Rabu, 01 Juni 2016

Bab III: Upaya Menanggulangi Kenakalan Remaja (Mengakses Gambar-Gambar Pornografi) melalui Layanan Konseling Kelompok dengan Pendekatan RET (Rational Emotive Therapy) bagi Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 1 Polokarto pada Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.

Upaya Menanggulangi Kenakalan Remaja (Mengakses Gambar-Gambar Pornografi) melalui Layanan Konseling Kelompok dengan Pendekatan RET (Rational Emotive Therapy) bagi Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 1 Polokarto pada Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013. 

Bab: III



METODOLOGI PENELITIAN (PROSEDURE PENELITIAN)

A.      Setting Penelitian

1.   Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Polokarto, Mranggen, Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah. Peneliti mengambil lokasi penelitian ini untuk Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling, karena peneliti mengampu sebagai guru Bimbingan Konseling di kelas ini.
2.   Waktu Penelitian. penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan,dimulai pada minggu pertama bulan September sampai dengan minggu ke 2 bulan Desember 2012, dengan jadwal kegiatan sebagaimana tersusun pada tabel  dibawah.





Tabel Jadwal Kegiatan PTBK
No.
Kegiatan
Bulan
Sept.
Okt.
Nov.
Des.
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
1.
Tahap persiapan
a.      Pengumpulan data
b.     Pembuatan instrumen alat pengumpul data
c.      Penyusunan rancangan penelitian





















2.
Tahap pelaksanaan
a.      Perencanaan tindakan
b.     Implementasi tindakan siklus I
c.      Observasi dan evaluasi
d.     Refleksi
e.      Implementasi tindakan siklus II
f.      Observasi dan evaluasi
g.     Refleksi
h.     Analisis dan interpretasi data
i.       Perumusan hasil kegiatan









































































3
Tahap Pelaporan













B.      Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B sejumlah 4 siswa, dengan alasan siswa tersebut sebagai siswa asuh yang melakukan/ mengakses dan melihat gambar-gambar pornografi di internet maupun di HP yang perlu segera ditindak lanjuti.
C.      Sumber Data
1.     Data Primer
 Sumber data dari guru mata pelajaran, guru BK dan peserta didik.
2.     Data Sekunder
 Data dan catatan diskripsi informasi dari berbagai pihak terkait di  
 lapangan melalui pribadi anak, angket siswa, anekdot dan lain-lain.

D.      Teknik dan Alat Pengumpul Data
a.      Teknik pengumpulan data :
1.   Observasi
2.   Angket
3.   Wawancara
4.   Dokumen (catatan pribadi siswa)
b.     Alat pengumpulan data :
                               1.    Pedoman Observasi, untuk mengevaluasi pelaksanaan konseling kelompok.
                               2.    Pedoman Wawancara, untuk mengetahui perkembangan  perilaku siswa.
                               3.    Angket, untuk mengetahui tingkat pemahaman dan perubahan sikap siswa .
                               4.    Metode dokumentasi, untuk mengetahui catatan pribadi siswa.  

E.      Validasi Data
Dalam validasi data, penulis menggunakan teknik trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau membandingkan terhadap data, dari empat teknik pengumpulan data tersebut diatas.

F.       Analisis Data
         Analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling ini memakai metode deskriptif komparatif, diartikan sebagai cara atau metode analisis data yang dilakukan dengan membandingkan data hasil siklus I dan II selama penelitian tindakan bimbingan konseling dilakukan. Sehingga setelah siklus I, II penelitian yang sudah ditetapkan sebelumnya kegiatan yang dilakukan penulis adalah membandingkan antara data yang diperoleh saat kondisi awal sebelum diadakan tindakan, dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah melalui tindakan pada siklus pertama dengan melalui tindakan pada siklus ke dua, disebut juga dengan menggunakan tindakan deskreptif komparatif dan analisis observasi.

G.   Indikator Kinerja
Untuk mengukur keberhasilan suatu penelitian maka haruslah ditetapkan juga indikator atau standar ukuran keberhasilannya. Pun demikian dalam penelitian tindakan bimbingan konseling ini, penulis menetapkan indikator kinerja/keberhasilan. Hal ini diukur dari nilai setelah diterapkan tindakan siklus I, siklus II yang harus sesuai target yaitu minimal tercermin ada nya perubahan perilaku siswa dari sering mengakses gambar pornogrfi menjadi menjadi berkurang dan tidak, baik melalui internet maupun HP. Perkembangan cara berpikir dan penuangan dalam pemecahan masalah dalam pelaksanaan konseling kelompok dari berpikir irasional berubah ke berfikir yang rasional. Untuk lebih jelas bagaimana indikator yang digunakan penulis dalam penelitian ini maka lihat tabel di bawah :
Tabel 3.5 Indikator Kinerja / Keberhasilan Siswa Dalam Layanan
No.
Kategori
Keterangan
1.
Amat Baik
Apabila nilai rata-rata dari 4 konseli memperoleh 90-100
2.
Baik
Apabila nilai rata-rata 4 konseli  memperoleh 76 – 89
3.
Cukup
Apabila nilai rata-rata 4 konseli memperoleh 62 – 75
4.
Kurang
Apabila nilai rata-rata 4 konseli memperoleh ≤ 51 – 61
H.     Prosedur Penelitian
Peneliti menggunakan metode tindakan bimbingan dan konseling, cirinya bahwa proses penelitian ini dengan melakukan suatu siklus tertentu.
Adapun langkah-langkah yang digunakan :
1.   Pra Tindakan Bimbingan Konseling
Data-data siswa yang telah mengakses gambar pornografi, melalui pengamatan/anekdot guru BK.
2.   Pelaksanaan
                   SIKLUS I (Pertama)
a.   Planning (Perencanaan)
Peneliti mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan diteliti, dalam hal ini masalah faktual yang terjadi di sekolah yaitu siswa mengakses gambar-gambar pornografi.
Dalam planning, terdapat langkah-langkah sebagai berikut :
a)   Merumuskan latar belakang dilakukannya penelitian.
b)   Merumuskan masalah penelitian secara jelas.
c)   Menetapkan cara-cara yang dilakukan untuk melaksanakan tindakan.
d)   Menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan tindakan.
b.   Acting (Tindakan)
Dalam hal ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai langkah-langkah konseling kelompok, antara lain sebagai berikut :
a)   Tahap awal kelompok
Proses utama selama tahap awal adalah orientasi dan eksplorasi. Pada awalnya tahap ini akan diwarnai keraguan dan kekhawatiran, namun juga harapan dari peserta. Namun apabila konselor mampu memfasilitasi kondisi tersebut, tahap ini akan memunculkan kepercayaan terhadap kelompok. Langkah-langkah pada tahap awal kelompok adalah :
1)      Menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih 
2)      Berdoa
3)      Menjelaskan pengertian konseling kelompok 
4)      Menjelaskan tujuan konseling kelompok 
5)      Menjelaskan azas-azas konseling kelompok 
6)      Menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok 
7)      Melaksanakan perkenalan dilanjutkan rangkaian  nama

b)   Tahap Peralihan
Tujuan tahap ini adalah membangun iklim saling percaya yang mendorong anggota menghadapi rasa takut yang muncul pada tahap awal. Konselor perlu memahami karakterisik dan dinamika yang terjadi pada tahap transisi. Langkah-langkah pada tahap peralihan adalah :
1)      Menjelaskan kembali kegiatan konseling kelompok
2)  Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut
3)  Mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan atau sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana tersebut
4)  Memberi contoh masalah pribadi yang dikemukakan dan dibahas dalam kelompok 

c)     Tahap kegiatan
Pada tahap ini ada proses penggalian permasalahan yang mendalam dan tindakan yang efektif. Menjelaskan masalah pribadi yang hendak dikemukakan oleh anggota kelompok. Langkah-langkah pada tahap kegiatan adalah :
1)  Mempersilakan anggota kelompok untuk mengemukakan masalah pribadi masing-masing secara bergantian
2)  Memillih /menetapkan masalah yang akan dibahas terlebih dahulu
3)      Membahas masalah terpilih secara tuntas
4)      Selingan
5)  Menegaskan komitmen anggota yang masalahnya telah dibahas (apa yang akan dilakukan berkenaan dengan adanya pembahasan demi terentaskan masalahnya).

d)       Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini pelaksanaan konseling ditandai dengan anggota kelompok mulai melakukan perubahan tingka laku di dalam kelompok. Langkah-langkah pada tahap pengakhiran adalah :
1) Menjelaskan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri
2)  Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masing-masing
3)     Membahas kegiatan lanjutan
4)     Pesan serta tanggapan anggota kelompok
5)     Ucapan terima kasih
6)     Berdoa
7)     Perpisahan

c.     Observing (Pengamatan)
Peneliti menggunakan pengamatan sekaligus pada waktu pelaksanaan proses konseling kelompok.

d.     Reflexing (Refleksi)
Dalam kegiatan ini, peneliti mencermati, mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh. Tindakan yang dilaksanakan yang didasarkan data yang telah dikumpulkan dalam penelitian, lalu dianalisis dan hasilnya direfleksikan untuk perencanaan siklus selanjutnya (siklus II). Dalam siklus II, tahapan-tahapan yang ditempuh sama dengan tahapan yang pertama, perbedaannya kalau siklus I, perencanannya didasarkan pada konsisi awal. Sedangkan pada siklus II, didasarkan pada hasil refleksi siklus I.

Adapun prosedurnya dapat digambarkan sebagai berikut :



 





  Siklus I                                                                         Siklus II

SIKLUS II (Kedua)
1.       Siswa yang masih memiliki ketidaklogisan berpikir konselor, berusaha membawa klien ke arah berpikir yang logis dan realistik dengan memanfaatkan kekuatan dan potensi yang dimiliki.
2.       Dengan pendekatan RET (Rational Emotive Therapy), konselor menitikberatkan aspek kognitif dalam perawatan, tetapi aspek tingkah laku dan emosi turut diberi perhatian.



3.       Evaluasi dan tindak lanjut.
       Apabila ada siswa masih melakukan bahkan sering mengakses walaupun sudah adanya penanganan khusus pada siklus I (pertama) maupun siklus II (kedua), kemudian orang tua dipanggil untuk diadakan rapat kasus.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar