UPAYA MENINGKATKAN
MOTIVASI
BELAJAR SISWA
MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BAGI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 3 SUKOHARJO SEMESTER II
TAHUN
PELAJARAN 2012-2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan
di SMPN 3
Sukoharjo yang beralamat di
jalan
Dr.Sutomo No.1 Sukoharjo yang
mengambil obyek pada kelas VIII A. Peneliti mengambil lokasi ini dikarenakan
peneliti mengampu sebagai guru bimbingan konseling di kelas ini. Adapun waktu
penelitian dimulai Desember 2012 - Maret 2013 .
Adapun jadwal penelitian dapat diringkas sebagai berikut :
|
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
|||
|
Des
2012
|
Jan.2013
|
Feb.2013
|
Maret
2013
|
||
|
1
|
Tahap Persiapan
1)
Pengumpulan Data
2)
Pembuatan Alat Pengumpul data
3)
Penyusunan Rancangan Penelitian
|
X
X
|
|
|
|
|
2
|
Tahap
Pelaksanaan
1)
Perencanaan Tindakan
2)
Implementasi Tindakan Siklus I
3)
Observasi Dan Evaluasi
4)
Refleksi
5)
Perencanaan Tindakan
6)
Implementasi Tindakan Siklus II
7)
Observasi Dan Evaluasi
8)
Refleksi
9)
Analisis Dan Interpretasi data
10) Perumusan
hasil kegiatan
|
|
X
X
X
X
X
X
X
|
X
|
|
|
3
|
Tahap Pelaporan
|
|
|
|
X
|
B.
Subjek
Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas kelas VIII
A SMPN 3
Sukoharjo SMPN 3 Sukoharjo yang memiliki motivasi belajar yang rendah
ditambah 2 siswa yang tidak terlalu rendah motivasi belajarnya. Setelah diadakan penyebaran angket, akan dipilih 8 siswa yang memiliki motivasi belajar paling rendah untuk
mendapatkan layanan konseling kelompok ditambah 2
siswa yang pintar dan motivasinya tinggi untuk menciptakan heterogenitas
kelompok sehingga suasana konseling dan
dinamika kelompok menjadi lebih hjdup .
C. Sumber
Data
1)
Dokumentasi /Himpunan Data tentang
Kebutuhan dan Masalah Siswa
2) Wawancara dengan guru Matematika,Bahasa
Inggris dan PKN
3) Siswa
kelas VIII A di luar subyek penelitian
4) Wawancara
dengan teman sejawat
5) Siswa
/subyek penelitian
D. Tehnik
dan Alat Pengumpul Data
1). Tehnik Pengumpulan Data
a). Metode
Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah
satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menginventariskan dokumen
yang ada. Metode yang digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar
siswa melalui catatan-catatan dari guru mata
pelajaran dan anekdot.
b). Metode Wawancara
Metode wawancara yaitu proses tanya jawab dua orang
atau lebih berhadapan secara langsung atau tidak melalui media komunikasi.
Wawancara dilakukan peneliti kepada pihak-pihak yang terkait seperti siswa dan
guru. Disini konselor menyusun daftar
pertannyaan yang akan di sampaikan kepada guru mata pelajaran dan siswa
tujuannya untuk mendapatkan umpan balik tentang proses belajar mengajar di
kelas VIII
A SMP N
.3 Sukoharjo. Penggunaan teknik pengumpulan data dengan wawancara ini
terutama untuk identifikasi kasus atau kajian obyektif di lapangan .
c). Observasi
(pengamatan).
Dalam hal ini peneliti melaksanakan
pengamatan bersamaan dengan tindakan bimbingan
kelompok
terkait dengan kualitasnya. Observasi dilakukan oleh peneliti dan teman se
jawat
Observasi juga dilakukan oleh 3
siswa kelas VIIIA di luar subyek
penelitian,untuk mengevaluasi motivasi belajar subyek penelitian setelah
diberikan tindakan bimbingan kelompok
d). Angket
Digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya mengenai segala hal yang berhubungan dengan
motivasi belajar subyek penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih dengan bentuk pilihan ganda. Dalam kriteria
dari angket tersebut dibuat dengan empat alternatif jawaban yaitu (a),(b),(c),(d)
2). Alat
Pengumpulan Data
a)
Blangko catatan Observasi
Data yang dikumpulkan dalam
observasi ini yaitu catatan yang terkait dengan indikator motivasi belajar subyek penelitian sebelum
dan setelah bimbingan kelompok dari 3 siswa kelas VIII A (teman sekelas subyek penelitian) Disamping
itu juga blangko observasi tentang
pelaksanaan konseling kelompok untuk peneliti dan teman sejawat.
b)
Angket
Digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya yang
berhubungan dengan motivasi belajar subyek penelitian.
c)
Pedoman Wawancara
Digunakan untuk
memperoleh informasi dari subyek penelitian tentang pribadinya yang berhubungan dengan motivasi belajar
subyek penelitian. Dan juga pedoman wawancara digunakan peneliti kepada
pihak-pihak yang terkait dalam hal ini 3 guru
mata pelajaran yaitu matematika,bahasa inggris dan PKN .
E.
Tehnik Analisis Data
Dalam
menganalisis data penelitian tindakan bimbingan dan konseling, peneliti
membandingkan antara data yang diperoleh pada saat awal sebelum diadakan tindakan ,dibandingkan
dengan data yang diperoleh setelah melalui tindakan pada siklus kedua, disebut
juga dengan menggunakan tindakan deskriptif
kualitatif dan analisis
observasi.
F.
Prosedur Penelitian
Peneliti menggunakan metode
bimbingan dan konseling, cirinya bahwa dalam proses penelitian ini dengan
melakukan suatu siklus tertentu.Adapun langkah –langkah yang digunakan sebagai
berikut :
1) Pra
Tindakan Bimbingan Konseling
-
Menganalisis kebutuhan dan masalah siswa
kelas VIII A bidang belajar dengan
mencermati himpunan data hasil IKMS
-
Mengumpulkan data siswa yang bermotivasi
rendah dari guru mata pelajaran dan
siswa ,data diperoleh dengan wawancara.
2) Pelaksanaan
Siklus I
1. Perencanaan
Mengidentifikasi
dan menganalisis masalah faktual yang terjadi di sekolah terkait dengan
motivasi belajar siswa, langkahnya sebagai berikut:
-
Merumuskan latar belakang
pentingnya penelitian itu dilaksanakan.
-
Merumuskan masalah secara jelas
-
Menetapkan cara-cara yang dilakukan untuk
melaksanakan tindakan
-
Menyiapkan alat yang digunakan untuk melaksanakan tindakan
-
Mengumpulkan data tentang motivasi
belajar siswa dengan instrumen angket
sebagai data awal motivasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan
tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan peneliti berdasarkan perencanaan
yang telah disusun. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti
sesuai dengan fokus masalah yaitu meningkatkan motivasi belajar. Tindakan ini
adalah inti dari penelitian, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk
menyelesaikan masalah.
Tahap
pelaksanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahap
pembentukan, yaitu upaya penumbuhan minat bersama dalam Konseling.
b. Tahap
Peralihan, yaitu proses pembentukan interaksi.
c. Tahap kegiatan sharing yang merupakan
inti proses konseling.
d. Tahap pengakhiran, yaitu membuat suatu
kesimpulan.
3.
Pengamatan (observasi)
Observasi
dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses Konseling yang dilakukan
peneliti sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui observasi peneliti
dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan peneliti dalam
melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika
peneliti melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran
atau siklus berikutnya.
Pengamatan
dilakukan oleh guru BK sebagai peneliti yang dibantu oleh rekan sejawat atau
guru mitra selama proses kegiatan konseling berlangsung.
4.
Refleksi
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang
dilaksanakan peneliti selama tindakan. Refleksi dilakukan dengan melakukan
diskusi dengan pengamat yang dalam hal ini teman sejawat. Dari hasil refleksi,
peneliti mencatat segala kekurangan yang
perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang
pada siklus berikutnya..
Siklus
II
1.
Perencanaan
Mengidentifikasi dan menganalisis hasil refleksi siklus ke satu
yang terkait dengan pelaksanaan
konseling siklus pertama sebagai pijakan siklus ke dua , langkahnya sebagai
berikut:
-
Merumuskan
masalah secara jelas
-
Menetapkan
cara-cara yang dilakukan untuk melaksanakan tindakan
-
Menyiapkan
alat yang digunakan untuk melaksanakan
tindakan
2.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan peneliti berdasarkan perencanaan
yang telah disusun. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti
sesuai dengan fokus masalah yaitu meningkatkan motivasi belajar. Tindakan ini
adalah inti dari penelitian, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk
menyelesaikan masalah.
Tahap
pelaksanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan, yaitu upaya
penumbuhan minat bersama dalam Konseling.
b. Tahap Peralihan, yaitu proses
pembentukan interaksi.
c. Tahap kegiatan sharing yang merupakan
inti proses konseling.
d. Tahap
pengakhiran, yaitu membuat suatu kesimpulan.
3.
Pengamatan (observasi)
Observasi
dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses Konseling yang dilakukan
peneliti sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui observasi peneliti
dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam
melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika
peneliti melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran
atau siklus berikutnya.
Pengamatan
dilakukan oleh guru BK sebagai peneliti yang dibantu oleh rekan sejawat atau
guru mitra selama proses kegiatan konseling berlangsung.
4.
Refleksi
Refleksi
adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan peneliti selama
tindakan. Refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi dengan pengamat yang
dalam hal ini teman sejawat. Dari hasil refleksi, peneliti mencatat segala kekurangan yang perlu
diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang pada
siklus berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar