UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN BERSERAGAM DALAM UPACARA
MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII A
SMP
NEGERI 2 GROGOL SEMESTER II TAHUN 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1)
Latar
belakang Masalah
Tata tertib kerapian mengikuti
upacara bendera yang diberlakukan di SMPN 2 Grogol adalah sebagai berikut :
“ Siswa sebagai peserta upacara memakai seragam yang
lengkap, yaitu memakai pakaian OSIS, Atribut sesuai dengan kelasnya, bertopi,
menggunakan tali pinggang identitas, dan memakai kaos kaki identitas sekolah.
Bagi anak laki-laki panjang celana tidak boleh melebihi batas lutut, baju
dimasukkan. Bagi anak perempuan rok 10 cm di bawah lutut dan pemakaian rok
harus di pinggang, tidak boleh dipakai di panggul serta baju putih harus
dimasukkan’.
Pada kenyataannya disiplin kerapian
berseragam siswa SMPN 2 Grogol saat mengikuti upacara masih rendah. Dari
pengamatan saat upacara tanggal 17 Desember 2012 ada 32 anak yang tidak memakai
seragam sekolah secara lengkap, yaitu 10 anak tidak memakai topi, 5 anak tidak
memakai kaos kaki identitas, 3 anak tidak mamakai ikat pinggang, 8 anak tidak
memakai identitas kelas, identitas lokasi maupun OSIS, 2 anak mamakai celana di
bawah lutut dan di bawah pinggul.
Rendahnya tingkat kerapian ini
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : dari factor internal, siswa
kurang memiliki pemahaman akan pentingnya memakai seragam secara lengkap, siswa
ingin tampil sesuai model yang ditiru, tingkat inteligensi siswa yang rendah
membuat kurang peduli terhadap tata tertib sekolah, serta kurang adanya peran
serta orang tua dalam mengawasi kerapian berpakaian anak-anaknya rendahnya
tingkat kedisiplinan kerapian berseragam ini juga dipengaruhi oleh factor guru
antara lain guru kurang memantau anak-anak, terutama yang kurang tertib atau
disiplin dalam berseragam, kurang adanya kesamaan langkah dalam menindak siswa
yang melakukan pelanggaran, juga disebabkan oleh guru merasa bahwa tanggung
jawabnya sebatas pada bidang studi yang diampu, sementara masalah ketertiban
murid dirasa bukan pekerjaannya. Di samping itu adanya anak-anak popular yang
tidak mematuhi tertib, dan keberadaannya menjadikan siswa-siswa lain
terpengaruh. Kondisi kedisiplinan kerapian dalam berseragam yang rendah
diyakini dapat mempengaruhi pada tingkah laku anak pada kegiatan
belajar-mengajar dan kegiatan lainnya di sekolah. Oleh karena itu persoalan
rendahnya tingkat kedisiplinan dalam berseragam pada siswa SMPN 2 Grogol harus
segera diatasi.
Rendahnya disiplin kerapian
berseragam akan dapat teratasi melalui berbagai macam layanan bimbingan, yang
salah satunya adalah bimbingan kelompok. Cara ini dipandang tepat karena lewat
kelompok persoalan dibicarakan, dan dalam kelompok alternatif bersama
diformulasikan secara bersama, dan berangkat dari kelompok disiplin kerapian
berseragam anak, khususnya saat mengikuti upacara dijalankan bersama-sama. Cara
ini tepat karena siswa usia SMP memiliki kecenderungan untuk berkelompok sesama
teman senasib. Melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok siswa-siswa yang
melakukan pelanggaran disiplin kerapian berseragam dapat diajak bertukar
pikiran antar guru-murid, dan murid-murid, agar tingkat pelanggaran disiplin
kerapian berseragam dapat dikurangi atau dihilangkan, terutama saat mengikuti
upacara.
Disiplin kerapian berseragam
sekolah, khususnya dalam mengikuti upacara bendera merupakan cara pendidikan
dalam membentuk karakter siswa untuk menjadi siswa yang tertib dalam studi,
tertib dalam bekerja, tertib dalam beribadah, dan tertib sebagai anggota
masyarakat. Oleh karena itu pelanggaran disiplin kerapian dalam berseragam
merupakan awal ketidaktertiban pada semua aspek kehidupan, karenanya merupakan
persoalan penting dan mendesak untuk dicari penyelesaiannya. .
Berdasarkan permasalahan tersebut,
guru pembimbing memberikan layanan bimbingan kelompok sebagai upaya membangun
disiplin kerapian berseragam anak SMPN 2 Grogol, khususnya dalam mengikuti
upacara dapat meningkat.
2)
Indentifikasi
Masalah
Indentifikasi masalah pada penelitian ini adalah :
1. Mengapa
kedisiplinan berseragam dalam upacara siswa kelas 8A Siswa belum mengetahui
hambatan dalam dirinya terkait dengan rendah?
2. Mengapa
disilplin berseragam dalam upacara ditingkatkan?
3. Faktor
– faktor apa yang menyebabkan disliplin berseragam dalam upacara rendah?
4. Bagaimana
upaya agar disiplin berseragam dalam upacada dapat ditingkatkan?
5. Apakah
melalui layanan beimbingn kelompok dapat mengkatkandisiplin berseragam dalam
upacara?
3)
Pembatasan
Masalah
1. Mengapa
disiplin berseragam dalam upacara siswa kelas 8A rendah?
2. Apakah
dengan melalui layanan bimbingan kelompok dapat
Meningkatkan disiplin dalam layanan bimbingan kelompok?
4)
Perumusan
masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, dan pembatasan masalah
tersebut di atas, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah
layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan disiplin kerapian berseragam bagi
peserta didik SMPN 2 Grogol pada Semester II Tahun 2012/2013?”
5)
Tujuan
Penelitian
Tujuan umum PTK BK ini adalah meningkatnya kualitas
layanan bimbingan, sehingga peserta didik dapat mematuhi aturan/tata tertib
yang berlaku disekolah. Tujuan khusus Penelitian Tindakan Kelas BK ini adalah
meningkatkan kedisiplinan berseragam saat mengikuti upacara dengan memenuhi
criteria tertib berseragam.
6)
Manfaat
Penelitian
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
a).
Manfaat Teoris
Penelitian
ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya bimbingan dan konseling tentang model-model pembinaan siswa dengan
menggunakan bimbingan kelompok berdasarkan komitmen bersama melalui kelompok,
dedisiplinan kerapian berseragam siswa dapat meningkat.
Penilitian
ini juga dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya.
b).
Manfaat Praktis
(1). Bagi siswa
Peserta didik
memperoleh wawasan tentang pentingnya berperilaku disiplin dan rapi dalam
berseragam sehari-harinya, terutama dalam mengikuti upacara. Kedisiplinan dalam
berseragam dapat diterapkan pada kedisiplinan belajar.
(2). Bagi Guru
Memberikan alternatif
dalam mengarahkan siswa untuk dapat berdisiplin dan rapi dalam memakai seragam
saat mengikuti upacara.
(3). Bagi Sekolah
Sebagai lembaga,
sekolah secara tidak langsung akan mendapat manfaat dari penelitian ini. Dengan
meningkatnya disiplin kerapian peserta didik dalam berseragam saat mengikuti
upacara bendera, kualitas sikap mereka juga akan meningkat baik secara individu
maupun kelompok dalam kegiatan belajar-mengajar. Sekolah memperoleh sumbangan
dalam menanamkan softskills pada diri peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar