirnya bisa menunjukan hasil belajar yang optimal.
Namun kondisi nyata dilapangan tidaklah menunjukan kondisi ideal yang diharapkan, dari hasil pengamatan  ditemukan banyak  siswa SMP Negeri  2 Sukoharjo yang motivasi belajarnya rendah, hal ini bisa dilihat dari sikap dan perilaku siswa yang malas belajar, sering tidak mengerjakan tugas/PR, tidak memperhatikan pelajaran, tidak serius dan tidak konsentrasi, suka ramai di kelas, membolos pelajaran tertentu, membolos les, yang pada akhirnya berdampak pada nilai ulangan harian yang rendah atau prestasinya kurang.
Menurut Abu Ahmadi (1990:98) gejala berprestasi kurang ini sesungguhnya dirasakan sebagai salah satu masalah dalam belajar karena secara potensial mereka memiliki kemungkinan untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi. Timbulnya gejala ini berkaitan dengan aspek motivasi,minat,sikap dan kebiasaan belajar. Anak-anak dari golongan ini memerlukan perhatian yang sebaik-baiknya dari para guru dan terutama petugas bimbingan di sekolah (Konselor Sekolah). Oleh karena itu Konselor sekolah  hendaknya bisa memberikan layanan yang tepat untuk mengatasi masalah peserta didik. Dalam kaitanya dengan masalah rendahnya motivasi belajar yang terjadi pada sejumlah siswa SMP Negeri  2 Sukoharjo, perlu diberikan layanan yang bisa mengakomodir kepentingan sejumlah siswa tersebut secara bersama-sama seperti layanan konseling kelompok, karena layanan dengan pendekatan kelompok dapat memberikan kesempatan pada masing-masing anggota kelompok untuk memanfaatkan berbagai informasi, tanggapan dan  reaksi timbal balik dalam menyelesaikan masalah, disamping itu melalui kegiatan kelompok masing-masing individu dapat mengembangkan sikap tenggang rasa, ketrampilan berkomunikasi, pengendalian ego yang pada akhirnya masing-masing individu dapat menyumbang peran baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pemecahan masalah.
Selanjutnya, dalam mengatasi siswa yang motivasi belajarnya rendah perlu pendekatan yang tepat, siswa SMP Negeri 2 Sukoharjo yang motivasi belajarnya rendah karena memiliki perilaku mal-adaptif yakni memiliki kebiasaan-kebiasaan negatif seperti malas belajar, malas mengerjakan tugas/PR, ramai dikelas, membolos dan lain-lain, sehingga model pendekatan konseling yang digunakan haruslah yang bisa menghilangkan perilaku mal-adaptif tersebut yaitu model konseling behavioral karena tujuan konseling behavioral sebagaimana yang diungkapkan oleh Naharus (2008:25 ) adalah menghapus/menghilangkan tingkah laku mal-adaptif (masalah) untuk di-gantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Negeri  2 Sukoharjo, salah satu alternatif layanan  bisa melalui layanan konseling kelompok , sedang pendekatan konselingnya bisa menggunakan  model pendekatan konseling behavioral.
B. Identifikasi Masalah
          Atas dasar latar belakang masalah tersebut,maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:  Apakah layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 8D SMP Negeri  2 Sukoharjo?

C. Pembatasan Masalah
          Dalam setiap kegiatan pengembangan model layanan konseling perlu dirumuskan tujuannya, karena perumusan tujuan akan memberikan arah pada apa yang akan dicapai dari kegiatan pengembangan itu. Maka kegiatan pengembangan model layanan konseling ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar melalui layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral pada siswa kelas 8D SMP Negeri 2 Sukoharjo
D. Perumusan Masalah
          Penulis merumuskan masalah ”Apakah dengan melalui layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa klas 8D semester 1 tahun pelajaran 2012/2013”.
          Seberapa besar peningkatan motivasi belajar melalui layanan konseling kelompok.
E.Tujuan Penelitian
   1.Tujuan Umum
Yaitu meningkatkan motivasi belajar
2.Tujuan Khusus
Yaitu dengan melalui layanan bimbingan konseling dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas 8D smt 1 tapel 2012/2013
F. Manfaat Pengembangan
          Hasil pengembangan model layanan konseling kali ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.  Manfaat Teoritis
     Hasil pengembangan model konseling ini diharapkan dapat mengembangkan teori  konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
2.   Manfaat Praktis
      a. Bagi siswa, sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah rendahnya motivasi belajar, dengan memanfaatkan dinamika kelompok
      b. Bermanfaat bagi konselor dalam membantu siswa yang motivasi belajarnya rendah, dengan menerapkan pendekatan behavioral dalam layanan konseling kelompok.
       c. Dapat memberikan sumbangan bagi pengambil kebijakan, lembaga-lembaga diklat, Dinas Pendidikan, Sekolah-sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan,   khususnya melalui layanan bimbingan dan konseling



Tidak ada komentar:

Posting Komentar