PENINGKATAN
PEMAHAMAN PERILAKU HIDUP SEHAT MELALUI LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI I GROGOL
TAHUN
AJARAN 2012 /2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sehat adalah modal hidup yang sangat tidak ternilai
harganya. Dengan badan yang sehat seseorang dapat menjalankan aktifitas
hidupnya dengan optimal. Agar dapat hidup dengan sehat maka seseorang harus
memiliki kebiasaan dalam hidup yang sesuai dengan kaidah kesehatan.
Siswa
adalah salah satu komponen penting di sekolah. Kualitas sebuah sekolah salah
satunya ditentukan oleh kualitas siswa sebagai
sumberdaya. Kesehatan adalah faktor yang
penting dalam menunjang tercapainya prestasi siswa yang maksimal. Sebuah
studi membuktikan bahwa menunjukkan adanya keterkaitan antara status
kesehatan dan prestasi belajar. Hal ini membuktikan bahwa kesehatan dan
pendidikan memiliki kaitan yang erat.
Melihat
kenyataan yang ada di lingkungan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Grogol
berdasarkan data absensi siswa setiap bulannya ternyata frekuensi anak yang
tidak masuk karena sakit tergolong masih tinggi. Hal ini juga didukung data
anak yang ijin pulang karena sakit. Ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa
terhadap perilaku hidup sehat masih rendah.
Adanya kondisi masih rendahnya pemahaman siswa
terhadap perilaku hidup sehat maka dibutuhkan bimbingan seputar informasi dan penanaman
pemahaman tentang perilaku hidup sehat. Selama ini bimbingan terhadap hal
tersebut dirasa masih kurang sehingga masih perlu upaya untuk meningkatkan
layanan bimbingan konseling yang tepat dan efektif. Kondisi lingkungan yang
berbeda beda dan tingkat ekonomi yang beragam sangat berpengaruh terhadap
pemahaman anak tentang perilaku hidup sehat. Selain itu dari pihak sekolah
upaya untuk memberdayakan petugas UKS juga dirasa perlu untuk meningkatkan
kualitas kesehatan siswa secara umum.
Atas dasar latar belakang tersebut diatas maka
penulis ingin melaksanakan penelitian dengan judul “ Peningkatan Pemahaman
Perilaku Hidup Sehat Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa kelas VII SMP N 1
Grogol “
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka rumusan masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut
:
1. Mengapa pemahaman siswa terhadap perilaku hidup sehat masih
rendah ?
2. Apakah bimbingan kelompok dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pola hidup sehat ?
C.
Pembatasan
Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian
lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian.
Oleh karena itu, peneliti memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah
pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan yang terdiri dari :
1.
Sejauhmana Peningkatan
pemahaman perilaku hidup sehat siswa
2.
Sejauhmana
Peningkatan pemahaman perilaku hidup sehat siswa melalui layanan bimbingan
kelompok.
3.
Penelitian
tindakan ini di laksanakan pada siswa kelas VII SMP N 1 Grogol.
Selanjutnya untuk lebih memperdalam penelitian,
maka dipilih dua variabel yang relevan dengan permasalahan pokok, yaitu
pemahaman perilaku hidup sehat sebagai variabel satu (X), layanan bimbingan
kelompok sebagai variabel kedua (Y).
D.
Perumusan
Masalah
Agar permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan penulisan
PTK mencapai tujuan yang diinginkan maka perlu disusun perumusan masalah yang
didasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah dimana perumusan tersebut
adalah : Apakah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan pemahaman perilaku hidup sehat siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Grogol ?
E.
Tujuan
Penelitian
1. Tujuan
umum
Secara umum, penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap perilaku hidup sehat.
2. Tujuan
khusus
Secara khusus,
diharapkan melalui layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan pemahaman
perilaku hidup sehat pada siswa kelas VII SMP N 1 Grogol.
F.
Manfaat
Penelitian
1. Bagi
siswa,
a. Dapat memahami perilaku hidup sehat.
b. Dapat
melaksanakan perilaku hidup sehat baik di rumah maupun di lingkungan sekolah.
2. Bagi
guru, dapat mengembangkan proses bimbingan konseling yang sudah ada ke arah
yang lebih baik, mampu menemukan sendiri kelemahan kelemahan yang terjadi pada
proses bimbingan konseling terdahulu dan dapat memperbaikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar