BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai salah satu
lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai peranan yang amat
penting dalam usaha mendewasakan anak dan menjadikannya sebagai anggota
masyarakat yang berguna. Hal ini berarti sekolah turut pula bertanggungjawab
tercapainya suatu tujuan, yang telah ditetapkan.
Perlu dipahami bahwa
masing-masing individu memiliki karakter yang berbeda-beda ada yang memiliki
daya serap yang cepat ada yang sedang ada yang rendah. Karena berbedaan inilah
yang dapat menimbulkan masalah kesulitan belajar sedang siswa yang pandai akan
jenuh apabila proses pembelajaran disamakan dengan yang lambat belajar atau
mengalami kesulitan belajar.
Oleh sebab itu agar proses
belajar mengajar berjalan dan berhasil dengan baik perlu mengadakan bimbingan
belajar dan motivasi agar siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar dan
penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana siswa berada, guru harus memahami
semua siswa dalam satu kelas yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan memahami
ciri, sifat dan kemampuan masing-masing individu memudahkan guru dalam
memberikan bimbingan dan motivasi belajar.
Belajar adalah inti dari
kegiatan sekolah, maka guru berkewajiban untuk membantu mengatasi kesulitan
belajar yang dihadapi siswa dengan cara memberikan bimbingan yang sesuai
kesulitan yang dihadapi oleh siswa yang bersangkutan. Ketercapaian perkembangan
siswa diperlukan tiga komponen pokok : 1) program kurikulum; 2) administrasi, 3) bimbingan belajar yang terarah.
Ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang integral.
Bimbingan di sekolah,
sangat diperlukan guna membantu siswa dalam mengatasi permasalahannya, dalam
masalah belajar atau masalah pribadi siswa. (Pedoman BP.SD, 1994 ). Bimbingan
siswa harus memiliki prinsip dasar yang kuat sebagai landasan pelaksanaannya,
sehingga bimbingan dan motivasi belajar merupakan salah satu program yang harus
dilaksanakan di sekolah.
Sekolah merupakan salah
satu sistem pendidikan, dihadapkan pada tugas pokok untuk meningkatkan
kehidupan yang lebih baik, kecerdasan, ketrampilan serta budi pekerti yang
luhur merupakan unsur daripada tujuan pendidikan di sekolah. Guru berkewajiban
untuk memberikan bimbingan dan motivasi belajar pada kesulitan yang sangat
mendasar.
Bimbingan dan motivasi
belajar ini diberikan secara khusus oleh guru kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar dalam bidang pembelajaran ini, agar mereka dapat mandiri,
memiliki kepercayaan diri, sehingga lama kelamaan mereka akan dapat memecahkan
masalahnya sendiri.
Bimbingan pribadi berfungsi
untuk mengembangkan potensi manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda.
Potensi tersebut berkembang menjadi suatu kemampuan tertentu dalam sifat-sifat
yang nampak pada diri seseorang tidak ada yang persis sama, itulah keunikan
seseorang.
Dalam kehidupan
sehari-hari keunikan, ciri-ciri dan kemampuan yang nampak kurang atau jelek,
seseorang akan merasa rendah diri, menutup diri, maka dengan keunikan,
ciri-ciri dan kemampuan yang nampak baik, seseorang akan merasa besar kepala,
sombong dan acuh.
Pada siswa perlu memahami
hal ini semua. Siswa harus mampu mengembangkan sikap positif, menerima dengan
lapang dada atas kekurangannya, berakal dan berusaha memperkecil atau mengatasi
keurangan-kekurangan tersebut. Sebaiknya bersyukurlah bagi mereka yang memiliki kelebihan.
Ciri-ciri dan kemampuan yang kurang diterima dan dihargai dengan sikap yang
wajar, arif, dan bijaksana, tidak perlu disesali yang penting ada usaha utnuk
memperbaiki, sedangkan ciri-ciri dan kemampuan yang sudah baik harus
dipelihara, dipertahankan dan ditingkatkan.
Tugas guru adalah menumbuh
kembangkan modalitas siswa dengan bimbingan dan motivasi belajar sebab
kenyataan di lapangan nilai pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi selalu rendah
mencapai nilai rata - rata 59. Dengan rendahnya nilai tersebut berarti siswa
mengalami kesulitan belajar yang mendasar. Karena rendahnya prestasi belajar
ini merupakan salah satu indikasi bahwa siswa mengalami kesulitan belajar yang
serius.
Melihat harapan dan
kenyataan di lapangan seperti itu, maka penulis melakukan Penelitian Tindakan
Kelas yang berjudul : "Meningkatkan
Prestasi Belajar Melalui Bidang Bimbingan Pribadi Materi Psikologi Remaja Siswa
Kelas VIII-B Semester II SMP AL-ISLAM Kartasura, Dengan Bimbingan dan Motivasi
".
Dengan harapan dapat
memberikan salah satu alternatif sebagai solusi dalam upaya mengatasi kurang
berhasilnya dalam pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi kelas VIII-B, yang
selama ini dikeluhkan oleh berbagai kalangan, baik orang tua, masyarakat, guru
dan sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, maka rumusan masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah bimbingan dan motivasi dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa ?
2. Bagaimana bimbingan dan motivasi
siswa dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa?
C. Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan
masalah dalam penelitian ini maka tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di
atas bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengatasi bahwa bimbingan dan motivasi dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
2. Untuk mengetahui cara memberi bimbingan dan motivasi agar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan
masalah dan tujuan penelitian di atas maka hipotesis tindakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah : "Bimbingan dan motivasi dapat meningkatkan
prestasi pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi pada materi Psikologi Remaja
siswa SMP AL-ISLAM Kartasura, Kabupaten Sukoharjo
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini
bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah sebagai berikut :
1. Bagi siswa, dengan menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya,
siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki segala kelemahan dan
kesulitan belajar yang dihadapi melalui bimbingan dan motivasi. Karena siswa
telah termotivasi maka mereka akan menggerakkan daya upaya untuk mencapai
prestasi belajar yang lebih baik.
2. Bagi guru, dengan
menyadari kewajiban dan tanggung jawab dalam membantu perkembangan siswa
melalui kritik diri akan selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakan proses
pembelajaran, bimbingan dan motivasi untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar, menemukan salah satu alternatif dalam upaya peningkatan
prestasi belajar siswa.
3. Bagi sekolah, memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan
kualitas dan hasil belajar siswa serta sebagai sarana pembelajaran untuk
meningkatkan kerjasama dan kreatifitas guru.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Bimbingan dan motivasi
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa itu banyak macamnya. Untuk
menghindari uraian yang panjang lebar, dalam penelitian tindakan ini penulis
batasi pada “Meningkatkan Prestasi
Belajar Bidang Bimbingan Pribadi Materi Psikologi Remaja pada Siswa Kelas
VIII-B Semester II SMP AL-ISLAM Kartasura, dengan Bimbingan dan Motivasi“, pada fokus Psikologi Remaja dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai yaitu memiliki pemahaman tentang kekuatan diri dan dapat
mengembangkannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
G. Definisi Operasional
Dengan berdasarkan pada
latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan ruang lingkup penelitian tindakan
di atas beberapa istilah yang digunakan dijabarkan operasionalnya demi
kejelasan, ketegasan serta untuk menghindari salah pemahaman, salah pengertian
dalam menginterprestasikan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bimbingan merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh seorang
kepada orang lain (murid) yang dirasa bermasalah dengan harapan murid itu dapat
menerima keadaan sehingga dapat mengatasi masalahnya dan mengadakan penyesuaian
diri terhadap lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, HM, Arifin (1992 : 4).
2. Motivasi merupakan dorongan yang ada dalam diri siswa untuk
menggerakkan daya upaya suatu aktivitas tertentu dalam rangka mencapai suatu
tujuan, Sukari Setijono, (1992 : 56). Motivasi ini tidak tumbuh dengan
sendirinya tetapi butuh latihan dan dorongan.
3. Penelitian Tindakan adalah penelitian yang dipusatkan pada analisis
refleksi, terhadap apa yang aktual terjadi di dalam kelas. Dalam hal ini adalah
aktivitas guru, aktivitas siswa dan interaksi siswa - siswa, guru - siswa dan
bahan atau tugas-tugas pembelajaran yang digunakan yang teramati selama
pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi dengan materi Psikologi Remaja
berlangsung, Me. Niff; (1992).
Tujuannya adalah untuk mengetahui, mengerti, mengkaji dan menemukan “makna” di balik realitas sosial yang terjadi
selama pembe-lajaran Bidang Bimbingan Pribadi dengan materi Psikologi Remaja
berlangsung di dalam kelas. Berdasarkan makna yang terungkap kemudian disusun
program tindakan “Meningkatkan Prestasi
Belajar Bidang Bimbingan Pribadi Materi Psikologi Remaja dengan Bimbingan dan
Motivasi pada Siswa Kelas VIII-B Semester II SMP AL-ISLAM Kartasura, Kabupaten Sukoharjo
“.
4. Prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai, melalui aktivitas yang dilakukan secara dasar untuk memperoleh
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Prestasi belajar adalah hasil
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar tidak dapat
diketahui tanpa diadakan penilaian (W.J.S. Poerwadarminta, 1984). Penilaian
adalah suatu tindakan atau suatu prosentase menentukan nilai dari pada suatu
atau proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu, Wayan Nur Hasana, D.B, (1983).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan
a.
Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah proses
pemberian bantuan kepada murid dengan memperhatikan murid itu sebagai individu
dan makhluk sosial, serta memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu
agar murid itu dapat membuat tahap seoptimal mungkin dalam proses
perkembangannya dan agar ia dapat menolong dirinya, menganalisa dan menemukan
masalah-masalah temuannya itu demi memajukan kebaha-giaan hidup terutama
ditekankan pada kesejahteraan jiwa (mental), Balitbang, (1978 : 2).
Menurut Pedoman PPL UMN
Malang (1999), Bimbingan belajar siswa adalah upaya mengenal, memahami dan
menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kegiatan mengidentifikasi,
mendiagnosa, memprognosa dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah.
Dari beberapa pendapat
para ahli dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan yang ditujukan kepada individu atau kelompok siswa agar yang
bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik kemampu-an yang dimilikinya
maupun kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan dan dapat
bertanggungjawab dalam menentukan jalan hidupnya atau memecahkan sendiri
kesulitan yang dihadapi serta dapat memahami lingkungannya, secara tepat
sehingga dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya.
l. Mengenal siswa yang mendapat kesulitan belajar dengan menggunakan
norma atau ukuran kriteria tertentu.
2. Mencari sebab-sebab siswa mendapat kesulitan.
3. Mencari usaha untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan itu.
4. Mengadakan pencegahan supaya kesulitan yang dialami seseorang tidak
menular kepada yang lain, Sutijono, S. (1991 : 49).
Jika permasalahan siswa
tidak segera ditemukan solusinya, siswa akan mengalami kegagalan atau kesulitan
belajar yang dapat mengakibatkan rendah prestasinya/tidak lulus, rendahnya
prestasi belajar, minat belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar, S. Sucitae,
(1972 : 2).
Langkah-langkah yang
ditempuh untuk menjamin keberhasilan belajar adalah : 1) Identifikasi masalah
siswa, 2) Diagnosa, 3) Prognosa, 4) Pemberian Bantuan, 5) Follow up (tindak
lanjut).
1) Identifikasi Masalah Siswa
Identifkasi masalah siswa
adalah untuk menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar yang sangat
memerlukan bantuan. Langkah ini "sangat mendasar sekali" dan
merupakan awal kegiatan bimbingan terhadap siswa yang bermasalah, untuk
menentukan masalah yang dialaminya.
Dalam bimbingan belajar siswa, masalah yang
terjadi dijaga, kerahasiaannya. Dikandung maksud agar siswa yang mengalami
permasalahan tidak terbebani, tidak ragu dan tanpa rasa takut mengungkapkan
permasalahannya dengan jujur. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawan-cara,
dan instrumen.
2) Diagnosa
Diagnosa dilakukan dalam
bimbingan belajar, diartikan sebagai rumusan-rumusan masalah siswa, jenis
kesulitan serta latar belakang kesulitan dalam Bidang Pribadi, serta kesulitan
belajar atau masalah yang mengganggu aktivitas-nya sehari-hari, sehingga
mempengaruhi belajarnya.
3) Prognosa
Prognosa merupakan
kegiatan memperkirakan permasala-han, apabila siswa yang mengalami kesulitan
belajar tidak segera mendapat bantuan. Bertujuan untuk menentukan bantuan yang
dapat diberikan kepadanya.
4) Pemberian Bantuan
Bantuan yang diberikan
dengan menggunakan pengarahan, motivasi, belajar. Cara mengatasi masalah
kesulitan belajar melalui latihan-latihan dan tugas baik individu maupun
kelompok, secara rutin.
5) Tindak Lanjut
Tindak lanjut kegiatan
bimbingan belajar, untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan atau
ketidakberhasilan, usaha-usaha memberikan bantuan pemecahan masalah yang telah
diberikan.
b.
Fungsi Bimbingan Belajar
1) Fungsi Koratif
Tindak
lanjut dari bimbingan belajar adalah merupakan usaha memperbaiki
kekurangtepatan yang sebelumnya dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran
di kelas antara lain "kekurangan dalam merumuskan tujuan, dalam menggunakan
metode, dalam menggunakan media (alat bantu mengajar) pemilihan bahan dan
materi pelajaran dalam menyusun evaluasi dan pengelolaan pelajaran.
2)
Fungsi Penyesuaian
Bimbingan belajar adalah
salah satu motivasi ekstrinsik agar siswa menyesuaikan diri dengan situasi
belajar di kelas. Siswa dapat belajar sesuai dengan kondisi pribadinya, sehingga
ia memiliki peluang yang besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
3)
Fungsi Akselerasi
Siswa yang lambat belajar
dapat ditingkatkan kecepatan belajarnya melalui program bimbingan belajar,
karena bahan, materi, waktu yang disediakan telah disesuaikan dengan kesulitan
yang dialami siswa.
4)
Fungsi Terapi
Langsung atau tidak
langsung pemberian bimbingan belajar sedikit demi sedikit menyembuhkan atau
memperbaiki kondisi kepribadian siswa yang menunjukkan adanya penyimpangan
tingkah laku belajar. Pentingnya pemberian bimbingan belajar dapat dilihat dari
berbagai segi, kenyataan menunjukkan bahwa masih ada siswa dalam satu kelas
yang prestasi belajarnya rendah jauh dibawah prestasi belajar rata-rata kelas. Dari
segi guru bahwa guru memiliki tanggung jawab atas keberhasilan siswa seluruh
kelas, atau tanggung .jawab atas tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
diterapkan.
c.
Teknik Pemberian Bimbingan
Ada beberapa teknik pemberian bimbingan belajar antara lain :
1) Bimbingan individual,
diberikan kepada beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar yang
berbeda-beda dengan cara memberikan bimbingan secara langsung berupa latihan
atau penugasan secara individu.
2) Bimbingan Kelompok
a. Bimbingan kelompok kecil
Bimbingan kelompok kecil
antara 2-5 siswa, bantuan ini berupa kelompok kecil. Dengan cara latihan
kelompok atau tugas kelompok salah satu teman yang pandai menjadi tutor sebaya.
b. Bimbingan kelompok besar, terdiri dari 6-10 siswa peranan guru
sebagai motivator, yang membimbing sekelompok siswa aktif belajar. Dalam
kegiatan ini guru menciptakan situasi agar diskusi terjadi. Sehingga semua
anggota kelompok dapat ikut aktif dalam diskusi, sehingga semua anggota
kelompok dapat ikut aktif dalam diskusi. Materi dapat berupa latihan atau penugasan
yang terkait dengan pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi Materi Psikologi
Remaja. Guru berkewajiban untuk memberikan bimbingan dan bantuan khusus kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar mampu mengatasi kesulitannya sendiri
dengan baik. Adapun langkah yang harus ditempuh telah diuraikan "di
depan" (Identifikasi masalah siswa, diagnosa prognosa, pemberian bantuan,
follow up (tindak lanjut). Pada intinya belajar itu dipengaruhi 2 faktor : 1)
faktor intrinsik dan 2) faktor ekstrinsik.
1) Pengaruh intrinsik
Kemungkinan kondisi siswa pada waktu
mengerjakan tugas, tidak belajar, kelelahan kurang tidur dan lain sebagainya.
2) Pengaruh ekstrinsik
a) Materi Bidang Bimbingan Pribadi diberikan guru terlalu mudah atau
terlalu sulit, sebab materi yang terlalu mudah membuat siswa tidak respon
(tidak tertantang) karena bosan dapat berakibat frustasi, apabila materi
terlalu sulit.
b) Kemungkinan kegiatan
pembelajaran kurang efektif dan menarik sehingga siswa tidak termotivasi untuk
belajar. Dari dua pengaruh di atas siswa mengalami kesulitan belajar.
B. Motivasi
1.
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kesediaan
untuk mengeluarkan tingkat "upaya" yang tinggi untuk tujuan-tujuan
tertentu yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuh kebutuhan
individu. Unsur "upaya" merupakan ukuran intensitas, bila seseorang
termotivasi, akan mencoba sekuat tenaga dan pikiran untuk belajar lebih baik.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1984 : 655) dikatakan kata motivasi ditinjau dari
bahasa dapat diartikan sebagai daya pengarah untuk melakukan sesuatu, demi
tercapainya tujuan.
Sedangkan Sukarni Sitiyono, (1992 : 56)
mengatakan bahwa "motivasi" merupakan, suatu dorongan yang ada dalam
diri siswa (individu) untuk menggerakkan suatu aktivitas tertentu dalam rangka
mencapai tujuan.
Tujuan yang dimaksud
adalah prestasi belajar siswa meningkat, untuk meningkatkan prestasi belajar
itu guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif taat ruang yang
menyenangkan kreatif dan pembelajaran serta menciptakan kedisiplinan. Sebab kedisiplinan
merupakan "kata kunci" untuk mencapai suatu keberhasilan utamanya disiplin
waktu. Siswa dibiasakan hidup disiplin, teratur lalu tanggung jawab baik di
rumah maupun di sekolah.
Disiplin dalam mengerjakan
tugas dapat tepat waktu sesuai yang telah ditentukan. Dengan demikian motivasi
itu akan timbul yang akhirnya secara sadar akan terbiasa. Sebab motivasi itu
bukan dibawa sejak lahir tetapi perlu dibentuk dilatih, ditimbulkan, dibimbing,
dan didorong, agar siswa termotivasi untuk belajar.
2.
Macam-Macam Motivasi
Motivasi ada dua macam yaitu, motivasi a)
intrinsik dan b) motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi dari
dalam. Karena dalam diri siswa sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, maka
yang dimaksud motivasi intrinsik dorongan dari dalam diri siswa ingin mencapai
suatu tujuan dalam suatu pembelajaran.
b) Motivasi ekstrinsik
Motivasi dari luar adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya, aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan rangsangan dari luar yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar
Dengan kata lain motivasi
dapat diartikan sebagai daya upaya seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat diartikan sebagai daya upaya seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam.
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi
a) Situasi rumah
Ciptakan situasi rumah
tangga yang harmonis jangan ada perselisihan diantara anggota keluarga,
ciptakan suasana keluarga yang kondusif, sehingga siswa termotivasi untuk
belajar.
b) Sarana belajar
Orang tua hendak
memperhatikan sarana belajar baik berupa buku, alat tulis, dan lain sebagainya.
Sarana belajar hendaknya tersedia, dengan lengkap dan dalam keadaan baik.
Artinya sarana belajar itu tidak hanya dilihat ada tidaknya, namun masih layak
dipakai atau tidak, Budi Santoso, D.
(1992 : 52).
c) Kesempatan Belajar
Kesempatan belajar yang
dimaksud adalah penyediaan waktu yang cukup dalam suasana damai, tenteram,
dalam suasana keluarga yang kondusif.
d) Pengawasan orang tua
Pengawasan kepada
anak-anak itu penting sekali untuk menimbulkan kecenderungan gemar belajar,
karena ada perhatian orang tua kepada anaknya. Pengawasan tersebut tidak
berarti menghambat anak belajar atau menekan cara belajar, tetapi bersifat
mendorong anak untuk belajar sendiri.
4.
Keadaan di Sekolah
Ada sepuluh sikap baik yang disukai anak :
a. Suka menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan jelas
dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh yang baik dalam pengajaran.
b. Periang dan gembira, memiliki perasaan humor dan suka menerima lelucon.
c. Bersikap bersahabat,
merasa sebagai seorang guru dalam kelompok kelas.
d. Menaruh perhatian dan
memahami muridnya.
e. Berusaha agar tampil menarik dapat membangkitkan keinginan dapat membangkitkan
keinginan bekerjasama dengan murid.
f. Tugas sanggup menguasai
kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat pada anak didik.
g. Tidak ada yang lebih disenangi dan pilih kasih.
h. Tidak suka mengomel dan mencela.
i. Anak didik merasakan
benar-benar merasakan bahwa ia mendapat sesuatu dari guru.
j. Mempunyai pribadi yang
dapat diambil contoh dari murid dan masyarakat lingkungan.
Profil guru yang ideal
adalah mereka mengabdikan diri berdasarkan hati nurani bukan tuntutan material
oriented yang membatasi tugas dan tanggung jawab mereka sebatas dinding sekolah
atau dengan kata lain sekedar mencari nafkah. Guru mau dan mampu memberi
bimbingan, motivasi belajar.
C. Prestasi
Belajar
Prestasi adalah hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan diciptakan baik secara individu atau
kelompok. Prestasi dapat diperoleh melalui perjuangan W.J.S. Poerwadarminta, 1984 berpendapat bahwa "prestasi" adalah hasil yang telah dicapai.
Sedangkan belajar adalah
suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan
dari bahan yang telah dipelajari. Sudirman,
AM, (1988) mengemukakan suatu rumusan bahwa belajar sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga psikopisik menuju perkembangan pribadi.
Dari beberapa pendapat
para ahli pada dasarnya ada kesamaan dan dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil belajar yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil belajar. Menurut Imam Nurhidayat Copo (1986 : 52)
mengatakan yang dapat menghambat prestasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Intelegensi yang rendah
2. Siswa MTs pada umumnya mereka kurang serius dalam mengikuti kegitan
belajar mengajar.
3. Mungkin guru kurang
pandai menumbuhkan waktu yang baik.
4. Siswa bisa memilih atau menggunakan waktu yang baik.
5. Para siswa belum bisa menggunakan
teknik yang baik untuk belajar secara efektif dan efisien.
6. Mungkin orang tua yang kurang memperhatikan terhadap prestasi belajar
anaknya.
7. Lemahnya semangat belajar karena tidak memiliki cita-cita.
8. Kadang-kadang anak bandel masa bodoh dan kebal peringatan.
9. Tidak mau belajar secara kelompok, terlalu percaya diri, ternyata
masih tertinggal dengan teman-temannya.
10. Lingkungan belajar
yang kurang baik.
11. Kondisi jiwa anak
tidak stabil.
Setelah mengetahui
faktor-faktor yang menghambat keberhasilan belajar, cara-cara untuk meraih
keberhasilan antara lain sebagai berikut :
1. Pendisiplinan
Setiap siswa hendaknya
disiplin waktu artinya pandai membagi waktu. Apabila ada tugas dari guru harus
segera dikerjakan, siswa yang tidak disiplin waktu bisa saja kesuksesan
tertunda dan lain sebagainya.
2. Pandai memanfaatkan fasilitas
Siswa yang kreatif sudah
dapat mengerjakan tugas sebelum diajarkan oleh guru karena siswa belajar dari televisi,
media masa, media elektronika, radio, ensiklopedia dan lain sebagainya.
3. Membentuk kelompok diskusi
Dalam diskusi peran serta
siswa diharap semua aktif, baik menjadi penanya atau penjawab. Untuk mengembangkan
kemampuan berkomunikasi, terjadi interaksi siswa-siswa dan guru-siswa.
4. Perlu motivasi
Pada dasarnya hambatan
yang ditemui seorang yang sedang belajar adalah menyangkut teknik cara belajar
pendorong belajar berupa motivasi.
5. Jangan malu bertanya
Pada umumnya malu bertanya
adalah penyakit dalam belajar, karena hal ini tidak menguntungkan.
D. Pengajaran Bidang Bimbingan Pribadi di SMP
Pengajaran bidang bimbingan pribadi merupakan salah satu
bidang bimbingan dalam Bimbingan dan Konseling (BK) yang terbagi lagi menjadi 4
model bimbingan yaitu:
1. bimbingan pribadi
2. bimbingan sosial
3. bimbingan belajar
4. bimbingan karir
Sedangkan jenis-jenis
layanan BK itu sendiri terdiri dari beberapa layanan, yaitu antara lain:
1. orientasi
2. informasi
3. penempatan/penyaluran
4. pembelajaran
5. konseling perorangan
6. bimbingan kelompok
7. konseling kelompok
Keadaan memungkinkan para
pengajar untuk mengembangkan bahan kajian tertentu dengan memasukkan
peristiwa-peristiwa yang tengah berlangsung yang berkaitan dengan lingkungan
sosial dan masyarakat tanpa mengurangi tuntutan minimal bahan kajian yang ada
dalam GBPP. Dengan demikian sasaran pembelajaran sebagaimana yang disyaratkan
oleh kurikulum dapat tercapai dan siswa memiliki wawasan yang lebih luas
tentang berbagai peristiwa yang terjadi serta memahami kaitan antara masa
lampau sekarang dan akan datang.
E. Kesulitan Belajar Bidang Bimbingan Pribadi
Dalam buku The Process of Parenting, Brooks (1981) mengatakan bahwa
kesulitan belajar itu sukar didefinisikan dengan tepat. Menurutnya secara umum
kesulitan belajar diartikan sebagai kekurangan dalam proses, belajar yang
mendasar, misalnya siswa kurang memperoleh motivasi belajar, baik dari dalam
dirinya maupun dari guru, orang tua atau lingkungannya.
Sedangkan Ahmadi dan Supriyono, (1991) memapar-kan bahwa kemampuan belajar setiap
individu siswa tidak sama, ada yang cepat ada yang lambat menangkap isi
pelajaran. Perbedaan individual itulah yang menyebabkan timbulnya perbedaan
mestinya hal seperti itu disebut dengan tingkah laku belajar sebagaimana
kesulitan belajar.
Dalam kaitannya dengan belajar bidang
bimbingan pribadi dapat dikatakan kesulitan belajar bidang bimbingan pribadi
yang dihadapi siswa, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan siswa, sehingga
mereka tidak dapat memanfaatkan kemampuan dirinya secara optimal untuk
menguasai materi pembelajaran bidang bimbingan pribadi. Oleh sebab itu guru
seharusnya memandang kesulitan belajar bidang bimbingan pribadi itu merupakan
sebagian dari proses pembelajaran bidang bimbingan pribadi di kelas.
Dengan cara pandang
demikian itu, upaya guru dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar bidang
bimbingan pribadi, sekaligus dapat difungsikan untuk memantapkan penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran bidang bimbingan pribadi yang dipelajarinya. Untuk
mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar bidang bimbingan pribadi
salah satu cara ialah dengan melihat (observasi) nilai tes-tes bidang bimbingan
pribadi siswa dalam satu kelas, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelas.
Hasil ulangan siswa dianalisa
untuk dicari jenis kesalahan yang dilakukan siswa, untuk menentukan jenis
bantuan yang diperlukan siswa dalam membantu mengatasi masalah kesulitan
belajar yaitu pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (William Burton).
a) Faktor Internal
1) Masalah pergaulan
- Karena keadaan jiwa anak mempunyai sifat
pemalu.
- Emosi tidak seimbang.
- Perasaan tidak aman,
anak tidak senang tinggal di sekolah dan di rumah tetapi tidak tahu mengapa
demikian.
- Sulit menyesuaikan diri dengan orang lain.
2) Masalah Pelajaran
- Kurang bisa membagi waktu.
- Kurangnya semangat belajar (tidak ada
minat belajar).
- Sukar memusatkan perhatian waktu belajar.
3) Kemampuan Dasar intelektual
Kemampuan dasar yang rendah
dapat menyebabkan kegagalan dalam mengikuti pembelajaran bidang bimbingan
pribadi. Garedner dalam Thomas Astrong (2000) mengatakan ada
delapan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap manusia yang disebut dengan
multiple intelligences (kecerdasan majemuk), meliputi :
Kedelapan kecerdasan
tersebut berfungsi bersamaan dengan cara yang berbeda-beda pada diri setiap
orang. Bobbi De Porter dan Mike Hernachi membagi otak manusia
menjadi tiga bagian dasar yaitu (1) batang otak atau otak reptil, (2) systim
limbic atau otak mamalia dan (3) neokorteks.
Otak reptil berkaitan
dengan inoting mempertahankan hidup, dorongan untuk mengembangkan spesies.
Perhatiannya adalah pada makanan, tempat tinggal, reproduksi dan perlindungan
wilayah. Otak limbic berkaitan
dengan kecerdasan. Berfungsi mengatur pesan-pesan yang diterima melalui
penglihatan pendengaran dan sensasi tubuh, proses yang berasal dari pengaturan
ini adalah Junolaron, berpikir secara intelektual, pembuatan keputusan,
perilaku, bahasa kendali motorik dasar dan ideasi (penciptaan gagasan non
verbal).
b) Faktor Eksternal
1. Tempat belajar yang tidak menyenangkan.
2. Metode pembelajaran guru yang kurang
menarik.
3. Keadaan keluarga dan lingkungan sekitar.
F. Bimbingan Pribadi Materi Psikologi Remaja
Pembelajaran Bimbingan
Pribadi merupakan salah satu bentuk bidang layanan dalam Bimbingan dan
Konseling. Pembelajaran Bimbingan Pribadi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah dibatasi pada bahasan materi Psikologi Remaja. Dengan sub materi
pembahasansebagai berikut :
a. Rentangan Usia Remaja
Remaja adalah suatu fase perkembangan yang dialami seseorang
ketika memasuki usia 12-22 tahun.
b. Ciri-ciri
(karakteristik) Remaja
1. Perkembangan Fisik
Fase remaja adalah periode
kehidupan manusia yang sangat setrategis, penting dan berdampak luas bagi
perkembangan berikutnya. Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan
terpenting adalah aspek seksualitas, yang dapat dipilah menjadi 2 bagian,
yakni:
¨
Ciri-ciri seks
primer
Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat
pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Pada
remaja wanita, terjai pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang
memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan
¨
Ciri-ciri seks
sekunder
Seksualitas sekunder pada remaja adalah
pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki
atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis,
jambang, dan janggut, tangan, kaki, ketiak dan kelaminnya. Pada pria tumbuh
jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah
menjadi kasar.
Pada
remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni
pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal
memproduksi air susu dibuah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga
menjadi wanita dewasa secara profesional
2. Perkembangan kognitif (kemampuan berfikir)
3. Perkembangan emosi
4. Perkembangan moral
5. Perkembangan sosial
6. Perkembangan kepribadian
7. Perkembangan kesadaran beragama
c. Tugas Perkembangan
Setiap fase memiliki tugas alamiah untuk berkembang, fase
balita tugas perkembangannya adalah belajar berbicara dan berjalan. Jika tugas
ini gagal dicapai berarti telah terjadi penyimpangan perkembangan. Salah satu
contoh fase perkembangan pada remaja yaitu :
1. Menerima keadaan fisik dengan segala
kualitasnya (tidak rendah diri atas kekurangan fisiologisnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua
dan figur yang mempunyai otoritas lainnya.
3. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi
antara pribadi dan belajar bergaul dengan orang lain/ teman sebaya.
4. Menemukan manusia model atau tokoh yang akan
dijadikan identitas dirinya.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan
Rancangan Penelitian Tindakan (action
research) berdasarkan pendekatan naturalistik-kualitatif. Pendekatan ini
memandang kenyataan sebagai suatu yang berdimensi jamak utuh dan merupakan satu
kesatuan.
Karena itu tidak mungkin
disusun rancangan penelitian yang terinci. Rancangan penelitian berlangsung
selama proses penelitian berlangsung. Peneliti dan obyek yang diteliti saling
berinteraksi yang proses penelitiannya dilakukan oleh peneliti (Sebagai salah
satu tenaga pengajar di SMP AL-ISLAM Kartasura, dan berfungsi sebagai alat
penelitian. Dengan perkataan lain dalam penelitian ini tidak ada alat
penelitian yang baku
yang telah disiapkan sebelumnya.
1. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan di atas peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan (action research). Bimbingan dan
motivasi untuk meningkatkan prestasi pembelajaran bidang bimbingan pribadi
siswa kelas VIII-B AMP AL-=ISLAM Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Semester II
tahun pelajaran 2012/2013.
Dengan kata lain penerapan
penelitian tindakan di dalam kelas diharapkan mampu mendorong guru memiliki
kesadaran diri melakukan refleksi diri atau kritik diri terhadap aktivitas
pembelajaran yang diselenggarakan, (MC. Nift; 1992, Hopkind, 1985). Yaitu
guru-siswa proses pembelajaran selama pembelajaran berlangsung. Kemudian
dijadikan bahan dasar refleksi diri dalam penyusunan rencana tindakan yang akan
dilakukan.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengikuti
alur pokok yaitu :
l. Refleksi awal
2. Perencanaan Tindakan
3. Pelaksanaan Tindakan dan pengamatan
4. Refleksi
B. Kehadiran
Peneliti
Kehadiran peneliti dan
praktisi, menerapkan berbagai teori dan teknik pembelajaran yang relevan dan
kreatif. Dalam proses pembelajaran berlangsung peneliti mencatat temuan-temuan dalam
pengamatan yang dipakai sebagai dasar refleksi atas apa yang terjadi pada tahap
pelaksanaan. Hasil refleksi, melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan
rencana tindakan selanjutnya. Melalui tahapan-tahapan sampai tujuan
pembelajaran berhasil.
C. Lokasi
Penelitian
Lokasi adalah lokasi
situasi sosial terdiri dari tempat, pelaku, dan kegiatan (Nasution;-S. 1992). Lokasi
yang dimaksud meliputi :
1) Aspek tempat : ialah lokasi dimana proses pembelajaran berlangsung
yaitu kelas VIII-B SMP AL-ISLAM Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
2) Aspek pelaku, ialah peneliti, sebagai guru dan siswa kelas VIII-B
yang terlibat dalam interaksi pembelajaran.
3) Aspek kegiatan ialah bimbingan dan motivasi uintuk meningkatkan
prestasi pembelajaran bidang Bimbingan Sosial siswa kelas VIII, SMP AL-ISLAM
Kartasura,Kabupaten Sukiharjo Semester II, tahun pelajaran 2012/2013 pada materi
Kelebihan dan Kekurangan Diri.
D. Sumber Data
Sumber data yaitu berupa
subyek penelitian yang dapat memberikan informasi yang dapat membantu perluasan
teori (Bagdan and Biklen, 1990). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru
dan siswa kelas VIII B SMP AL-ISLAM
Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, dalam bimbingan dan motivasi untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
E. Prosedur
Pengumpulan Data
Data penelitian dihimpun
berupa : l) dokumentasi, 2) pengamatan, 3) catatan lapangan.
1. Studi dokumentasi
melihat hasil tes-tes harian Semester II tahun pelajaran 2012/2013,
dipergunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa ada peningkatan
atau merosot dalam pembelajaran Bimbingan Pribadi.
2. Observasi yaitu pengamatan langsung pada proses pembelajaran
diskusi maupun evaluasi bimbingan dan motivasi. Dalam observasi kecermatan, kemampuan fisik pengamatan, menggunakan alat
pencatat.
3. Catatan lapangan
Hasil dan Siklus I
dilakukan refleksi dan rekomendasi hasil temuan untuk dijadikan bahan
penyempurnaan pada penerapan Siklus II dan seterusnya sampai hasil belajar dan
proses pembelajaran mencapai sesuatu dengan tujuan.
F. Analisa Data
Analisa data dilakukan
secara diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dengan bimbingan dan
motivasi belajar dengan langkah-langkah sebagai berikut :
I) Melakukan reduksi yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data
yang telah terkumpul.
2) Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam
bentuk pernyataan.
3) Melakukan inferensi yaitu menyimpulkan, apakah dalam pembelajaran
ada peningkatan prestasi belajar dibanding sebelum penelitian.
4) Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan
siklus berikutnya atau dalam pelaksanaan di lapangan setelah siklus berakhir berdasarkan
informasi yang telah ditetapkan.
Pengambilan kesimpulan
berdasarkan analisis hasil observasi dalam bentuk interpretasi dalam bentuk
pernyataan. Dalam kegiatan analisis data menggunakan metode pengolahan data
dengan rumus :
X100
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi dari jawaban alternatif jawaban yang berhubungan dengan
masalah yang ditanyakan.
N = Jumlah seluruh responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan
tertentu.
Secara garis besar sebagai
ilustrasi untuk mendapatkan gambaran yang jelas maka hasil angket dijumlah.
Kemudian diolah berdasarkan rumus prosentase. Besar kecilnya nilai prosentase
tersebut diadakan rekapitulasi data untuk ditentukan rata-rata kelas
berdasarkan prosentase data.
Sebagai hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini. Dilanjutkan dengan penginterpretasian data,
dengan menggunakan tabel kuatilikasi prosentase yang mengacu pada petunjuk
pelaksanaan penilaian di MTs sebagai berikut:
0 - 20% kurang sekali
21 - 40% kurang
41 - 60% cukup
61 – 80% baik
81 - 100% sangat baik, (Depdikbud, 1995).
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian
a. Pengumpulan Data
Setelah data terkumpul,
kemudian diadakan pengecekan apakah data yang terkumpul sudah lengkap sesuai
dengan instrumen yang diajukan. Data tersebut terdiri dari hasil ulangan siswa
selama dua siklus. Siklus I di bimbingan dan motivasi.
Siklus II sudah mendapat
bimbingan dan motivasi dari guru, data dokumentasi rata-rata
"sebelum" bimbingan dan motivasi agar lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut ini.:
Tabel 1
Rekapitulasi Pengumpulan Data
|
No.
|
Responden
|
Jml.
|
Instrument
|
Ket.
|
||
|
Angket
|
Evaluasi
|
Observasi
|
||||
|
1.
2.
|
Siswa
Guru
|
40
1
|
40
1
|
80
2
|
1
1
|
|
|
|
Jumlah
|
41
|
41
|
82
|
2
|
|
Observasi dokumentasi buku daftar nilai rata-rata kelas Bimbingan Pribadi
Materi Psikologi Remaja=59. “Sebelum diadakan bimbingan motivasi”
Tabel.2
Hasil Belajar Siklus 1Nilai Bidang Bimbingan Belajar Siswa Kelas VIII-B
SMP AL-ISLAM Kartasura, Semester II,
(sudah mendapat bimbingan dan motivasi)
|
Nomor
Urut
|
Nama
|
Ulangan Harian
|
|||
|
I
|
II
|
III
|
%
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
AGUS
TRI WAHYUDIONO
|
55
|
|
|
55
|
|
2
|
AGUSTIN
ELISWATI HARTONO
|
75
|
|
|
75
|
|
3
|
AGUT
DWI SANTORO
|
70
|
|
|
70
|
|
4
|
AHMAD
PUJIANTO
|
80
|
|
|
80
|
|
5
|
ANIK
LESTARI
|
70
|
|
|
70
|
|
6
|
ANIS
FIDIYAH
|
90
|
|
|
90
|
|
7
|
ARIS
AGUNG WIBOWO
|
70
|
|
|
70
|
|
8
|
ARIS
CAHYO WIDODO
|
80
|
|
|
80
|
|
9
|
BAGUS
SUDARMANTO
|
90
|
|
|
90
|
|
10
|
CAHYA
ARIF WIJAYA
|
85
|
|
|
85
|
|
11
|
DANANG
HARI HERMAWAN
|
80
|
|
|
80
|
|
12
|
DANANG
STYA NUGRAHA
|
70
|
|
|
70
|
|
13
|
DEDE
PRADITA WIJAYA
|
80
|
|
|
80
|
|
14
|
DIDIT
NOVIANTO
|
90
|
|
|
90
|
|
15
|
DIMAS
ANGGA
|
80
|
|
|
80
|
|
16
|
DODIK
SETIAWAN
|
55
|
|
|
55
|
|
17
|
DWI
RINI INDIASTUTUK
|
75
|
|
|
75
|
|
18
|
EKO
RANYAWAN
|
70
|
|
|
70
|
|
19
|
ENDANG
SULIS SETIANA
|
65
|
|
|
65
|
|
20
|
ERI
WIDIANTORO
|
55
|
|
|
55
|
|
21
|
FARID
DWI NUR ARDHIYAN
|
75
|
|
|
75
|
|
22
|
FENDI
YULI PRASETYO
|
70
|
|
|
70
|
|
23
|
HARIA
ANGGI RESTUNINGTYAS
|
80
|
|
|
80
|
|
24
|
INTAN
NUR HIDAYATI
|
70
|
|
|
70
|
|
25
|
KARINA
DAVID MIRAWATI
|
90
|
|
|
90
|
|
26
|
KUCKY
HERVIANA DEWI
|
70
|
|
|
70
|
|
27
|
LOVELY
FARISTA MONI
|
80
|
|
|
80
|
|
28
|
LUTFIA
FITRIANA
|
90
|
|
|
90
|
|
29
|
NANIK
SRI RAHAYU
|
85
|
|
|
85
|
|
30
|
NENI
DWI SETYOWATI
|
80
|
|
|
80
|
|
31
|
NOVAN
SETIADJI
|
70
|
|
|
70
|
|
32
|
NUR
JAYANTI
|
80
|
|
|
80
|
|
33
|
PANDU
WIJARNAKO
|
90
|
|
|
90
|
|
34
|
PRIO
ARIS SUSANTO
|
80
|
|
|
80
|
|
35
|
RIYAN
KUSBIANTORO
|
55
|
|
|
55
|
|
36
|
SUKARTI
|
55
|
|
|
55
|
|
37
|
WAHYU
AMBAR M.
|
75
|
|
|
75
|
|
38
|
WILLIS
ARI AGUS LINA
|
70
|
|
|
70
|
|
39
|
YAYAN
AGUS SUGIARTO
|
80
|
|
|
80
|
|
40
|
YOHANA
|
70
|
|
|
70
|
|
|
Jumlah
|
3000
|
|
|
3000
|
|
|
Rata-rata
|
75
|
|
|
75
|
Data menunjukkan hasil
belajar Siklus 1 sesudah mendapat bimbingan dan motivasi mencapai rata-rata 75 dalam kategori baik, berarti ada peningkatan sebelum
bimbingan dan motivasi mencapai 59 berarti ada peningkatan 16.
b. Rekomendasi
Siklus I
Hasil belajar Bidang
Bimbingan Pribadi siswa kelas VIII-B beberapa siswa mencapai nilai sempurna, namun
masih ada beberapa siswa yang mencapai rendah, (dibawah 60). Perlu perbaikan
dan penyempurnaan siklus berikutnya. Diadakan refleksi atas dasar hasil temuan
di lapangan dan rekomendasi Siklus I.
Rendahnya nilai siswa
diperlukan bimbingan dan motivasi berprestasi. Berikut ini data hasil belajar
siswa pada Siklus II dapat dilihat pada tabel 3 berikut :
Tabel 3
Hasil Belajar Siklus II
Nilai Bidang Bimbingan Belajar Siswa Kelas VIII-B
SMP AL-ISLAM Kartasura, Semester II
(sudah mendapat bimbingan dan motivasi)
|
Nomor
Urut
|
Nama
|
Ulangan Harian
|
|||
|
I
|
II
|
III
|
%
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
AGUS
TRI WAHYUDIONO
|
|
75
|
|
75
|
|
2
|
AGUSTIN
ELISWATI HARTONO
|
|
75
|
|
75
|
|
3
|
AGUT
DWI SANTORO
|
|
90
|
|
90
|
|
4
|
AHMAD
PUJIANTO
|
|
80
|
|
80
|
|
5
|
ANIK
LESTARI
|
|
80
|
|
80
|
|
6
|
ANIS
FIDIYAH
|
|
80
|
|
80
|
|
7
|
ARIS
AGUNG WIBOWO
|
|
85
|
|
85
|
|
8
|
ARIS
CAHYO WIDODO
|
|
80
|
|
80
|
|
9
|
BAGUS
SUDARMANTO
|
|
95
|
|
95
|
|
10
|
CAHYA
ARIF WIJAYA
|
|
95
|
|
95
|
|
11
|
DANANG
HARI HERMAWAN
|
|
80
|
|
80
|
|
12
|
DANANG
STYA NUGRAHA
|
|
85
|
|
85
|
|
13
|
DEDE
PRADITA WIJAYA
|
|
75
|
|
75
|
|
14
|
DIDIT
NOVIANTO
|
|
95
|
|
95
|
|
15
|
DIMAS
ANGGA
|
|
80
|
|
80
|
|
16
|
DODIK
SETIAWAN
|
|
75
|
|
75
|
|
17
|
DWI
RINI INDIASTUTUK
|
|
80
|
|
80
|
|
18
|
EKO
RANYAWAN
|
|
85
|
|
85
|
|
19
|
ENDANG
SULIS SETIANA
|
|
80
|
|
80
|
|
20
|
ERI
WIDIANTORO
|
|
75
|
|
75
|
|
21
|
FARID
DWI NUR ARDHIYAN
|
|
75
|
|
75
|
|
22
|
FENDI
YULI PRASETYO
|
|
90
|
|
90
|
|
23
|
HARIA
ANGGI RESTUNINGTYAS
|
|
80
|
|
80
|
|
24
|
INTAN
NUR HIDAYATI
|
|
80
|
|
80
|
|
25
|
KARINA
DAVID MIRAWATI
|
|
80
|
|
80
|
|
26
|
KUCKY
HERVIANA DEWI
|
|
85
|
|
85
|
|
27
|
LOVELY
FARISTA MONI
|
|
80
|
|
80
|
|
28
|
LUTFIA
FITRIANA
|
|
95
|
|
95
|
|
29
|
NANIK
SRI RAHAYU
|
|
95
|
|
95
|
|
30
|
NENI
DWI SETYOWATI
|
|
80
|
|
80
|
|
31
|
NOVAN
SETIADJI
|
|
85
|
|
85
|
|
32
|
NUR
JAYANTI
|
|
75
|
|
75
|
|
33
|
PANDU
WIJARNAKO
|
|
95
|
|
95
|
|
34
|
PRIO
ARIS SUSANTO
|
|
80
|
|
80
|
|
35
|
RIYAN
KUSBIANTORO
|
|
75
|
|
75
|
|
36
|
SUKARTI
|
|
75
|
|
75
|
|
37
|
WAHYU
AMBAR M.
|
|
75
|
|
75
|
|
38
|
WILLIS
ARI AGUS LINA
|
|
90
|
|
90
|
|
39
|
YAYAN
AGUS SUGIARTO
|
|
80
|
|
80
|
|
40
|
YOHANA
|
|
80
|
|
80
|
|
|
Jumlah
|
|
3295
|
|
3295
|
|
|
Rata-rata
|
|
82.4
|
|
82.4
|
Data di atas menunjukkan
Hasil Belajar Siklus II mencapai rata-rata 83 meningkat dibanding Siklus 1
mencapai 76, berarti ada peningkatan sebesar 7.
c.
Rekomendasi Siklus II
Berdasarkan hasil belajar
Siklus I dan Siklus II, rekomendasi Siklus I, refleksi maka bimbingan dan
motivasi baik untuk meningkat prestasi belajar siswa.
B. Pembahasan
dan Refleksi
a. Pembahasan
Untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar dari masing-masing siklus dirangkum dalam tabel 4
berikut ini.
Tabel 4
Hasil Belajar Siswa
|
No
|
Siklus
|
Nilai
Rata-Rata
|
|
1
|
Siklus
I
|
76
|
|
2
|
Siklus
II
|
82.4
|
Tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa pada Siklus I nilai rata-rata 76 pada Siklus II meningkat menjadi 83, nilai rata-rata Siklus II
dibanding sebelum penelitian nilai rata-rata 82.4 berarti ada peningkatan
dibanding Siklus I sebesar 17 cukup signifikan.
b. Refleksi
Dengan memperhatikan data
hasil penelitian dan hasil belajar Siklus I dan Siklus II dibanding hasil
belajar sebelum penelitian mencapai nilai rata-rata 59, Siklus I, 76, Siklus II mencapai rata-rata 82.4 maka ada peningkatan
dibanding sebelum penelitian sebesar 16 cukup signifikan. Maka direkomendasikan
bahwa bimbingan dan motivasi belajar baik untuk diterapkan pada pembelajaran Bidang
Bimbingan Pribadi Materi Psikologi Remaja kelas VIII-B SMP AL-ISLAM Kartasura,
Kabupaten Sukoharjo, Semester II, tahun pelajaran 2012/2013.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian dan hasil belajar maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka
disarankan :
DAFTAR PUSTAKA
Budi Santoso, D. 1992. Media Pembinaan Pendidikan, Fa Dian
Indah Pustaka, .............
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, 1997, Bimbingan dan Penyuluhan, Depdikbud, Jakarta.
Bagdan, R. dan Biklen,
1990, Kualitatif untuk Pendidikan :
Pengantar Teori dan Metode Alih Bahasa Memandir, PAV, UT, Jakarta.
Djamarah, S.B. 1991, Prestasi Belajar dan Kompensi Guna,
Usaha Nasional, ..............
Depdikbud, 1994, Bimbingan dan Penyuluhan MTs, Depdikbud, Jakarta.
Depdikbud, 1995, Pedoman Penilaian di MTs, Dirjen Dikdasmen,
Jakarta.
Depdikbud, 1999, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar di MTs, Dirjen Dikdasmen, Jakarta.
Depdiknas, 2002, Penyesuaian GBPP dan Penilaian Pada Sistem
Semester di MTs Depdiknas, Jakarta.
De Porter, B.M.S.S,
Nourie, 2000, Quantum Teaching, Kaifa
Bandung.
Hopkind, D. 1985, A Teacher'S Guide to Classroom Research,
Philadelpia, Open University Press, Milton Keyness.
MC. Niff, J. 1992, Action Rersearch Principles and Practice,
New York Rantidge Chapment dan Hall Inc.
Nasution, S, 1992, Metode Penelitian-Naturalistik Kualitatif,
Tarsito, Bandung.
NDT; PPL, UNM Malang, 1993, Petunjuk Pelaksanaan
PPL Keguruan IKIP Malang, Malang.
Sudirman, AM. 1988, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,
Rajawali Pers, Jakarta.
Sutijono, S, 1991, Media Pembinaan Pendidikan, Fa Dian
Indah Pustaka, .............
LAMPIRAN
Lembar Kegiatan Siswa
Dari perkembangan-perkembangan
dibawah ini manakah perkembangan yang
sudah anda alami dan rasakan?Dan bagian manakah yang belum sesuai?
|
No
|
Aspek
|
Yang sesuai dengan kondisi
saya
|
|
1
|
Perkembangan
fisik : ...................................................................
...................................................................
|
|
|
2
|
Perkembangan
kognitif :
...................................................................
...................................................................
|
|
|
3
|
Perkembangan
emosi :
...................................................................
...................................................................
|
|
|
4
|
Perkembangan
moral :
...................................................................
...................................................................
|
|
|
5
|
Perkembangan
sosial :
...................................................................
...................................................................
|
|
|
6
|
Perkembangan
kepribadian :
...................................................................
...................................................................
|
|
Tugas 2
Uraikanlah ciri-ciri perkembangan remaja yang belum
terealisasi dalam diri
anda........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Tugas 2
Bentuklah
kelompok diskusi 3-5 orang. Diskusikanlah permasalahan berikut ini dengan
mencari alternatif jalan keluarnya masing-masing.
Permasalahan
yang mungkin muncul pada remaja
a.
Permasalahan yang mungkin timbul berkaitan dengan fisik:
1. Rasa canggung
dalam bergaul dan berperan
2. gejolak emosional : kecewa, bingung, risau
atas keadaan dirinya
3. kuatnya dorongan biologis
b. Permasalahan
sosial dan moralitas :
1. Perbedaan dan konflik dengan orangtua/orang
dewasa lainnya
2. pergaulan dengan teman sebaya (peer group)
yang tidak terbimbing akan mudah
terperosok kepada kenakalan remaja.
3. terjebak pada perbuatan antisosial : minuman
keras, narkoba, dan lain-lain.
c. Permasalahan
perkembangan perilaku :
1. remaja mudah sekali digerakkan pada kegiatan
destruktif dan spontan
2. kurang mampu menegakkan kata hatinya sehingga
fungsi-fungsi psikofisiknya kurang terintegrasi akhirnya sukar pula menemukan
identitas pribadinyanya
d. Permasalahan
perkembangan kognitif:
1. kadang-kadang
terjadi ketidakselarasan antara minat dan bakat, yang mengakibatkan pada
kesulitan membuat pilihan program kegiatan dan penjurusan.
2. siswa
yang terlambat belajar (slow learnes)
atau prestasinya dibawah kapasitasnya (underchiever)
dapat mengalami akses psikologis menjadi kompleks rendah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar