Selasa, 24 Mei 2016

Bab: II, UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI SCHOOL INFORMATION SYSTEM ( S I S ) KELAS VIII B SEMESTER GASAL SMP TARAKANITA SOLO BARU TAHUN AJARAN 2014 / 2015



BAB II

LANDASAN TEORI

1. Hakekat Motivasi

    1.1. Pengertian Motivasi

Berikut adalah beberapa pengertian motivasi menurut para ahli di antaranya adalah:

a). Menurut Morgan bahwa motivasi ada hubungannya dengan psikologi pada umumnya. Motivasi bertalian pada tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating state), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), tujuan dan tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior) (Soemanto, 1998: 203-204).

b). James O. Whittaken memberikan pengertian secara umum mengenai penggunaan istilah motivasi di bidang psikologi. Motivasi adalah kondisi atau keadan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

c). Dengan sederhana Mc Donald memberikan definisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan dorongan efketif dan reaksi dalam usaha mencapai tujuan.

d). Hamalik mengatakan bahwa motivasi merujuk pada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan ke arah tersebut. Sebagai suatu masalah di kelas,  motivasi adalah proses pembangkitan, mempertahankan dan mengontrolkan minat-minat. (Hamalik 2000:173)

   Jadi bisa disimpulkan bahwa pengertian dari motivasi adalah suatu usaha yang mempunyai tujuan untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk mencapai tujuan tertentu.

1.2 Pengertian belajar

1)  Menurut Skinner belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi baik. Sebaliknya ketika mereka tidak belajar maka responnya menurun. Karena di dalam belajar akan ditemukan adanya:
a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pembelajaran
b. Respon si pembelajar
c. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tertentu. (Dimyati dan Mudjiono, 1999;9).

2) Hitzman berpendapat bahwa belajar itu merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi organisme tersebut.

c)  Biggs mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan qualitative, rumusan quantitative (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Belajar di sini di pandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai oleh siswa. (Dimyati dan Mudjiono, 1999; 80).

Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan di atas dapat disimpulkan, secara umum bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
.
1.3 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar mempunyai arti membangkitkan dan memberi arah pada dorongan-dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan dalam belajar.

Fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar adalah:
a. Menimbulkan dan mengubah minat belajar mengajar.
b. Meningkatkan semangat belajar.
c. Meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
d. Menyediakan kondisi yang optimal bagi proses belajar.
e. Membantu siswa agar mau menemukan serta memilih jalan atau tingkah langkah yang mendukung pencapaian tujuan belajar.

Motivasi belajar sangat perlu diperhatikan dan penting artinya proses belajar mengajar. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Di mana kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan dan cita-cita. Seorang ahli psikologi pendidikan menyebutkan, kekuatan mental yang mendorong terjadinya tersebut sebagai motivasi belajar. Dalam hal ini motivasi di pandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia terhadap belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1999; 80).

Motivasi memang sangat mendasari semua prilaku individu, bedanya ada yang dirasakan ada yang tidak, pada suatu prilaku yang sangat kuat dan pada prilaku yang tidak kuat. Jadi bagi seorang pendidik motivasi ini sangatlah perlu artinya untuk meningkakan kualiatas pendidikan.

1.4  Jenis-Jenis Motivasi Belajar

Para ahli membagi motivasi menjadi dua macam yaitu:

1.4.1 Motivasi Intrinsik:

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri individu sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Yang termasuk dalam motivasi intrinsik adalah perasaan menyenangi materi tersebut untuk dirinya. (Prayitno,1989: 10)
Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong diri dalam diri individu tanpa dipengaruhi oleh lingkungan.

1.4.2  Motivasi Ekstrinsik:

Motivasi ekstrinsik diartikan sebagai motif motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. (Sadirman, 1990:90)  Motivasi ekstrinsik sebagai tujuan utama individu untuk melakukan kegiatan yang terletak di luar aktivitas itu sendiri. (Prayitno, 1989: 14)
Motivasi ekstrinsik merupakan bentuk motivasi yang di dalamnya terdapat aktivitas belajar dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar yang dilakukan (Winkel, 1984: 27)

1.5 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar di antaranya adalah:

1.5.1  Situasi rumah:

Situasi rumah tangga yang harmonis, tidak ada perselisihan  antar anggota keluarga, dan suasana keluarga yang kondusif, mampu membangkitkan motivasi belajar anak.

1.5.2  Sarana belajar:

Untuk menumbuhkan motivasi belajar anak, kebutuhan sarana dan prasarana belajar (buku-buku, alat tulis, dan lain sebagainya) harus tersedia dan masih layak pakai. (Budi Santoso, D.,1992 : 52).

1.5.3   Kesempatan Belajar:

Kesempatan belajar yang dimaksud adalah penyediaan waktu yang cukup dalam suasana damai, tenteram, dalam suasana keluarga yang kondusif.

1.5.4   Pengawasan orang tua:

Pengawasan kepada anak-anak itu penting sekali untuk menimbulkan kecenderungan gemar belajar, karena perhatian ini sangat dibutuhkan oleh anak-anak . Pengawasan tersebut tidak berarti menghambat anak belajar atau menekan cara belajar, tetapi bersifat mendorong anak untuk belajar sendiri.
2.  School Information System ( S I S )

              School Information System (SIS) adalah suatu sistem komunikasi dan informasi tertulis dari dua pihak yang sama-sama aktif. Dalam hal ini antara guru (sekolah) dengan orang tua / wali siswa.
                       
              School Information System (SIS) menjadi salah satu solusi penting untuk menjembatani komunikasi antara sekolah, guru, murid dan orang tua. Keterbatasan waktu yang dimiliki guru mengingat tanggung jawab yang cukup banyak dan kesibukan orang tua dengan pekerjaannya menjadikan waktu pertemuan menjadi kualitas yang sangat penting. Dengan School Information System (SIS), dalam kesibukannya orang tua tetap akan bisa memantau jadwal, aktivitas anak, dan motivasi belajar anak. Kejelasan informasi yang menjadi tanggung jawab sekolah maupun orang tua terbukti nyata karena semua informasi disampaikan secara tercatat yang bisa diakses oleh orang tua kapan saja dan di mana saja.
             
              Dalam Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling ini pembahasan School Information System (SIS) hanya akan dibatasi salah satu contoh saja, yaitu bentuk komunikasi tertulis berupa daftar isian pendampingan / pengamatan orang tua terhadap motivasi belajar anaknya selama di rumah. 

              Orang tua menjadi salah satu pemegang peranan penting dalam proses perkembangan belajar anak. Oleh karena itu, belajar formal di sekolah tidak bisa dipisahkan dari peran serta orang tua. Demi kepentingan anak, sekolah dan orang tua harus mempunyai keterikatan yang baik, hubungan yang harmonis sehingga anak pun dapat bertumbuh kembang secara maksimal sesuai dengan kemampuan emosional dan intelektualnya.

              Menurut Thomas Gordon, tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah: harus bersikap konsisten dalam perasaan-peraaan, harus selalu menyayangi anak-anak, harus menerima dan bersikap toleran tanpa syarat, harus mengesampingkan kebutuhan-kebutuhan diri sendiri dan berkorban demi anak-anak, harus senantiasa adil, dan yang terpenting adalah tidak boleh membuat kesalahan-kesalahan. ( Thomas Gordon, Menjadi Orang Tua Efektif, PT. Gramedia, Jakarta, 1983, h. 12)

              Komunikasi yang baik akan menghasilkan relasi yang baik pula. Termasuk di dalamnya bagaimana meningkatkan motivasi belajar anak. School Information System (SIS) merupakan salah satu cara untuk membangun komunikasi sehingga orang tua bisa mempercayakan anaknya secara penuh untuk belajar dengan guru dan teman-teman di sekolah sehingga bisa mendukung perkembangan anak didik secara maksimal.
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar