Rabu, 17 Agustus 2016

BAB II: PENINGKATAN KEDISIPLINAN BERPAKAIAN SERAGAM MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK BAGI PESERTA DIDIK KELAS VIII H SMP NEGERI 4 SUKOHARJO PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013



PENINGKATAN KEDISIPLINAN BERPAKAIAN SERAGAM
MELALUI  LAYANAN  BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK
BAGI PESERTA DIDIK KELAS VIII H SMP NEGERI 4  SUKOHARJO
PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013



Bab II
KAJIAN TEORI
1    Hakekat kedisiplinan.
             Hasil belajar merupakan interaksi yang terpadu antara kemampuan individu yang belajar dengan upaya-upaya guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Agar hasil belajar dapatdicapai secara optimal, maka dalam mengelola pengajaran seorang guru harus memperhatikan dan mengenal anak didik secara baik.
Pendidikan modern menganggap mengajar tidak mungkin berhasil tanpa mengenal anak, maka dari kedisiplinan yang juga merupakan bagian dari kepribadian anak harus mendapat perhatian yang cukup agar dapat berfungsi dalam rangka mencapai keberhasilan belajar mengajar.
             Bertumpu pada anggapan tersebut;
”Kedisiplinan adalah ketaatan pada aturan dan tata tertib” (Purwodarminto 1978:738)
”Kedisiplinan adalah suatu tindakan yang mengandung ketaatan pada peraturan”
Menurut ( Warsono, 1985 : 126 ) Konsep disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi, yaitu mengembangkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan karena unsur paksaan.
Sementara itu pendapat lain mengatakan bahwa suatu kedisiplinan penting bagi suatu organisasi, sebab dengan adanya kedisiplinan akan dapat ditaati oleh sebagian karyawan, dengan demikian adanya kedisiplinan tersebut diharapkan pekerjaan akan dilakukan secara efektif. Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakkan kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien (Nitisemito,1992:95).
Jadi dapat ditegaskan bahwa dalam penetapan disiplin lebih ditekankan pada unsur kesadaran dan penyesuaian diri secara suka rela bukan atas dasar paksaan.
Seorang peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan disekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berlaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku . Kepatuhan dan ketaatan peserta didik terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin peserta didik. Sedang peraturan, tata tertib dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku peserta didik disebut disiplin sekolah.Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku peserta didik agar tidak menyimpang dan dapat mendorong peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Yang dimaksud aturan sekolah  ( school rule ) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakain ( Standarts of clothing ), ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar / kerja.Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberi hukuman  ( sanksi ) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan kedisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik ( psysical maltreatmant ) dan kesalahan perlakuan psikologis ( psycological maltreatmant ) sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A Himan dan Pamela A Snok dalam bukunya ”Dangerous School” ( 1999).
2.   Hakekat Berpakaian Seragam
      Sesuai dengan Keputusan  Direktorat Jendral Pendidikan Dasar

      Dan Menengah Nomor 100/C/Kep/D/1991, yang pelaksanaannya diatur dalam
    
      Keputuasan Kepala SMP Negeri  4 Sukoharjo tanggal 17 Januari 2011mengenai

      Tata Tertib Peserta Didik SMP Negeri 4 Sukoharjo pada Bab IV padal 6

      sebadai berikut :

a.      Pada hari Senin dan Selasa berpakaian seragam biru putih memakai

      badge / logo OSIS dan berdasi, dan ikat pinggang hitam lebar 3 cm.

b.   Pada hati Rabu dan Kamis  berseragam batik  merah bawah hitam

memakai badge lengkap berlogo SMP Negeri 4 Suhoharjo, dan ikat
pinggang hitam lebar 3 cm.
c    Pada hari Jumat berpakaian Pramuka dengan atribut lengkap tanpa

      setangan  leher.

d  Pada hari Sabtu berpakaian seragam batik  merah bawah putih memakai badge    lengkap dan berlogo SMP Negeri 4 Sukoharjo, berdasi dan ikat pinggang hitam lebar 3cm.
                e    Setiap hari jam efektif peserta didik mengenakan sepatu hitam

bertali putih dan berkaos kaki putih ( minimal  setinggi minimal 10 cm dari mata kaki) sedang dalam berseragam pramuka mengenakan sepatu hitam bertali hitam dan berkaos kaki hitam.

f.    Untuk melengkapi atribut, seragam peserta didik ( OSIS ) wajib
                       memakai nama ( identitas peaerta didik ).
g.      Rambut peserta didik :
·    Putra, potongan rambut bros tanpa zat kimia
      ( jely )
·    Putri, rambut disisir rapi ( rambut panjang melibihi bahu diikat )
h.  Model pakaian harian putra :
·    Baju bentuk biasa, lengan pendek 2 cm dari
     siku diatasnya, memakai satu saku, tanpa tutup letak disebelah kiri baik untuk baju warna putih, maupun  kotak kotak merah / biru dan masuk kedalam celana.
·    Celana pendek model biasa tanpa lipatan, panjang celana maksimal 5 cm diatas lutut,ban ikat pinggang di atas pinggang dan disediakan tempat untuk ikat pinggang, saku biasa disamping kanan kiri dan dua saku tempel di bagian belakang.

                  i.    Model pakaian harian putri :
·  Baju bentuk biasa, lengan pendek 2 cm dari siku di  atasnya, memakai satu saku tanpa tutup di sebelah kiri baik untuk baju putih maupun kotak-kotak dan dimasukkan ke dalam rok.
§ Rok dengan satu plooi di depan tengah, ressleting di    belakang, ban ikat pinggang diatas pinggang dan disediakan tempat untuk ikat pinggang, saku disamping kanan kiri, panjang rok minimum 5 cm di bawah lutut, warna biru dan atau hitam/putih untuk setelan kotak kotak.
§ Bagi peserta didik putri muslim, boleh menggunakan baju lengan panjang dengan model yang sama pada poin 1), rok panjang dengan model yang sama pula pada poin 2), panjang rok sampai mata kaki, kerudung yang dikenakan warna putih atau coklat atau sesuai dengan baju yang di pakai, khusus untuk baju kotak kotak warna kerudung putih.
j.    Seragam olah raga adalah kaos yang ditentukan sekolah, dilengkapi
     dengan celana sport (training), sepatu olah raga warna hitam dan
                     berkaos kaki putih polos.
k.   Hari jum’at pada pelaksannan SKJ atau jalan sehat memakai seragam     olah raga.
l.   Sepatu Warior ( model/potongan dan warna sejenis )

3       Hakekat Bimbingan Konseling.
            Bimbingan Konseling berdasarkan SK Mendikbud No.025/D/1995 disebutkan
Sebagai pelayanan  bantuan untuk peseta didik baik secara perorangan                  maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Bantuan bimbningan dimaksud untuk membantu peserta didik agar mandiri dan mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya, bantuan diberikan secara sistematis dan berkelanjutan meliputi bidang bimbingan pribadi, sosial, belajardan karir, sedang misi yang diemban yaitu memberikan pelayanan bantuan agar anak berkehidupan secara  efektif mandiri dan berkembang optimal melalui berbagai kompetisi yang dimilikinya dengan pengenalan diri, pemahaman lingkungan pengambilan keputusan dalam merencanakan masa depan. ( http / ellafaraedatien, wordpres,com/2008/01/18 )
a.    Pengertian Bimbingan Konseling
    Bimbingan konseling ( selanjutnya disebut B K ) teknik layanan yang        disampaikan dalam  setiap lembaga pendidikan. Dalam hal ini Partowisastro ( dalam Marsudi, 2003: 28 ) menjelaskan bahwa bimbingan merupakan proses yang menunjang pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dalam keadaan tertentu BK merupakan layanan bantuan pada peserta didik yang bermasalah. Pada situasi lain, BK merupakan salah satu metode atau alat dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Bk dalam arti luas berada dalam bentuk pendidikan yang berupa asah, asih dan asuh  oleh orang tua kepada anak, kakak, dan kepada adik. Demikian juga BK terjadi pada guru terhadap muridnya  dalam situsi lain. Bahkan kini BK dapat dilakukan lewat media cetak ( buku, surat kabar dan majalah )dan media elektronik ( radio dan televisi ). Prayitno ( dalam Marsudi,2003:30 ) menyatakan bahwa peristiwa tersebut dikenal dengan bimbingan informal.
b.    Fungsi Bimbingan Konseling.
Istilah fungsi bimbingan mengacu pada  jawaban pertanyaan ”Sebagai
apa bimbingan dalam lingkup sekolah”. Jika ditinjau dari subyek sasaran bimbingan, subyek itu ada yang belum terkena masalah ada yang sedang bermasalah atau ada yang masalahnya sudah terpecahkan karena bimbingan itu untuk semua peserta didik, maka peserta didik yang belum terkena masalah, sedang bermasalah, atau masalahnya sudah terpecahkan semuanya menjadi sasaran, hanya sifatnya yang berbeda. Berdasar hal ini serta mengingat bahwa bimbingan merupakan bagian intergral dari program pendidikan di sekolah, maka fungsi bimbingan sangat menunjang perkembangan peserta didik secara optimal.
Ada beberapa fungsi BK diantaranya :
                        1).Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman akan menghasilkan pemahaman tentang      sesuatu oleh pihak tertentu ( konselor ) guna mengembangkan   kemampuan peserta didik. Fungsi pemahaman ini meliputi;
a)Pemahaman tentang subyek sasaran (peserta didik),
b)Pemahaman tentang lingkungan peserta didik termasuk lingkungan    keluarga dan lingkungan sekolah terutama oleh peserta didik sendiri dan konselor.
c)Pemahaman lingkungan yang lebih luas termasuk informasi pendidikan, jabatan,informasi nilai-nilai(budaya ) ( Marsudi , 2003: 38 )
                        2).Fungsi Pencegahan ( preventif )
                            Fungsi ini adalah fungsi bimbingan yang sifatnya                            
mencegah, menghindarkan diri subyek bimbingan dari          permasalahan          yang dapat mengganggu, menghambat atau       menimbulkan kesulitan dalam proses   perkembangan. Disamping itu fungsi pencegahan merupakan salah satu dari fungsi    BK yang terkait dengan pencegahan awal perilaku yang menyimpang peserta didik.
                       3).Fungsi Perbaikan, Pengobatan ( kuratif )
Fungsi yang terpenting didalam BK adalah bimbingan         yang                          menghasilkan   terpecahnya masalah yang dihadapi    individu ( peserta didik  ) . Peserta didik yang  sedang bermasalah ibarat dalam kondisi yang tidak  enak, dia perlu bantuan orang lain  agar kondisinya berubah dari tidak enak menjadi enak. Upaya bimbingan yang sifatnya seperti hal ini disebut bimbingan perbaikan atau pengobatan ( kuratif ) (  Marsudi,2003: 39 ). Dalam menangani perilaku menyimpang tugas  guru BK berfungsi sebagai pengobat dari perilaku menyimpang tersebut. Fungsi tersebut diharapkan dapat menghilangkan atau mengurangi perilaku menyimpang di dalam lembaga pendidikan.
c.    Tujuan Bimbingan Konseling 
Secara umum tujuan BK adalah membantu tercapainya tujuan pendidikan, Salah satu contoh tujuan BK yaitu seperti tercapainya perkembangan kepribadian peserta didik secara optimal.
Fungsi lain dari pemberian BK adalah agar individu dapat :
1).merencanakan kegiatan penyelesaian studi, pengembangan karir    serta    kehidupan pada masa yang akan datang.
2).Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya  seoptimal mungkin.
3).menyesuaiakan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
4).mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun  lingkungan kerja.
                 d   .  Prinsip Bimbingan Konseling.
                        Prinsip BK  pada dasarnya berkaitan dengan sasaran layanan BK,   
                         Sasaran layanan BK yang paling utama adalah peserta didik, baik
                         secara individu maupun kelompok, sebagai individu peserta didik itu
                         unik , berbeda-beda dalam segala aspek kehidupan ( pribadi, minat,
                         lingkungan, kedudukan, tingkah lakunya dan sebagainya ).
                         Variasi keunikan ini mengundang dirumuskannya prinsip Bimbingan
                         Konseling yang meliputi :
                            1).BK melayani semua peserta didik tanpa pandang status sosial,             
                            Jenis kelamin dan agama.
                            2).BK  harus  menjangkau  keunikan  individu  agar  dapat                                              memberikan layanan  secara optimal, sebab  setiap   individu                             
                           memiliki keunikan masing-masing.
                            3).BK berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang
                            terbentuk dari aspek kepribadian yang komplek dan unik.
                            4).Setiap aspek kepribadian mengandung faktor yang secara
                             potensial mengarah kepada sikap dan perilaku yang tidak seimbang
                             Oleh   karena   itu    layanan   BK   harus   berdasar   berdasar   
                             pada perkembangan individu.  
                            Disamping  memiliki  beberapa  kesamaan,   perbedaan   individu       
    tetap  harus  dipahami  dan  dipertimbangkan  dalam   memberikan                                
    layanan baik kepada  anak-anak,remaja dan atau orang dewasa.      
   (Marsudi,2003:44 )  
B.   Kerangka Berfikir 
       Dalam mengikuti proses belajar mengajar sehari-hari, banyak peserta didik yang kurang memperhatikan peraturan mengenai berpakaian seragam, sehingga banyak peserta didik yang kena aturan masalah berpakaian seragam apabila ada penertiban. Hal ini sangat menganggu didalam proses belajar mengajar karena banyak peserta didik yang terkena razia dan kena sanksi sekaligus bila sampai pelanggaran tersebut mencapai point tertentu. Penanganan peserta didik yang kurang disiplin dalam berpakaian seragam dicatat dalam buku skor pelanggaran tata tertib sekolah. Buku skor dimiliki setiap peserta didik  dan pelanggaran peserta didik selalu direkap dalam buku tersebut oleh kesiswaan seksi ketertiban. Bagi peserta didik yang yang sudah sampai pada skor tertentu dan diberi sanksi biasanya peserta didik pada hari-hari berikutnya dapat mengikuti aturan berpakaian seragam. Namun selang beberapa hari saja terus bermunculan, banyak peserta didik yang tidak mengindahkan berpakaian seragam yang sesuai dengan tata tertib yang berlaku. Kejadian ini selalu berulang dari diberi sanksi kemudian tertib sebentar selanjutnya begitu lagi berulang-ulang secara periodik. Oleh sebab itu bagi pesrta didik yang sering melakukan pelanggaran mengenai berpakaian seragam yang telah tercatat dalam buku pelanggaran kami data, (hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan berpakaian seragam rendah).selanjutnya peserta didik yang masuk dalam data tersebut kami beri Bimbingan Kelompok /Konseling Kelompok( siklus 1 ) . Dari bimbingan kelompok / konseling kelompok harapan kami kesadaran berpakaian seragam meningkat walaupun belum dapat berhasil seperti harapan. Agar bimbingan konseling dapat berhasil secara maksimal pada penanganan selanjutnya ( siklus 2 ) kami menggunakan layanan konseling individu. Melalui tindakan dari kedua siklus tersebut diharapkan mampu mengurangi pelanggaran berpakaian seragam atau dengan kata lain diharapkan melalui pemberian layanan Bimbingan Konseling dapat meningkatakan kedisiplinan berpakaian seragam pada peserta didik kelas VIII H SMP Negeri 4 Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2012 / 2013.




Guru:
Belum memberikan layanan Bimbingan Konseling
Peserta Didik:
Dispilin Peserta Didik rendah.
KONDISI

AWAL
                                               
 

Menerapkan layanan Bimbingan Konseling
SIKLUS I
Memberikan layanan bimbingan konseling melalui bimbingan kelompok besar.
               
TINDAKAN
 


SIKLUS II
Memberikan layanan bimbingan konseling melalui
bimbingan kelompok kecil
KONDISI

AKHIR

 


Diduga melalui pemberian layanan bimbingan konseling dapat meningkatkan disiplin berpakaian seragam bagi peserta didik kelas VIIIH SMP N 4 Sukoharjo pada semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.
                         

 



                                        
                                         Gambar 1
                                                Skema kerangka berpikir
C.  Hipotesis Tindakan.
         Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut; ” Melalui Bimbingan Konseling dapat meningkatkan Kedisiplinan berpakaian seragam bagi peserta didik kelas VIII H SMP Negeri 4 Sukoharjo pada semester 2 tahun  pelajaran 2012 / 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar