Jumat, 19 Agustus 2016

BAB II: BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DALAM MENTAATI PERATURAN SEKOLAH MELALUI METODE TALKING STICK PADA PESERTA DIDIK KELAS IX A, SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 POLOKARTO TAHUN 2013



BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DALAM MENTAATI PERATURAN SEKOLAH MELALUI METODE TALKING STICK PADA PESERTA DIDIK  KELAS IX A, SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 POLOKARTO TAHUN 2013


BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis
1.     Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling di sekolah merupakan bentuk bimbingan konseling yang formal baik isi, tujuan, aspek-aspek penyelenggaraannya serta petugas yang bertanggung jawab. Bimbingan konseling adalah pelayanan khusus yang terorganisir, sebagai bagian integral dari lingkungan sekolah, yang bertugas meningkatkan perkembangan peserta didik, membantu mereka untuk menyesuaikan dirinya secara baik dan mencapai prestasi yang maksimum sesuai dengan potensinya.
Pengertian Bimbingan konseling adalah suatu pandangan yang positif tentang anak untuk membantu dan membuat pilihan yang berarti dari setiap fase pendidikan (Marsudi, 2003 : 37 ).

2.     Fungsi Bimbingan Konseling


Istilah fungsi bimbingan mengacu pada jawaban pertanyaan ‘sebagai apa bimbingan dalam lingkup sekolah”, jika ditinjau dari subjek sasaran bimbingan, subjek itu ada yang belum terkena masalah, sedang bermasalah dan masalahnya sudah terpecahkan. Bimbingan itu untuk semua peserta didik maka kepada peserta didik yang belum terkena masalah, sedang bermasalah dan masalahnya sudah terpecahkan semuanya menjadi sasaran bimbingan hanya sifatnya yang berbeda. Berdasar hal ini serta mengingat bahwa bimbingan merupakan bagian integral dari program pendidikan di sekolah, maka fungsi bimbingan sangat menunjang perkembangan peserta didik secara optimal. Sesuai dengan pedoman bimbingan dalam kurikulum 1994 maka layanan bimbingan itu memiliki fungsi :
1)     Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak tertentu (konselor) guna mengembangkan kemampuan peserta didik. Fungsi pemahaman itu meliputi : a) pemahaman  tentang subjek sasaran (peserta didik),  b) pemahaman tentang lingkungan peserta didik termasuk lingkungan keluarga, dan lingkungan sekolah terutama oleh peserta didik sendiri dan konselor, c) pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas, termasuk informasi pendidikan, informasi jabatan, informasi nilai-nilai (budaya). 
2)     Fungsi Pencegahan
Fungsi bimbingan yang bersifatnya mencegah, menghindaran diri subjek bimbingan agar terhindar dari permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangan.
3)     Fungsi Perbaikan, Pengobatan (kuratif)
Adalah bimbingan yang menghasilkan terpecahkannya masalah yang dihadapi individu (peserta didik). Peserta didik yang sedang bermasalah ibarat berada dalam kondisi yang tidak enak, ia perlu bantuan orang lain agar kondisinya berubah dari tidak enak menjadi enak. Upaya bimbingan yang sifatnya seperti hal ini disebut bimbingan perbaikan atau pengobatan (kuratif).

4)     Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Adalah bimbingan yang menghasilkan terpeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi peserta didik dalam rangka menuju ke perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Pemeliharaaan berarti memelihara yang baik yang ada pada peserta didik baik itu berasal dari pembawaan maupun hasil perkembangan yang telah dicapai. IQ yang tinggi, kebiasaan yang baik dalam belajar, bakat yang istimewa, cita-cita yang relastik, kesehatan jasmani, hubungan sosial yang harmonis perlu dipertahankan dan dipelihara jangan sampai merosot. Memelihara dalam hal ini tidak terbatas dan menjaga saja melainkan termasuk mengembangkan agar tertuju ke hal yang lebih baik, sehingga sifatnya menjadi pemeliharaan dan pengembangan. Operasionalisasi di sekolah misalnya ventilasi yang cukup, aturan disiplin yang baik, cara duduk peserta didik yang tegap dan pengaturan tempat duduk setiap semester.
     (Marsudi, 2003 : 38-40).
3.     Metode Pembelajaran Talking Stick
a.     Pengertian Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Metode pendidikan berarti cara-cara yang dipakai oleh pendidik agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam dunia pendidikan dewasa ini muncul keyakinan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien diperlukan metode yang mampu mengaktifkan peserta didik. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik untuk mengaktifkan peserta didik, termasuk metode tanya jawab (Suwardi, 2007 : 61-63).
b.     Metode Pembelajaran
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada pendidik, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik.  Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik (Mulyasa, 2006 : 107).   
Ada beberapa faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar yaitu :
a.      Berpedoman pada Tujuan
Metode mengajar yang pendidik pilih tidak boleh dipertentangkan dengan tujuan yang telah dirumuskan, tapi metode mengajar yang dipilih itu harus mendukung ke mana kegiatan interaksi edukatif berproses guna mencapai tujuannya. Ketidakjelasan perumusan tujuan akan menjadi kendala dalam pemilihan metode mengajar. Jadi, kejelasan dan kepastian dalam tujuan memudahkan bagi pendidik memilih metode mengajar.
b.     Perbedaan Individual Peserta Didik
Perbedaan individual peserta didik perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Aspek-aspek perbedaan anak didik yang perlu dipegang adalah aspek biologis, intelektual dan psikologis.

c.      Kemampuan Pendidik
Kemampuan pendidik bermacam-macam, disebabkan latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar yang akan mempengaruhi bagaimana cara pemilihan metode mengajar baik dan benar. Jadi, kemampuan pendidik patut dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar.
d.     Sifat Bahan Pelajaran
Setiap mata pelajaran mempunyai sifat masing-masing. Paling tidak sifat mata pelajaran ini adalah mudah, sedang dan sukar. Ketiga sifat ini tidak bisa diabaikan begitu saja dalam mempertimbangkan pemilihan metode mengajar, untuk metode tertentu barangkali cocok untuk mata pelajaran tertentu, tetapi belum tentu pas untuk mata pelajaran yang lain.
e.      Situasi Kelas
Situasi kelas adalah sisi lain yang patut diperhatikan dan dipertimbangkan pendidik ketika akan melakukan pilihan terhadap metode mengajar. Ketika pendidik berusaha membagi anak didik ke dalam beberapa kelompok, pendidik akan menciptakan situasi kelas kepada situasi yang lain. Di sini tergambar metode mengajar mana yang harus dipilih sesuai dengan situasi kelas dan tujuan yang ingin dicapai.

f.      Kelengkapan Fasilitas
Penggunaan metode perlu dukungan fasilitas. Fasilitas yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik metode mengajar yang akan dipergunakan. Ada metode mengajar tertentu yang tidak dapat dipakai, karena ketiadaan fasilitas di suatu sekolah. Sekolah-sekolah yang maju biasanya mempunyai fasilitas belajar yang lengkap sehingga sangat membantu pendidik dalam melaksanakan pengajaran dalam kelas.
g.     Kelebihan dan Kelemahan Metode
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dua sisi ini perlu diperhatikan pendidik. Jumlah anak didik di kelas dan kelengkapan fasilitas mempunyai andil tepat tidaknya suatu metode dipergunakan untuk membantu proses pengajaran. Metode yang tepat untuk pengajaran tergantung dari kecermatan pendidik dalam memilihnya.
           (Djamarah, 2005 : 229-231).

c.      Metode Talking Stick
Metode pembelajaran talking stick adalah metode pembelajaran yang prinsipnya : 1) pendidik menyiapkan tongkat, 2) pendidik menyajikan materi pokok dan meminta peserta didik untuk membaca materi selengkapnya pada wacana, 3) pendidik mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada peserta didik dan peserta didik yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari pendidik, 4) tongkat diberikan kepada peserta didik lain dan pendidik memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, 5) pendidik membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi (Muhfida, 2009).

B. Kerangka Berpikir
Pada bagian ini diuraikan landasan substantif dalam arti teoritik dan/ atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif, yang akan diimplementasikan, dalam bagian ini diuraikan  kajian baik pengalaman sendiri yang relevan maupun pelaku-pelaku PTL lain disamping terhadap teori-teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logis dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual.



























 





















Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar