Meningkatkan
Prestasi Belajar Melalui Bidang Bimbingan Pribadi Materi Psikologi Remaja Siswa
Kelas VIII-B Semester II SMP AL-ISLAM Kartasura, Dengan Bimbingan dan Motivasi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan
a.
Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah proses
pemberian bantuan kepada murid dengan memperhatikan murid itu sebagai individu
dan makhluk sosial, serta memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu
agar murid itu dapat membuat tahap seoptimal mungkin dalam proses
perkembangannya dan agar ia dapat menolong dirinya, menganalisa dan menemukan
masalah-masalah temuannya itu demi memajukan kebaha-giaan hidup terutama
ditekankan pada kesejahteraan jiwa (mental), Balitbang, (1978 : 2).
Menurut Pedoman PPL UMS
SURAKARTA (2011), Bimbingan belajar siswa adalah upaya mengenal, memahami dan
menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kegiatan mengidentifikasi,
mendiagnosa, memprognosa dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah.
Dari beberapa pendapat
para ahli dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan yang ditujukan kepada individu atau kelompok siswa agar yang
bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik kemampu-an yang dimilikinya
maupun kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan dan dapat
bertanggungjawab dalam menentukan jalan hidupnya atau memecahkan sendiri
kesulitan yang dihadapi serta dapat memahami lingkungannya, secara tepat
sehingga dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya.
l. Mengenal siswa yang mendapat kesulitan belajar dengan menggunakan
norma atau ukuran kriteria tertentu.
2. Mencari sebab-sebab siswa mendapat kesulitan.
3. Mencari usaha untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan itu.
4. Mengadakan pencegahan supaya kesulitan yang dialami seseorang tidak
menular kepada yang lain, Sutijono, S. (1991 : 49).
Jika permasalahan siswa
tidak segera ditemukan solusinya, siswa akan mengalami kegagalan atau kesulitan
belajar yang dapat mengakibatkan rendah prestasinya/tidak lulus, rendahnya
prestasi belajar, minat belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar, S. Sucitae,
(1972 : 2).
Langkah-langkah yang
ditempuh untuk menjamin keberhasilan belajar adalah : 1) Identifikasi masalah
siswa, 2) Diagnosa, 3) Prognosa, 4) Pemberian Bantuan, 5) Follow up (tindak
lanjut).
1) Identifikasi Masalah Siswa
Identifkasi masalah siswa
adalah untuk menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar yang sangat
memerlukan bantuan. Langkah ini "sangat mendasar sekali" dan
merupakan awal kegiatan bimbingan terhadap siswa yang bermasalah, untuk
menentukan masalah yang dialaminya.
Dalam bimbingan belajar siswa, masalah yang
terjadi dijaga, kerahasiaannya. Dikandung maksud agar siswa yang mengalami
permasalahan tidak terbebani, tidak ragu dan tanpa rasa takut mengungkapkan
permasalahannya dengan jujur. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawan-cara,
dan instrumen.
2) Diagnosa
Diagnosa dilakukan dalam
bimbingan belajar, diartikan sebagai rumusan-rumusan masalah siswa, jenis
kesulitan serta latar belakang kesulitan dalam Bidang Pribadi, serta kesulitan
belajar atau masalah yang mengganggu aktivitas-nya sehari-hari, sehingga
mempengaruhi belajarnya.
3) Prognosa
Prognosa merupakan kegiatan
memperkirakan permasala-han, apabila siswa yang mengalami kesulitan belajar
tidak segera mendapat bantuan. Bertujuan untuk menentukan bantuan yang dapat
diberikan kepadanya.
4) Pemberian Bantuan
Bantuan yang diberikan
dengan menggunakan pengarahan, motivasi, belajar. Cara mengatasi masalah
kesulitan belajar melalui latihan-latihan dan tugas baik individu maupun
kelompok, secara rutin.
5) Tindak Lanjut
Tindak lanjut kegiatan
bimbingan belajar, untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan atau
ketidakberhasilan, usaha-usaha memberikan bantuan pemecahan masalah yang telah
diberikan.
b.
Fungsi Bimbingan Belajar
1) Fungsi Koratif
Tindak
lanjut dari bimbingan belajar adalah merupakan usaha memperbaiki
kekurangtepatan yang sebelumnya dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran
di kelas antara lain "kekurangan dalam merumuskan tujuan, dalam menggunakan
metode, dalam menggunakan media (alat bantu mengajar) pemilihan bahan dan
materi pelajaran dalam menyusun evaluasi dan pengelolaan pelajaran.
2)
Fungsi Penyesuaian
Bimbingan belajar adalah
salah satu motivasi ekstrinsik agar siswa menyesuaikan diri dengan situasi
belajar di kelas. Siswa dapat belajar sesuai dengan kondisi pribadinya,
sehingga ia memiliki peluang yang besar untuk mencapai prestasi belajar yang
lebih baik.
3)
Fungsi Akselerasi
Siswa yang lambat belajar
dapat ditingkatkan kecepatan belajarnya melalui program bimbingan belajar,
karena bahan, materi, waktu yang disediakan telah disesuaikan dengan kesulitan
yang dialami siswa.
4)
Fungsi Terapi
Langsung atau tidak
langsung pemberian bimbingan belajar sedikit demi sedikit menyembuhkan atau
memperbaiki kondisi kepribadian siswa yang menunjukkan adanya penyimpangan
tingkah laku belajar. Pentingnya pemberian bimbingan belajar dapat dilihat dari
berbagai segi, kenyataan menunjukkan bahwa masih ada siswa dalam satu kelas
yang prestasi belajarnya rendah jauh dibawah prestasi belajar rata-rata kelas. Dari
segi guru bahwa guru memiliki tanggung jawab atas keberhasilan siswa seluruh
kelas, atau tanggung .jawab atas tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
diterapkan.
c.
Teknik Pemberian Bimbingan
Ada beberapa teknik pemberian bimbingan belajar antara lain :
1) Bimbingan individual,
diberikan kepada beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar yang
berbeda-beda dengan cara memberikan bimbingan secara langsung berupa latihan
atau penugasan secara individu.
2) Bimbingan Kelompok
a. Bimbingan kelompok kecil
Bimbingan kelompok kecil
antara 2-5 siswa, bantuan ini berupa kelompok kecil. Dengan cara latihan
kelompok atau tugas kelompok salah satu teman yang pandai menjadi tutor sebaya.
b. Bimbingan kelompok besar, terdiri dari 6-10 siswa peranan guru
sebagai motivator, yang membimbing sekelompok siswa aktif belajar. Dalam
kegiatan ini guru menciptakan situasi agar diskusi terjadi. Sehingga semua
anggota kelompok dapat ikut aktif dalam diskusi, sehingga semua anggota
kelompok dapat ikut aktif dalam diskusi. Materi dapat berupa latihan atau penugasan
yang terkait dengan pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi Materi Psikologi Remaja.
Guru berkewajiban untuk memberikan bimbingan dan bantuan khusus kepada siswa
yang mengalami kesulitan belajar mampu mengatasi kesulitannya sendiri dengan
baik. Adapun langkah yang harus ditempuh telah diuraikan "di depan"
(Identifikasi masalah siswa, diagnosa prognosa, pemberian bantuan, follow up
(tindak lanjut). Pada intinya belajar itu dipengaruhi 2 faktor : 1) faktor
intrinsik dan 2) faktor ekstrinsik.
1) Pengaruh intrinsik
Kemungkinan kondisi siswa pada waktu
mengerjakan tugas, tidak belajar, kelelahan kurang tidur dan lain sebagainya.
2) Pengaruh ekstrinsik
a) Materi Bidang Bimbingan Pribadi diberikan guru terlalu mudah atau
terlalu sulit, sebab materi yang terlalu mudah membuat siswa tidak respon
(tidak tertantang) karena bosan dapat berakibat frustasi, apabila materi
terlalu sulit.
b) Kemungkinan kegiatan
pembelajaran kurang efektif dan menarik sehingga siswa tidak termotivasi untuk
belajar. Dari dua pengaruh di atas siswa mengalami kesulitan belajar.
B. Motivasi
1.
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kesediaan
untuk mengeluarkan tingkat "upaya" yang tinggi untuk tujuan-tujuan
tertentu yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuh kebutuhan
individu. Unsur "upaya" merupakan ukuran intensitas, bila seseorang
termotivasi, akan mencoba sekuat tenaga dan pikiran untuk belajar lebih baik.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1984 : 655) dikatakan kata motivasi ditinjau dari
bahasa dapat diartikan sebagai daya pengarah untuk melakukan sesuatu, demi
tercapainya tujuan.
Sedangkan Sukarni Sitiyono, (1992 : 56)
mengatakan bahwa "motivasi" merupakan, suatu dorongan yang ada dalam
diri siswa (individu) untuk menggerakkan suatu aktivitas tertentu dalam rangka
mencapai tujuan.
Tujuan yang dimaksud
adalah prestasi belajar siswa meningkat, untuk meningkatkan prestasi belajar
itu guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif taat ruang yang
menyenangkan kreatif dan pembelajaran serta menciptakan kedisiplinan. Sebab
kedisiplinan merupakan "kata kunci" untuk mencapai suatu keberhasilan
utamanya disiplin waktu. Siswa dibiasakan hidup disiplin, teratur lalu tanggung
jawab baik di rumah maupun di sekolah.
Disiplin dalam mengerjakan
tugas dapat tepat waktu sesuai yang telah ditentukan. Dengan demikian motivasi
itu akan timbul yang akhirnya secara sadar akan terbiasa. Sebab motivasi itu
bukan dibawa sejak lahir tetapi perlu dibentuk dilatih, ditimbulkan, dibimbing,
dan didorong, agar siswa termotivasi untuk belajar.
2.
Macam-Macam Motivasi
Motivasi ada dua macam yaitu, motivasi a)
intrinsik dan b) motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi dari
dalam. Karena dalam diri siswa sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, maka
yang dimaksud motivasi intrinsik dorongan dari dalam diri siswa ingin mencapai
suatu tujuan dalam suatu pembelajaran.
b) Motivasi ekstrinsik
Motivasi dari luar adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya, aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan rangsangan dari luar yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar
Dengan kata lain motivasi
dapat diartikan sebagai daya upaya seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat diartikan sebagai daya upaya seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam.
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi
a) Situasi rumah
Ciptakan situasi rumah
tangga yang harmonis jangan ada perselisihan diantara anggota keluarga,
ciptakan suasana keluarga yang kondusif, sehingga siswa termotivasi untuk
belajar.
b) Sarana belajar
Orang tua hendak
memperhatikan sarana belajar baik berupa buku, alat tulis, dan lain sebagainya.
Sarana belajar hendaknya tersedia, dengan lengkap dan dalam keadaan baik.
Artinya sarana belajar itu tidak hanya dilihat ada tidaknya, namun masih layak
dipakai atau tidak, Budi Santoso, D.
(1992 : 52).
c) Kesempatan Belajar
Kesempatan belajar yang
dimaksud adalah penyediaan waktu yang cukup dalam suasana damai, tenteram,
dalam suasana keluarga yang kondusif.
d) Pengawasan orang tua
Pengawasan kepada
anak-anak itu penting sekali untuk menimbulkan kecenderungan gemar belajar,
karena ada perhatian orang tua kepada anaknya. Pengawasan tersebut tidak
berarti menghambat anak belajar atau menekan cara belajar, tetapi bersifat
mendorong anak untuk belajar sendiri.
4.
Keadaan di Sekolah
Ada sepuluh sikap baik yang disukai anak :
a. Suka menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan jelas
dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh yang baik dalam pengajaran.
b. Periang dan gembira, memiliki perasaan humor dan suka menerima lelucon.
c. Bersikap bersahabat,
merasa sebagai seorang guru dalam kelompok kelas.
d. Menaruh perhatian dan
memahami muridnya.
e. Berusaha agar tampil menarik dapat membangkitkan keinginan dapat membangkitkan
keinginan bekerjasama dengan murid.
f. Tugas sanggup menguasai
kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat pada anak didik.
g. Tidak ada yang lebih disenangi dan pilih kasih.
h. Tidak suka mengomel dan mencela.
i. Anak didik merasakan
benar-benar merasakan bahwa ia mendapat sesuatu dari guru.
j. Mempunyai pribadi yang
dapat diambil contoh dari murid dan masyarakat lingkungan.
Profil guru yang ideal
adalah mereka mengabdikan diri berdasarkan hati nurani bukan tuntutan material
oriented yang membatasi tugas dan tanggung jawab mereka sebatas dinding sekolah
atau dengan kata lain sekedar mencari nafkah. Guru mau dan mampu memberi
bimbingan, motivasi belajar.
C. Prestasi
Belajar
Prestasi adalah hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan diciptakan baik secara individu atau
kelompok. Prestasi dapat diperoleh melalui perjuangan W.J.S. Poerwadarminta, 1984 berpendapat bahwa "prestasi" adalah hasil yang telah
dicapai.
Sedangkan belajar adalah
suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan
dari bahan yang telah dipelajari. Sudirman,
AM, (1988) mengemukakan suatu rumusan bahwa belajar sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga psikopisik menuju perkembangan pribadi.
Dari beberapa pendapat
para ahli pada dasarnya ada kesamaan dan dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil belajar yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil belajar. Menurut Imam Nurhidayat Copo (1986 : 52)
mengatakan yang dapat menghambat prestasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Intelegensi yang rendah
2. Siswa SMP pada umumnya mereka kurang serius dalam mengikuti kegitan
belajar mengajar.
3. Mungkin guru kurang
pandai menumbuhkan waktu yang baik.
4. Siswa bisa memilih atau menggunakan waktu yang baik.
5. Para siswa belum bisa menggunakan
teknik yang baik untuk belajar secara efektif dan efisien.
6. Mungkin orang tua yang kurang memperhatikan terhadap prestasi
belajar anaknya.
7. Lemahnya semangat belajar karena tidak memiliki cita-cita.
8. Kadang-kadang anak bandel masa bodoh dan kebal peringatan.
9. Tidak mau belajar secara kelompok, terlalu percaya diri, ternyata
masih tertinggal dengan teman-temannya.
10. Lingkungan belajar
yang kurang baik.
11. Kondisi jiwa anak
tidak stabil.
Setelah mengetahui
faktor-faktor yang menghambat keberhasilan belajar, cara-cara untuk meraih
keberhasilan antara lain sebagai berikut :
1. Pendisiplinan
Setiap siswa hendaknya
disiplin waktu artinya pandai membagi waktu. Apabila ada tugas dari guru harus
segera dikerjakan, siswa yang tidak disiplin waktu bisa saja kesuksesan
tertunda dan lain sebagainya.
2. Pandai memanfaatkan fasilitas
Siswa yang kreatif sudah
dapat mengerjakan tugas sebelum diajarkan oleh guru karena siswa belajar dari televisi,
media masa, media elektronika, radio, ensiklopedia dan lain sebagainya.
3. Membentuk kelompok diskusi
Dalam diskusi peran serta
siswa diharap semua aktif, baik menjadi penanya atau penjawab. Untuk mengembangkan
kemampuan berkomunikasi, terjadi interaksi siswa-siswa dan guru-siswa.
4. Perlu motivasi
Pada dasarnya hambatan
yang ditemui seorang yang sedang belajar adalah menyangkut teknik cara belajar
pendorong belajar berupa motivasi.
5. Jangan malu bertanya
Pada umumnya malu bertanya
adalah penyakit dalam belajar, karena hal ini tidak menguntungkan.
D. Pengajaran Bidang Bimbingan Pribadi di SMP
Pengajaran bidang bimbingan pribadi merupakan salah satu
bidang bimbingan dalam Bimbingan dan Konseling (BK) yang terbagi lagi menjadi 4
model bimbingan yaitu:
1. bimbingan pribadi
2. bimbingan sosial
3. bimbingan belajar
4. bimbingan karir
Sedangkan jenis-jenis
layanan BK itu sendiri terdiri dari beberapa layanan, yaitu antara lain:
1. orientasi
2. informasi
3. penempatan/penyaluran
4. pembelajaran
5. konseling perorangan
6. bimbingan kelompok
7. konseling kelompok
Keadaan memungkinkan para
pengajar untuk mengembangkan bahan kajian tertentu dengan memasukkan
peristiwa-peristiwa yang tengah berlangsung yang berkaitan dengan lingkungan
sosial dan masyarakat tanpa mengurangi tuntutan minimal bahan kajian yang ada
dalam GBPP. Dengan demikian sasaran pembelajaran sebagaimana yang disyaratkan
oleh kurikulum dapat tercapai dan siswa memiliki wawasan yang lebih luas
tentang berbagai peristiwa yang terjadi serta memahami kaitan antara masa lampau
sekarang dan akan datang.
E. Kesulitan Belajar Bidang Bimbingan Pribadi
Dalam buku The Process of Parenting, Brooks (1981) mengatakan bahwa
kesulitan belajar itu sukar didefinisikan dengan tepat. Menurutnya secara umum
kesulitan belajar diartikan sebagai kekurangan dalam proses, belajar yang
mendasar, misalnya siswa kurang memperoleh motivasi belajar, baik dari dalam
dirinya maupun dari guru, orang tua atau lingkungannya.
Sedangkan Ahmadi dan Supriyono, (1991) memapar-kan bahwa kemampuan belajar setiap
individu siswa tidak sama, ada yang cepat ada yang lambat menangkap isi
pelajaran. Perbedaan individual itulah yang menyebabkan timbulnya perbedaan
mestinya hal seperti itu disebut dengan tingkah laku belajar sebagaimana
kesulitan belajar.
Dalam kaitannya dengan belajar bidang
bimbingan pribadi dapat dikatakan kesulitan belajar bidang bimbingan pribadi
yang dihadapi siswa, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan siswa, sehingga
mereka tidak dapat memanfaatkan kemampuan dirinya secara optimal untuk menguasai
materi pembelajaran bidang bimbingan pribadi. Oleh sebab itu guru seharusnya
memandang kesulitan belajar bidang bimbingan pribadi itu merupakan sebagian
dari proses pembelajaran bidang bimbingan pribadi di kelas.
Dengan cara pandang
demikian itu, upaya guru dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar bidang
bimbingan pribadi, sekaligus dapat difungsikan untuk memantapkan penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran bidang bimbingan pribadi yang dipelajarinya. Untuk
mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar bidang bimbingan pribadi
salah satu cara ialah dengan melihat (observasi) nilai tes-tes bidang bimbingan
pribadi siswa dalam satu kelas, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelas.
Hasil ulangan siswa dianalisa
untuk dicari jenis kesalahan yang dilakukan siswa, untuk menentukan jenis
bantuan yang diperlukan siswa dalam membantu mengatasi masalah kesulitan
belajar yaitu pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (William Burton).
a) Faktor Internal
1) Masalah pergaulan
- Karena keadaan jiwa anak mempunyai sifat
pemalu.
- Emosi tidak seimbang.
- Perasaan tidak aman,
anak tidak senang tinggal di sekolah dan di rumah tetapi tidak tahu mengapa
demikian.
- Sulit menyesuaikan diri dengan orang lain.
2) Masalah Pelajaran
- Kurang bisa membagi waktu.
- Kurangnya semangat belajar (tidak ada
minat belajar).
- Sukar memusatkan perhatian waktu belajar.
3) Kemampuan Dasar intelektual
Kemampuan dasar yang rendah
dapat menyebabkan kegagalan dalam mengikuti pembelajaran bidang bimbingan pribadi.
Garedner dalam Thomas Astrong (2000) mengatakan ada delapan kecerdasan yang
dimiliki oleh setiap manusia yang disebut dengan multiple intelligences
(kecerdasan majemuk), meliputi :
Kedelapan kecerdasan
tersebut berfungsi bersamaan dengan cara yang berbeda-beda pada diri setiap
orang. Bobbi De Porter dan Mike Hernachi membagi otak manusia
menjadi tiga bagian dasar yaitu (1) batang otak atau otak reptil, (2) systim
limbic atau otak mamalia dan (3) neokorteks.
Otak reptil berkaitan
dengan inoting mempertahankan hidup, dorongan untuk mengembangkan spesies.
Perhatiannya adalah pada makanan, tempat tinggal, reproduksi dan perlindungan
wilayah. Otak limbic berkaitan
dengan kecerdasan. Berfungsi mengatur pesan-pesan yang diterima melalui
penglihatan pendengaran dan sensasi tubuh, proses yang berasal dari pengaturan
ini adalah Junolaron, berpikir secara intelektual, pembuatan keputusan,
perilaku, bahasa kendali motorik dasar dan ideasi (penciptaan gagasan non
verbal).
b) Faktor Eksternal
1. Tempat belajar yang tidak menyenangkan.
2. Metode pembelajaran guru yang kurang
menarik.
3. Keadaan keluarga dan lingkungan sekitar.
F. Bimbingan Pribadi Materi Psikologi Remaja
Pembelajaran Bimbingan
Pribadi merupakan salah satu bentuk bidang layanan dalam Bimbingan dan
Konseling. Pembelajaran Bimbingan Pribadi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah dibatasi pada bahasan materi Psikologi Remaja. Dengan sub materi
pembahasansebagai berikut :
a. Rentangan Usia Remaja
Remaja adalah suatu fase perkembangan yang dialami seseorang
ketika memasuki usia 12-22 tahun.
b. Ciri-ciri
(karakteristik) Remaja
1. Perkembangan Fisik
Fase remaja adalah periode
kehidupan manusia yang sangat setrategis, penting dan berdampak luas bagi
perkembangan berikutnya. Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan
terpenting adalah aspek seksualitas, yang dapat dipilah menjadi 2 bagian,
yakni:
¨
Ciri-ciri seks
primer
Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat
pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Pada
remaja wanita, terjai pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang
memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan
¨
Ciri-ciri seks
sekunder
Seksualitas sekunder pada remaja adalah
pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki
atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis,
jambang, dan janggut, tangan, kaki, ketiak dan kelaminnya. Pada pria tumbuh
jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah
menjadi kasar.
Pada
remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni
pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal
memproduksi air susu dibuah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga
menjadi wanita dewasa secara profesional
2. Perkembangan kognitif (kemampuan berfikir)
3. Perkembangan emosi
4. Perkembangan moral
5. Perkembangan sosial
6. Perkembangan kepribadian
7. Perkembangan kesadaran beragama
c. Tugas Perkembangan
Setiap fase memiliki tugas alamiah untuk berkembang, fase
balita tugas perkembangannya adalah belajar berbicara dan berjalan. Jika tugas
ini gagal dicapai berarti telah terjadi penyimpangan perkembangan. Salah satu
contoh fase perkembangan pada remaja yaitu :
1. Menerima keadaan fisik dengan segala
kualitasnya (tidak rendah diri atas kekurangan fisiologisnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua
dan figur yang mempunyai otoritas lainnya.
3. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi
antara pribadi dan belajar bergaul dengan orang lain/ teman sebaya.
4. Menemukan manusia model atau tokoh yang akan
dijadikan identitas dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar