Kamis, 30 Juni 2016

Bab I : Upaya Meningkatkan tingkat kehadiran siswa di sekolah dengan layanan konseling perorangan/pribadi” pada siswa kelas VII SMP N 6 Sukoharjo



Upaya Meningkatkan tingkat kehadiran siswa di sekolah dengan layanan konseling perorangan/pribadi” pada siswa kelas VII SMP N 6 Sukoharjo


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang begitu pesat, maka berkembang pula ilmu pendidikan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan tersebut. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan diri melalui proses belajar dan pembelajaran.UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, untuk itu setiap komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara indonesia.
Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan yang terencana yg dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai komponen. Kehadiran siswa di sekolah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor keberhasilan belajar siswa. Itulah sebabnya kehadiran di sekolah menjadi salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian dan kegiatan yang berhubungan dengan sekolah. Dalam kenyataan sehari-hari ada siswa yang tidak masuk sekolah, penyebab ketidak hadiran siswa di sekolah dapat di kategorikan dalam 3 jenis yaitu :1. Ketidak hadiran karena sakit (s), 2. Karena keperluan tertentu (i), 3. Tanpa alasan (a). Ketidak hadiran untuk 1 dan 2 sepanjang tidak dlm jumlah yang banyak masih dapat diterima atau di maklumi, sedangkan untuk yang ke 3 sangat berpotensi menimbulkan kerugian bagi kegiatan pembelajaran siswa, karena tanpa alasan yg jelas tidak dapat diketahui siswa sebenarnya tidak masuk sekolah karena di rumah atau sudah berangkat dari rumah namun tidak sampai di sekolah
B. Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “ Upaya meningkatkan tingkat kehadiran siswa di sekolah dengan layanan konseling perorangan/pribadi” pada siswa kelas VII SMP N 6 Sukoharjo
C  Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengetahui apakah layanan konseling perorangan/pribadi dapat meningkatkan tingkat kehadiran siswa kelas VII SMP N 6 Sukoharjo
D Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberi manfaat, yaitu :
1.     Bagi siswa yang tingkat kehadirannya kurang agar bisa d tingkatkan, sedangkan yang sudah baik agar di pertahankan.
2.     Bagi guru pembimbing, agar dapat meningkatkan layanan konseling , terutama konseling perorangan/pribadi dalam upaya meningkatkan tingkat kehadiran siswa.
3.     Bagi guru mata pelajaran, diharapkan dapat memberikan apresiasi  terhadap pelayanan konseling perorangan/pribadi yang dilaksanakan guru pembimbing, sehingga guru mata pelajaran dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada siswa yang akan menghadiri / meminta layanan konseling perorangan.
4.     Kepala Sekolah, diharapkan sebagai bahan masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan kualitas pelayanan konseling, terutama layanan konseling perorangan/pribadi yang pada akhirnya berimbas pada keberhasilan belajar siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul “ Upaya Meningkatkan tingkat kehadiran siswa di sekolah dengan layanan konseling perorangan/pribadi” pada siswa kelas VII SMP N 6 Sukoharjo yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
“Jika konseling perorangan/pribadi dapat dilaksanakan dengan maksimal diharapakan tingkat kehadiran siswa kelas VII SMP Negeri 6 Sukoharjo dapat lebih meningkat dibandingkan dengan sebelum dilaksanakannya konseling pribadi/perorangan terhadap siswa kelas VII.
F. Ruang Lingkup Penelitian
            Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada permasalahan beberapa siswa kelas VII SMP Negeri 6 Sukoharjo yang tingkat kehadiran di sekolahnya kurang.
G.          Penegasan Istilah
\           Agar dalam pembahasan penelitian tindakan ini mengarah pada uraian yang lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup penelitian, maka akan ditegaskan beberapa istilah dalam penelitian ini. Diantaranya :
  1. Kehadiran siswa
Kehadiran disini adalah sering atau tidaknya siswa tersebut tidak masuk sekolah tanpa adanya keterangan yang jelas, sehingga didapati data-data absensi guru piket yang tertulis dalam buku piket harian
  1. Konseling
Konseling yang dilaksanakan oleh konselor dalam hal ini ialah guru BK dengan siswa atau muridnya yang mempunyai masalah dalam menghadapi pembelajaran yang di selenggarakan oleh sekolah, di sini masalah adalah tingkat kehadiran siswa tersebut yang kurang, sehingga di takutkan tidak dapat mengikuti pembelajaran dari bapak dan ibu guru dengan maksimal

Senin, 27 Juni 2016

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BAGI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 3 SUKOHARJO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012-2013



UPAYA    MENINGKATKAN    MOTIVASI     BELAJAR    SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BAGI SISWA KELAS VIII A  SMP NEGERI 3 SUKOHARJO SEMESTER II
                                            TAHUN PELAJARAN 2012-2013


DAFTAR PUSTAKA
Hamzah B.Uno.2007,Teori Motivasi  & Pengukurannya.Jakarta:Bumi Aksara W.S
W.A. Gerungan,Psikologi Sosial (Bandung;PT Erisco,1996)
W.S .Winkel,Psikologi Pengajaran,( Jakarta: Grafindo,1996)
Tadjab MA ,1994,Ilmu Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama
 Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV. Rajawali Pers. Jakarta. 1990.
 Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV. Rajawali Pers. Jakarta. 2003.
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2002
Makmun, Abin Syamsudin. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya
Riduwan.2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.
Gazda M.George.1984.Group Counceling A Developmental Approach, Massachusetts : Allyn and Bacon,Inc
Rochman Natawidjaja, 1987. Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok 1, Bandung : CV Diponegoro
Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling kelompok ( Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ridwan . (2004). Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sardiman,A.M. (2005). Interaksi dan Motivasi Mengajar: Jakarta: Grafindo
Suharno. (2008) Bimbingan dan konseling di SMP. Solo: Central Wahana Ilmu

Sabtu, 25 Juni 2016

Bab III: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BAGI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 3 SUKOHARJO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012-2013



 


UPAYA    MENINGKATKAN    MOTIVASI     BELAJAR    SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BAGI SISWA KELAS VIII A  SMP NEGERI 3 SUKOHARJO SEMESTER II
 TAHUN PELAJARAN 2012-2013


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Sukoharjo yang beralamat di jalan Dr.Sutomo No.1 Sukoharjo yang mengambil obyek pada kelas VIII A. Peneliti mengambil lokasi ini dikarenakan peneliti mengampu sebagai guru bimbingan konseling di kelas ini. Adapun  waktu penelitian dimulai Desember 2012 - Maret 2013 .
Adapun jadwal penelitian  dapat diringkas sebagai berikut :
No
Kegiatan
Bulan
Des 2012
Jan.2013
Feb.2013
Maret 2013
1
Tahap Persiapan
1)     Pengumpulan Data
2)     Pembuatan Alat Pengumpul data
3)     Penyusunan Rancangan Penelitian

X
X



2
Tahap Pelaksanaan
1)     Perencanaan Tindakan
2)     Implementasi Tindakan Siklus I
3)     Observasi Dan Evaluasi
4)      Refleksi
5)     Perencanaan Tindakan
6)     Implementasi Tindakan Siklus II
7)     Observasi Dan Evaluasi
8)     Refleksi
9)     Analisis Dan Interpretasi data
10) Perumusan hasil kegiatan






X
X
X
X
X
X
X





X

3
Tahap Pelaporan



X

B.    Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas kelas VIII A SMPN 3 Sukoharjo SMPN 3 Sukoharjo yang memiliki motivasi belajar yang rendah ditambah 2 siswa yang tidak terlalu rendah motivasi belajarnya. Setelah diadakan penyebaran angket, akan dipilih 8 siswa yang memiliki motivasi belajar paling rendah  untuk mendapatkan layanan konseling kelompok  ditambah 2 siswa yang pintar dan motivasinya tinggi untuk menciptakan heterogenitas kelompok sehingga  suasana konseling dan dinamika kelompok menjadi lebih hjdup .
C.  Sumber Data
1)   Dokumentasi /Himpunan Data tentang Kebutuhan dan Masalah Siswa
2)   Wawancara dengan guru Matematika,Bahasa Inggris dan PKN
3)  Siswa kelas VIII A di luar subyek penelitian
4)  Wawancara dengan teman  sejawat
5)  Siswa /subyek penelitian

D.  Tehnik dan Alat Pengumpul Data
1). Tehnik  Pengumpulan Data
a).  Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menginventariskan dokumen yang ada. Metode yang digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa  melalui catatan-catatan dari guru mata pelajaran dan anekdot.
b). Metode Wawancara
Metode wawancara yaitu proses tanya jawab dua orang atau lebih berhadapan secara langsung atau tidak melalui media komunikasi. Wawancara dilakukan peneliti kepada pihak-pihak yang terkait seperti siswa dan guru. Disini konselor menyusun daftar pertannyaan yang akan di sampaikan kepada guru mata pelajaran dan siswa tujuannya untuk mendapatkan umpan balik tentang proses belajar mengajar di kelas VIII A SMP N .3 Sukoharjo. Penggunaan teknik pengumpulan data dengan wawancara ini terutama untuk identifikasi kasus atau kajian obyektif di lapangan .
c). Observasi (pengamatan).
Dalam hal ini peneliti melaksanakan pengamatan bersamaan dengan tindakan  bimbingan  kelompok  terkait dengan kualitasnya. Observasi dilakukan oleh peneliti dan teman se jawat
Observasi juga dilakukan oleh 3 siswa kelas VIIIA di luar subyek  penelitian,untuk mengevaluasi motivasi belajar subyek penelitian setelah diberikan tindakan bimbingan kelompok
d). Angket
Digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya  mengenai segala hal yang berhubungan dengan motivasi belajar subyek penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih dengan bentuk pilihan ganda. Dalam kriteria dari angket tersebut dibuat dengan empat alternatif jawaban yaitu (a),(b),(c),(d)
2). Alat Pengumpulan Data
a)   Blangko catatan Observasi
Data yang dikumpulkan dalam observasi ini yaitu catatan yang terkait dengan indikator  motivasi belajar subyek penelitian sebelum dan setelah  bimbingan kelompok dari 3 siswa kelas VIII A  (teman sekelas subyek penelitian) Disamping itu juga blangko observasi  tentang pelaksanaan konseling kelompok untuk  peneliti dan teman sejawat.
b)   Angket
Digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya   yang berhubungan dengan motivasi belajar subyek penelitian.
c)   Pedoman Wawancara
Digunakan untuk memperoleh informasi dari subyek penelitian tentang pribadinya   yang berhubungan dengan motivasi belajar subyek penelitian. Dan juga pedoman wawancara digunakan peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dalam hal ini  3 guru mata pelajaran yaitu matematika,bahasa inggris dan PKN  .
E.  Tehnik Analisis Data
Dalam menganalisis data penelitian tindakan bimbingan dan konseling, peneliti membandingkan antara data yang diperoleh pada saat  awal sebelum diadakan tindakan ,dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah melalui tindakan pada siklus kedua, disebut juga dengan menggunakan tindakan deskriptif  kualitatif  dan analisis observasi.
F.   Prosedur Penelitian
Peneliti menggunakan metode bimbingan dan konseling, cirinya bahwa dalam proses penelitian ini dengan melakukan suatu siklus tertentu.Adapun langkah –langkah yang digunakan sebagai berikut :
1)     Pra Tindakan Bimbingan Konseling
-      Menganalisis kebutuhan dan masalah siswa kelas VIII A bidang belajar  dengan mencermati himpunan data hasil IKMS  
-      Mengumpulkan data siswa yang bermotivasi rendah dari guru mata pelajaran  dan siswa ,data diperoleh dengan wawancara.
2)     Pelaksanaan
Siklus I
1.     Perencanaan
Mengidentifikasi dan menganalisis masalah faktual yang terjadi di sekolah terkait dengan motivasi belajar siswa, langkahnya sebagai berikut:
-      Merumuskan latar belakang pentingnya  penelitian itu dilaksanakan.
-      Merumuskan masalah secara jelas
-      Menetapkan cara-cara yang dilakukan untuk melaksanakan tindakan
-      Menyiapkan alat  yang digunakan untuk melaksanakan tindakan
-      Mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa dengan  instrumen angket sebagai data awal motivasi belajar siswa.
2.     Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan peneliti berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan fokus masalah yaitu meningkatkan motivasi belajar. Tindakan ini adalah inti dari penelitian, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah.
Tahap pelaksanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a.  Tahap pembentukan, yaitu upaya penumbuhan minat bersama dalam Konseling.
b.   Tahap Peralihan, yaitu proses pembentukan interaksi.
c.    Tahap kegiatan sharing yang merupakan inti proses konseling.
d.   Tahap pengakhiran, yaitu membuat suatu kesimpulan.
3.      Pengamatan (observasi)
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses Konseling yang dilakukan peneliti sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui observasi peneliti dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika peneliti melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus berikutnya.
Pengamatan dilakukan oleh guru BK sebagai peneliti yang dibantu oleh rekan sejawat atau guru mitra selama proses kegiatan konseling berlangsung.
4.     Refleksi
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan peneliti selama tindakan. Refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi dengan pengamat yang dalam hal ini teman sejawat. Dari hasil refleksi, peneliti  mencatat segala kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang pada siklus berikutnya..
Siklus II
1.     Perencanaan
Mengidentifikasi dan menganalisis hasil refleksi siklus ke satu yang  terkait dengan pelaksanaan konseling siklus pertama sebagai pijakan siklus ke dua , langkahnya sebagai berikut:
-      Merumuskan masalah secara jelas
-      Menetapkan cara-cara yang dilakukan untuk melaksanakan tindakan
-      Menyiapkan alat  yang digunakan untuk melaksanakan tindakan
2.     Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan peneliti berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan fokus masalah yaitu meningkatkan motivasi belajar. Tindakan ini adalah inti dari penelitian, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah.
Tahap pelaksanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a.    Tahap pembentukan, yaitu upaya penumbuhan minat bersama dalam Konseling.
b.    Tahap Peralihan, yaitu proses pembentukan interaksi.
c.    Tahap kegiatan sharing yang merupakan inti proses konseling.
d.   Tahap pengakhiran, yaitu membuat suatu kesimpulan.
3.      Pengamatan (observasi)
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses Konseling yang dilakukan peneliti sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui observasi peneliti dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika peneliti melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus berikutnya.
Pengamatan dilakukan oleh guru BK sebagai peneliti yang dibantu oleh rekan sejawat atau guru mitra selama proses kegiatan konseling berlangsung.
4.     Refleksi
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan peneliti selama tindakan. Refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi dengan pengamat yang dalam hal ini teman sejawat. Dari hasil refleksi, peneliti  mencatat segala kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang pada siklus berikutnya.