Minggu, 12 Juni 2016

Bab I: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN BERSERAGAM DALAM UPACARA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GROGOL SEMESTER II TAHUN 2012/2013



UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN BERSERAGAM DALAM UPACARA
MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII A     
            SMP NEGERI 2 GROGOL SEMESTER II TAHUN 2012/2013
                         
BAB I
PENDAHULUAN
1)     Latar belakang Masalah
Tata tertib kerapian mengikuti upacara bendera yang diberlakukan di SMPN 2 Grogol adalah sebagai berikut :
“ Siswa sebagai peserta upacara memakai seragam yang lengkap, yaitu memakai pakaian OSIS, Atribut sesuai dengan kelasnya, bertopi, menggunakan tali pinggang identitas, dan memakai kaos kaki identitas sekolah. Bagi anak laki-laki panjang celana tidak boleh melebihi batas lutut, baju dimasukkan. Bagi anak perempuan rok 10 cm di bawah lutut dan pemakaian rok harus di pinggang, tidak boleh dipakai di panggul serta baju putih harus dimasukkan’.
                        Pada kenyataannya disiplin kerapian berseragam siswa SMPN 2 Grogol saat mengikuti upacara masih rendah. Dari pengamatan saat upacara tanggal 17 Desember 2012 ada 32 anak yang tidak memakai seragam sekolah secara lengkap, yaitu 10 anak tidak memakai topi, 5 anak tidak memakai kaos kaki identitas, 3 anak tidak mamakai ikat pinggang, 8 anak tidak memakai identitas kelas, identitas lokasi maupun OSIS, 2 anak mamakai celana di bawah lutut dan di bawah pinggul.
                        Rendahnya tingkat kerapian ini dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : dari factor internal, siswa kurang memiliki pemahaman akan pentingnya memakai seragam secara lengkap, siswa ingin tampil sesuai model yang ditiru, tingkat inteligensi siswa yang rendah membuat kurang peduli terhadap tata tertib sekolah, serta kurang adanya peran serta orang tua dalam mengawasi kerapian berpakaian anak-anaknya rendahnya tingkat kedisiplinan kerapian berseragam ini juga dipengaruhi oleh factor guru antara lain guru kurang memantau anak-anak, terutama yang kurang tertib atau disiplin dalam berseragam, kurang adanya kesamaan langkah dalam menindak siswa yang melakukan pelanggaran, juga disebabkan oleh guru merasa bahwa tanggung jawabnya sebatas pada bidang studi yang diampu, sementara masalah ketertiban murid dirasa bukan pekerjaannya. Di samping itu adanya anak-anak popular yang tidak mematuhi tertib, dan keberadaannya menjadikan siswa-siswa lain terpengaruh. Kondisi kedisiplinan kerapian dalam berseragam yang rendah diyakini dapat mempengaruhi pada tingkah laku anak pada kegiatan belajar-mengajar dan kegiatan lainnya di sekolah. Oleh karena itu persoalan rendahnya tingkat kedisiplinan dalam berseragam pada siswa SMPN 2 Grogol harus segera diatasi.
                        Rendahnya disiplin kerapian berseragam akan dapat teratasi melalui berbagai macam layanan bimbingan, yang salah satunya adalah bimbingan kelompok. Cara ini dipandang tepat karena lewat kelompok persoalan dibicarakan, dan dalam kelompok alternatif bersama diformulasikan secara bersama, dan berangkat dari kelompok disiplin kerapian berseragam anak, khususnya saat mengikuti upacara dijalankan bersama-sama. Cara ini tepat karena siswa usia SMP memiliki kecenderungan untuk berkelompok sesama teman senasib. Melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok siswa-siswa yang melakukan pelanggaran disiplin kerapian berseragam dapat diajak bertukar pikiran antar guru-murid, dan murid-murid, agar tingkat pelanggaran disiplin kerapian berseragam dapat dikurangi atau dihilangkan, terutama saat mengikuti upacara.
                        Disiplin kerapian berseragam sekolah, khususnya dalam mengikuti upacara bendera merupakan cara pendidikan dalam membentuk karakter siswa untuk menjadi siswa yang tertib dalam studi, tertib dalam bekerja, tertib dalam beribadah, dan tertib sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu pelanggaran disiplin kerapian dalam berseragam merupakan awal ketidaktertiban pada semua aspek kehidupan, karenanya merupakan persoalan penting dan mendesak untuk dicari penyelesaiannya. .
Berdasarkan permasalahan tersebut, guru pembimbing memberikan layanan bimbingan kelompok sebagai upaya membangun disiplin kerapian berseragam anak SMPN 2 Grogol, khususnya dalam mengikuti upacara dapat meningkat.    

2)     Indentifikasi Masalah
Indentifikasi masalah pada penelitian ini adalah :
1.     Mengapa kedisiplinan berseragam dalam upacara siswa kelas 8A Siswa belum mengetahui hambatan dalam dirinya terkait dengan rendah?
2.     Mengapa disilplin berseragam dalam upacara ditingkatkan?
3.     Faktor – faktor apa yang menyebabkan disliplin berseragam dalam upacara rendah?
4.     Bagaimana upaya agar disiplin berseragam dalam upacada dapat ditingkatkan?
5.     Apakah melalui layanan beimbingn kelompok dapat mengkatkandisiplin berseragam dalam upacara?

3)     Pembatasan Masalah
1.   Mengapa disiplin berseragam dalam upacara siswa kelas 8A rendah?
2.   Apakah dengan melalui layanan bimbingan kelompok dapat
       Meningkatkan disiplin dalam layanan bimbingan kelompok?                                     

4)     Perumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, dan pembatasan masalah tersebut di atas, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan disiplin kerapian berseragam bagi peserta didik SMPN 2 Grogol pada Semester II Tahun 2012/2013?”

5)     Tujuan Penelitian
Tujuan umum PTK BK ini adalah meningkatnya kualitas layanan bimbingan, sehingga peserta didik dapat mematuhi aturan/tata tertib yang berlaku disekolah. Tujuan khusus Penelitian Tindakan Kelas BK ini adalah meningkatkan kedisiplinan berseragam saat mengikuti upacara dengan memenuhi criteria tertib berseragam.

6)     Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
            a).   Manfaat Teoris
                   Penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bimbingan dan konseling tentang model-model pembinaan siswa dengan menggunakan bimbingan kelompok berdasarkan komitmen bersama melalui kelompok, dedisiplinan kerapian berseragam siswa dapat meningkat.
                   Penilitian ini juga dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya.
            b).   Manfaat Praktis
                   (1). Bagi siswa
                          Peserta didik memperoleh wawasan tentang pentingnya berperilaku disiplin dan rapi dalam berseragam sehari-harinya, terutama dalam mengikuti upacara. Kedisiplinan dalam berseragam dapat diterapkan pada kedisiplinan belajar.
                   (2). Bagi Guru
                          Memberikan alternatif dalam mengarahkan siswa untuk dapat berdisiplin dan rapi dalam memakai seragam saat mengikuti upacara.
                   (3). Bagi Sekolah
                          Sebagai lembaga, sekolah secara tidak langsung akan mendapat manfaat dari penelitian ini. Dengan meningkatnya disiplin kerapian peserta didik dalam berseragam saat mengikuti upacara bendera, kualitas sikap mereka juga akan meningkat baik secara individu maupun kelompok dalam kegiatan belajar-mengajar. Sekolah memperoleh sumbangan dalam menanamkan softskills pada diri peserta didik.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar