PENINGKATAN
PEMAHAMAN PERILAKU HIDUP SEHAT MELALUI LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI I GROGOL
TAHUN
AJARAN 2012 /2013
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Perilaku
Hidup Sehat
1.
Pengertian
Perilaku
Perilaku
manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan sangat luas. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik
yang diamati langsung maupun tidak langsung dapat diamati oleh pihak luar.
Skiner
seorang ahli Psikologi seperti yang dikutip Notoatmojo (2003), menyatakan bahwa
perilaku merupakan respon terhadap stimulus yang diterima dari luar. Oleh
karena ada stimulus tersebut, maka terjadi perilaku pada organisme tersebut
yang merupakan respon. Sehingga teori ini dimanakan “ S – O – R “ atau “
Stimulus – Organisme – Respon “ . Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus
ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :
a. Perilaku
Tertutup (Covert Behavior)
Seseorang dalam
memberikan respon terhadap suatu stimulus masih terselubung atau tertutup
(covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian , persepsi, pengetahuan / kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang
yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
b. Perilaku
Terbuka ( Overt Behavior)
Respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon tersebut sudah jelas
dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau
dilihat orang lain.
2.
Pengertian
Perilaku Kesehatan
Berdasarkan
batasan perilaku dari Skiner pada pembahasan sebelumnya, maka perilaku
kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau obyek yang
berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan dan
minuman serta lingkungan ( Notoatmojo, 2005). Dari batasan ini perilaku
kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Perilaku
pemeliharanaan kesehatan.
Perilaku ini terdiri
dari tiga aspek yaitu perilaku pencegahan penyakit, perilaku peningkatan
kesehatan apabila seseorang dalam keadaan sehat dan perilaku gizi makanan dan
minuman
b. Perilaku
pencarian atau penggunaan fasilita pelayanan kesehatan.
Perilaku ini merupakan
tindakan yang dimulai dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan ke luar
negeri.
c. Perilaku
kesehatan lingkungan.
Perilaku kesehatan
lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan terhadap stimulus
yang diterima, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, sehingga lingkungan
tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dapat disimpulkan bahwa perilaku
kesehatan adalah upaya yang dilakukan seseorang dalam mengelola lingkungannya
sehingga tidak menyebabkan sakit baik bagi dirinya sendiri maupun anggota
keluarga yang lain serta masyarakat.
3.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku
hidup bersih dan sehat adalah tindakan yang dilakukan oleh perorangan atau
kelompok masyarakat yang sesuai dengan norma norma kesehatan untuk memperoleh
derajat kesehatan yang optimal, menolong dirinya sendiri dan berperan serta
aktif dalam pembangunan kesehatan.
4. Sekolah sebagai salah satu tatanan PHBS dan Target Promosi Kesehatan
Sekolah sebagai suatu tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup,
bekerja, bermain, berinteraksi dan melakukan aktifitas lainnya. Sebagai tatanan
PHBS indikator yang harus diamati dikelompokkan menjadi 2 yaitu perilaku dan
lingkungan. Indikator perilaku meliputi : 1)
kebersihan pribadi, 2) tidak merokok, 3) olah raga teratur dan 4) tidak
menggunakan Napza. Sedangkan dari segi lingkungan meliputi : 1) ada jamban, 2)
ada air bersih, 3) ada tempat sampah, 4) ada saluran pembuangan air limbah
(SPAL), 5) ventilasi, 6) kepadatan, 7) ada warung sehat, 8) ada UKS dan 9) ada
taman sekolah.
Pendidikan kesehatan sekolah komprehensif yang dikembangkan oleh WHO,
UNESCO dan UNICEF tahun 1992, mengidentifikasi lima keuntungan yaitu :
- Bukti yang kuat menunjukkan adanya keterkaitan antara status kesehatan dan prestasi belajar. Hal ini membuktikan bahwa kesehatan dan pendidikan memiliki kaitan yang erat.
- Hasil penelitian menunjukkan salah satu determinan penting kesehatan seorang anak adalah tingkat pendidikan ibunya. Oleh karenanya dengan meningkatkan pendidikan calon ibu (anak perempuan di sekolah) pada akhirnya akan memberikan dampak positif di masa yang akan datang.
- Sekolah merupakan tempat yang penting untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan pelayanan kesehatan untuk siswa, keluarga dan masyarakat secara luas.
- Hubungan antara proses belajar di sekolah dan perilaku kesehatan di luar sekolah perlu ditingkatkan
- Pendidikan ketrampilan hidup membantu para siswa untuk berfikir kritis tentang kesehatan dan isu-isu sosial, mencari pemecahan masalah kesehatan oleh semua pihak dan menyediakan mereka ketrampilan untuk dapat berperan dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat.
5. Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan di sekolah
Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mendukung terlaksanakan PHBS
di tatanan sekolah melalui Program promosi kesehatan yang komprehensif antara
lain :
a.
Peningkatan
program pelayanan kesehatan yang sudah melalui kegiatan lintas sektor.
Kegiatan pelayanan kesehatan yang sudah ada saat ini adalah usaha kesehatan
sekolah. Pembinaan dari sektor terkait maupun pelayanan kesehatan secara
langsung di sekolah oleh Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebaiknya terus
ditingkatkan.
b.
Pendidikan
kesehatan bagi siswa
Pendidikan kesehatan hendaknya menjadi bagian yang terintegrasi dengan
program pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
penekanan-penekanan ke arah praktis pelaksanaan PHBS pada saat penyampaian
materi-materi yang tertuang dalam kurikulum sekolah.
c.
Terciptanya
lingkungan sekolah yang sehat
Secara fisik lingkungan sekolah yang sehat dapat diciptakan melalui perencanaan fisik oleh pihak sekolah sehingga indikator-indikator dalam
PHBS dapat terpenuhi. Seperti ventilasi, tersediaya
jamban, adanya taman sekolah dan lain-lain.
d.
Terciptanya
promosi kesehatan sekolah dan masyarakat yang terintegrasi
Sikap dan perilaku siswa di sekolah sudah tentu akan terkait pula dengan
perilaku mereka di luar sekolah. Jadi promosi kesehatan yang dilakukan
disekolah hendaknya juga terintegrasi dengan promosi kesehatan yang ada di luar
sekolah atau di masyarakat
e.
Pendidikan
jasmani (kegiatan fisik) di sekolah
Pendidikan jasmani yang terkait dengan kegiatan fisik sudah seharusnya
menjadi penekanan bagi siswa. Informasi yang perlu ditekankan adalah pentingnya
melakukan aktifitas fisik secara teratur untuk menjaga kebugaran siswa dan
mencegah terjadinya kejadian gizi lebih (obesitas) pada siswa.
f.
Pelayanan
makanan di sekolah
Sekolah hendaknya dapat menjadi lingkungan yang baik dimana siswa dapat
belajar tentang praktek makan yang sehat. Hal ini dapat terwujud jika di
sekolah tersedia warung sehat sesuai dengan salah satu indikator PHBS. Makanan
yang dijual di sekolah hendaknya makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Selain itu siswa hendaknya juga dididik agar kritis dalam memilih makanan yang
dibelinya.
g.
Konseling
kesehatan di sekolah
Kebutuhan informasi kesehatan hendaknya terpenuhi dengan tersedianya
konseling kesehatan di sekolah. Konseling kesehatan ini dapat diberikan kepada
siswa, guru, staf sekolah serta orang tua siswa yang membutuhkan.
h.
Promosi
kesehatan bagi para guru dan staf sekolah
Hal penting lain yang perlu dilakukan pihak sekolah adalah turut aktif
meningkatkan kesadaran para guru dan staf sekolah agar lebih peduli dengan
pentingnya pelaksanaan PHBS di tatanan sekolah. Karena bagaimanapun guru adalah
pihak yang paling dipercaya oleh siswanya sehingga menjadi teladan bagi para
siswanya.
Guna mewujudkan kedelapan hal diatas tidak terlepas dari kerjasama yang
baik yang mesti diwujudkan oleh pihak-pihak yang semestinya terlibat dalam
kegiatan promosi kesehatan di sekolah yakni para siswa, pengelola sekolah
(kepala sekolah, para guru dan staf), orangtua siswa, Pusat Kesehatan
masyarakat, serta komponen masyarakat yang langsung bersentuhan dengan program
di sekolah. (http://www.depkes.go.id/downloads/Phbs.Pdf)
B.
Layanan
Bimbingan Kelompok
A. Pengertian Bimbingan
Secara
harfiah kata bimbingan berasal dari bahasa Inggris “ Guidance”. Akar kata dari Guidance
adalah Guide yang artinya
menunjukkan, menuntun, atau mengemudikan
( Yusuf & Nurihsan : 2008).
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 28/90. “ Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depan.
Sedangkan
menurut Munandir dalam Miller (1994) mengemukakan bahwa bimbingan sebagai
proses bantuan yang diberikan kepada individu agar mencapai pemahaman diri dan
penguasaan diri sehingga mampu melakukan penyesuaian diri secara efektif di
sekolah di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu upaya
untuk membantu individu (siswa) agar memperoleh pemahaman dan pengarahan diri
yang diperlukan untuk penyesuaian dirinya dengan lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat sehingga pada akhirnya akan menemukan pilihan yang tepat dalam
mengembangkan dirinya secara optimal.
B. Jenis Jenis Layanan dalam Bimbingan
Konseling
Bebagai
jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan
pelayanan bimbingan terhadap sasaran layanan, yaitu siswa. Layanan dan kegiatan
pokok tersebut :
a.
Layanan Orientasi, yaitu layanan
bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak pihak lain yang dapat memberikan
pengaruh besar terhadap siswa (terutama orangtua) memahami lingkungan (seperti
sekolah) yang baru, untuk mempermudah dan memperlancar peran siswa di
lingkungan yang baru.
b.
Layanan Informasi, yaitu layanan
bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak pihak lain yang dapat memberikan
pengaruh besar kepada siswa (terutama orangtua) menerima dan memahami informasi
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan.
c.
Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu
layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran
secara tepat sesuai dengan potensi, bakat
dan minat.
d.
Layanan bimbingan Pembelajaran, yaitu
layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
e.
Layanan Konseling Perorangan, yaitu
layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mendapat layanan langsung tatap muka
dengan pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan permasalahannya.
f.
Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu
layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama sama
memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu yang berguna untuk menunjang
kehidupannya sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan
untuk pertimbangan atau pengambilan keputusan.
g.
Layanan Konseling Kelompok, yaitu
layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pemecahan permasalahan melalui dinamika kelompok.
C. Pengertian Bimbingan Kelompok
Kegiatan bimbingan dapat dilakukan
secara individual maupun kelompok. Dalam situasi tertentu dimana suatu masalah
tidak dapat ditangani secara individual, maka situasi kelompok dapat
dimanfaatkan untuk menyelenggarakan layanan bimbingan bagi siswa. Yang menjadi
sasaran dalam bimbingan kelompok pada hakikatnya tidak berbeda dengan proses
bimbingan individu.
Menurut
Surya dan Natawidjaja (1986) bimbingan kelompok merupakan teknik bimbingan
dengan menggunakan pendekatan kelompok dalam upaya memberikan bantuan kepada
individu.
Prayitno
(1995) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Semua
peserta dalam kegiatan kelompok saling
berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran dan lain
sebagainya. Hal hal yang dibicarakan dalam kelompok semua bermanfaat bagi
peserta . Nurikhsan (2006) mengungkapkan hal yang berbeda bahwa bimbingan
kelompok diartikan sebagai bantuan terhadap individu dalam situasi kelompok.
Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi maupun aktifitas kelompok
membahas masalah masalah belajar, karir, pribadi dan sosial. Bimbingan kelompok
dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang
(13-20 orang) ataupun kelas (20-40 orang).
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah layanan
untuk membantu siswa dalam situasi kelompok untuk mengembangkan pribadi,
kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir dan pengambilan keputusan
melalui dinamika kelompok.
D. Tujuan Bimbingan Kelompok
Prayitno
(1995) mengemukakan tujuan bimbingan kelompok antara lain :
a.
Mampu berbicara di depan orang banyak.
b.
Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran,
tanggapan, perasaan dan lainnya kepada orang banyak.
c.
Belajar menghargai pendapat oranglain.
d.
Bertanggungjawab atas pendapat yang
dikemukakan..
e.
Mampu mengendalikan diri dan menahan
emosi
f.
Dapat bertenggang rasa.
g.
Membahas masalah atau topik umum yang
dirasa menjadi kepentingan bersama.
E. Tahap tahap bimbingan Kelompok
Pada
umumnya terdapat empat tahap bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan
Prayitno (1995), yaitu tahap pembentukan , tahap peralihan, tahap pelaksanaan
kegiatan dan tahap pengakhiran. Selain keempat tahap ini, masih ada tahap yang
disebut dengan tahap awal. Tahap awal berlangsung sampai berkumpulnya
calon anggota kelompok dan dimulainya tahap pembentukan. Tahap tahap
ini merupakan suatu kesatuan dari seluruh kegiatan kelompok. Berikut ini
dijelaskan masing masing.
a.
Tahap Pertama : Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap melibatkan
diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan kelompok. Pada tahap ini
para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan atau harapan – harapan yang ingin dicapai oleh
masing – masing anggota. Tahap ini merupakan masa keheningan. Para anggota
mulai mempelajari perilaku dasar seperti : menghargai, empati, penerimaan,
perhatian dan menanggapi semua perilaku yang membangun kepercayaan. Dalam tahap
ini anggota kelompok mulai belajar untuk terlibat dalam interaksi kelompok.
Prayitno
(1995) menyatakan bahwa kegiatan yang harus dilakukan pada tahap awal adalah
sebagai berikut :
1. Mengungkapkan
pengertian dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok.
2. Menjelaskan
cara – cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok.
3. Saling
memperkenalkan dan mengungkapkan diri.
4. Permainan
penghangatan / pengakraban.
b.
Tahap Kedua : Peralihan
Pada tahap ini suasana kelompok mulai
terbentuk dan dinamika kelompok sudah mulai tumbuh. Karakteristik tahap
peralihan ditandai dengan perasaan khawatir, bertahan dan berbagai bentuk
perlawanan. Pada kondisi demikian pemimpin kelompok perlu memberikan motivasi
dan reinforcement kepada anggota agar
mereka peduli tentang yang dipikirkan terhadapnya dan belajar mengekspresikan
diri sehinggaanggota lain bisa mendengarkan.
Menurut Prayitno (1995) kegiatan kegiatan
yang harus dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan
kegiatan yang akan ditempuh.
b. Menawarkan
atau mengamati kesiapan para anggota menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya.
c. Membahas
suasana yang terjadi.
d. Meningkatkan
kemampuan keikutsertaan anggota.
e. Apabila
diperlukan kembali ke beberapa aspek tahap pertama.
c.
Tahap Ketiga : Kegiatan
Tahap ini merupakan inti kegiatan kelompok
sehingga aspek aspek yang menjadi isi pengiring cukup banyak. Pada kegiatan ini
saatnya anggota berpartisipasi untuk menyadari bahwa merekalah yang
bertanggungjawab atas kehidupan mereka.
Pada
tahap ini yang harus dilakukan adalah :
1.
Masing masing anggota secara bebas
mengemukakan pendapat topik/ masalah.
2.
Menetapkan topik masalah yang akan dibahas terlebih
dahulu.
3.
Anggota membahas masing masing topik
masalah secara mendalam dan tuntas.
4.
Kegiatan selingan.
5.
Tahap Keempat : Pengakhiran
Tahap
ini merupakan tahap konsolidasi dan terminasi. Perhatian utamaadalah bukan
pada berapa kali kelompok itu harus bertemu namun pada hasil yang telah dicapai
oleh kelompok ketika menghentikan
permainan atau latihan.
Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1. Pemimpin
kelompok menyatakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
2. Pemimpin
dan anggota kelompok mengemukakan kesan
dan hasil hasil kegiatan.
3. Membahas
kegiatan lanjutan.
4. Mengemukakan
pesan dan harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar