MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR MELALUI BIMBINGAN AKADEMIK BAGI SISWA KELAS IXA SMP NEGERI 3
MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR
1. Definisi
Motivasi
Menurut Slameto (2003),
motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkat kegiatan, intensitas,
konsistensi serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang
rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep yang lain.
Sedangkan Ngalim
Purwanto (2002), mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang mendorong
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan.
Dimyati (2002),
berpendapat bahwa motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi ini
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan individu.
Perubahan nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku dan motivasinya.
Oemar Hamalik (2009)
juga berpendapat bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dipengaruhi
oleh kegiatan, intensitas serta konsistensi untuk mencapai suatu tujuan.
2. Definisi
Belajar
Slameto (2003)
berpendapat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Gagne menyatakan bahwa
belajar akan terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama isi ingatan
mempengaruhi sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance) berubah dari
waktu sebelum ia mengalami situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi
(Ngalim Purwanto, 2002).
Sedangkan Oemar Hamalik
(2009) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan.
Sumadi Suryabrata
(2002) juga berpendapat bahwa belajar itu membawa perubahan, perubahan itu pada
dasarnya adalah didapatkannya kecakapan baru, dan perubahan itu terjadi karena
usaha yang dilakukan.
Dari uraian di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha untuk memperoleh
suatu perubahan dari sebelum adanya stimulus ke arah yang lebih baik
3. Pengertian
Motivasi Belajar
Dimyati (2002),
mengatakan bahwa dalam diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi
penggerak belajar. Kekuatan penggerak itu berasal dari berbagai sumber.
Kekuatan mental tersebut berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita
yang tergolong tinggi atau rendah. Kekuatan mental yang mendorong terjadinya
belajar inilah yang disebut motivasi belajar.
Selanjutnya Ngalim
Purwanto (2002), menambahkan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan-kekuatan
yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan
atau mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang
diinginkan kearah pencapaian tujuan-tujuan personal.
Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu keadaan yang berupa
kekuatan penggerak dalam diri individu yang berupa keinginan, kemauan atau
cita-cita yang mengarahkan individu pada perilaku giat belajar untuk mencapai
hasil belajar yang diinginkan.
4. Ciri-ciri
Motivasi Belajar
Menurut Slameto (2003)
Motif yang kuat diperlukan dalam proses belajar, di dalam membentuk motif yang
kuat dapat dilaksanakan dengan latihan. Dengan adanya latihan yang terus
menerus yang dilakukan seorang siswa dalam belajar, maka dengan sendirinya akan
membentuk adanya motif. Siswa yangn mempunyai motivasi belajar mempunyai
ciri-ciri antara lain mempunyai motif yang kuat dan besar, melakukan kegiatan
dengan sungguh-sungguh, terarah dan penuh semangatyang dilakukan atas kemauan
dari dalam diri siswa itu sendiri
5. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar dalam
individu bersifat dinamis, dalam arti dapat berubah-ubah. Menurut Dimyati
(2002) perubahan motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Cita-cita
atau aspirasi siswa
Motivasi belajar nampak pada anak sejak
kecil, seperti berjalan, membaca, menyanyi dan sebagainya. Cita-cita akan
memperkuat motivasi belajar, sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri.
b. Kemampuan
siswa
Keinginan seorang anak perlu disertai
dengan kemampuan untuk mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya.
c. Kondisi
siswa
Meliputi kondisi jasmani dan rohani yang
akan mempengaruhi kondisi belajar. Seorang siswa yang dalam kondisi sakit,
lapar atau marah akan lebih sulit untuk mencapai tingkat motivasi belajar yang
optimal dibanding siswa yang sehat, kenyang dan tenang.
d. Kondisi
lingkungan
e. Unsur-unsur
yang terjadi dalam belajar dan pembelajaran
f. Upaya
Guru
B. LAYANAN
BIMBINGAN AKADEMIK
1. Pengertian
Bimbingan
Menurut Prayitno dan
Erman Amti (1994 : 99) bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oelh orang ahli kepada seseorang / beberapa individu, baik anak-anak, remaja
maupun dewasa supaya orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sedangkan menurut Smitt
( 1999 : 94 ) mengatakan bimbingan adalah proses layanan yang diberikan kepada
individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang
diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi yang
diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan baik.
Surya ( 1995 : 2 )
berpendapat bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus-menerus
yang sistematik, dari konselor kepada klien sehingga tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri dan penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal.
Dari beberapa pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan atau
arahan yang diberikan oleh konselor kepada kliennya baik secara individu maupun
kelompok, baik anak-anak, remaja dan orang dewasa dan dilakukan secara sadar,
terencana dan sistematik sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan dirinya
dan mandiri, memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, bisa menentukan arah dan
tujuan hidup, memahami dan mengenal dirinya serta mampu beradaptasi dengan
lingkungannya secara baik berdasarkan norma yang berlaku dimasyarakat.
2. Macam-macam
Bimbingan
Menurut Dr. Akhmad
Juntika Nurihsan ( 2010 : 15 ) bimbingan dapat dibagi menjadi empat bidang
yaitu :
a. Bimbingan
Akademik
Bimbingan akademik adalah bimbingan yang
diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalah akademik. Yang termasuk masalah-masalah akademik yaitu pengenalan
kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan
latihan, pencarian dan pengguna sumber belajar, perencanaan pendidikan, dll.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara
mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar terhindar dari
kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang baik, membantu individu agar
sukses dalam belajar, maupun menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program
atau pendidikan. Dalam bimbingan akademik para pembimbing berupaya
memfasilitasi individu dalam tujuan akademik yang diharapkan.
b. Bimbingan
Pribadi Sosial
Bimbingan pribadi sosial adalah
bimbingan yang membantu siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial
pribadi. Adapun yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah
masalah hubungan dengan sesama teman, dosen, serta staf, pemahaman sifat dan
kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat
tempat mereka tinggal, serta penyelesaian konflik.
Bimbingan ini diarahkan untuk
memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani
masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada
pencapaian pribadi yang seimbag dengan memperhatikan keunikan karakteristik
pribadi serta ragam permasalahan yang dialami siswa.
Bimbingan pribadi-sosial diberikan
dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,
mengembangkan sistem pemahaman diri, dan sikap-sikap yang positif, serta
ketrampilan-ketrampilan sosial-pribadi yang tepat.
c. Bimbingan
Karier
Bimbingan karier adalah bimbingan yang
diberikan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan penyelesaian
masalah-masalah karier, seperti pemahaman jabatan dan tugas-tugas kerja,
pemamahan kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan
dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan dan masalah-masalah karier yang
dihadapi.
Bimbingan karier juga merupakan layanan
pemenuhan kebutuhan perkembangan individunseagi bagian integral dari program
pendidikan. Bimbingan karier terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif,
afektif, ataupun ketrampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang
positif, memahami proses pengambilan keputusan, ataupun perolehan pengetahuan
dalam ketrampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem kehidupan sosial
budaya yang terus menerus berubah.
d. Bimbingan
Keluarga
Bimbingan keluarga adalah bimbingan yang
diberikan kepada individu yang telah berkeluarga sehingga menjadi pimpinan
dalam keluarga yang mampu menciptakan keharmonisan dan rasa aman bagi tiap-tiap
anggota keluarga, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma-norma
keluarga, serta berperan aktif dalam menciptakan keluarga yang bahagia.
Bimbingan keluarga juga diharapkan membantu individu yang akan berkeluarga
dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga. Dengan
bimbingan ini juga diharapkan semua anggota keluarga berbagi strategi dan
teknik berkeluarga yang sukses, harmonis dan bahagia.
Bimbingan keluarga juga membantu individu yang akan
berkeluarga memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga
sehingga individu siap menghadapi kehidupan berkeluarga dengan berbagai teknik
dan strategi berkeluarga yang sukses, harmonis dan bahagia.
Proses
pembelajaran melalui layanan bimbingan konseling berfungsi sebagai :
a. Fungsi
Pemahaman
Membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya
b. Fungsi
Pencegahan
Membantu peserta didik mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya
c. Fungsi
Pengentasan
Membantu peserta didik mengatasi
permasalahan yang dialaminya
d. Fungsi
Pemeliharaan dan Pengembangan
Membantu peserta didik memelihara dan
menumbuhkembangkan berbagai potensi dan kondisi kondusif positif yang
dimilikinya
e. Fungsi
Advokasi
Membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak
dan atau kepentingannya yang belum mendapat perhatian.
Di
samping itu proses pembelajaran melalui proses layanan bimbingan konseling juga
dilaksanakan oleh guru bimbingan konseling melalui 9 jenis layanan yaitu
1. Layanan
orientasi
Layanan yang berupaya untuk menjembatani
siswa dengan lingkungan atau situasi yang baru. Layanan ini juga secara
langsung dan tidak langsung menghantarkan orang yang dimaksud memasuki situasi
atau obyek baru.
2. Layanan
informasi
Bertujuan untuk memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh siswa untuk dikuasainya informasi tertentu oleh peserta
layanan dan informasi tersebut digunakan untuk keperluan layanan.
3. Layanan
penempatan dan penyaluran
Layanan ini membantu individu yang
mengalami suatu kondisi yang tidak sesuai dengan kondisi yang seharusnya
sehingga siswa tersebut dapat berada pada kondisi yang sesuai dengan dirinya
4. Layanan
penguasaan konten
Layanan ini merupakan layanan bantuan
yang diberikan kepada siswa untuk menguasai kemampuan atau kompetensi melalui
kegiatan belajar. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi
kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah di dalamnya.
5. Layanan
konseling perorangan
Merupakan layanan yang diselenggarakan
oleh konselor terhadap konseli dalam rangka mengentaskan masalah pribadi
konseli.
6. Layanan
bimbingan kelompok
Merupakan layanan yang diberikan secara
kelompok dimana dalam pelaksanaannya membahas topik-topik yang masih hangat dan
menjadi perhatian siswa untuk didiskusikan dan bersama-sama mencari jalan
keluar terbaik dalam memecahkan masalah yang didiskusikan tersebut. Bimbingan
kelompok mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi siswa ,
khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan.
7. Layanan
konseling kelompok
Layanan ini merupakan layanan yang
diberikan kepada siswa dengan format kelompok, dimana layanan konseling
kelompok ini berfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta kegiatan
layanan
8. Layanan
konsultasi
Layanan ini merupakan layanan konseling
yang dilakukan oleh konselor terhadap seorang pelanggan yang memungkinkan
konsulti memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi dan atau permasalahan pihak ketiga
9. Layanan
mediasi
Layanan yang menghubungkan antara dua
kondisi yang berbeda sehingga saling terkait.
3. Pengertian
Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik
adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu individu dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah akademik.
Menurut Dewa Ketut,
Bimbingan akademik adalah bimbingan yang diberikan dalam hal menemukan cara
belajar yan tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi
kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntunan-tuntunan belajar
disuatu institusi pendidikan.
4. Tujuan
Bimbingan Akademik
Melalui bimbingan
konseling di sekolah siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dalam
dirinya, potensi lingkungannya sehingga ia merencanakan masa depannya serta
melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi, dalam rangka menjawab
tantangan masa depan yang lebih kompleks.
5. Fungsi
Bimbingan Konseling
Dengan adanya bimbingan
dalam proses pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan secara keseluruhan
dapat berfungsi membantu dan menunjang usaha-usaha kearah kemajuan,
kesejahteraan dan tercapainya tujuan pendidikan bagi sekolah maupun bagi anak
didik terutama dalam proses belajar mengajar di dalam pendidikan.
Fungsi utama bimbingan
yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan
pengembangan yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai
potensi dan kondisi positif anak didik dalam ranka perkembangan dirinya secara
mantap dan berkelanjutan.
C. KERANGKA
BERFIKIR
Mayoritas siswa kelas IXA belum memiliki
motivasi belajar yang tinggi. Hal ini terlihat adanya beberapa siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM atau belum mencapai KKM. Upaya untuk memenuhi hasil
belajar yang diharapkan yaitu mencapai bahkan melampau KKM adalah dengan jalan
meningkatkan motivasi belajar layanan bimbingan akademis. Siswa yang memiliki
hasil belajar rendah/ belum mencapai KKM diberikan layanan bimbingan akademis
sehingga diharapkan hasil belajar dapat
meningkat sesuai dengan yang KKM yang ditetapkan.
Adapun
kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai
berikut :
|
Motivasi
belajar
|
|
Kesenjangan
|
|
Memiliki
motivasi belajar yang tinggi
|
|
Motivasi
belajar masih rendah
|
|
Layanan
bimbingan akademik
|
|
Hasil belajar meningkat
|
D.
D.
HIPOTESIS
Berdasarkan
kerangka berfikir di atas hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Layanan
Bimbingan Akademik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IXA SMP
Negeri 3 Mojolaban tahun pelajaran 2012 / 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar