BAB
II
LANDASAN TEORI
1. Hakekat Motivasi
1.1. Pengertian Motivasi
Berikut adalah
beberapa pengertian motivasi menurut para ahli di antaranya adalah:
a). Menurut Morgan bahwa motivasi ada hubungannya
dengan psikologi pada umumnya. Motivasi bertalian pada tiga hal yang sekaligus
merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang
mendorong tingkah laku (motivating state),
tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), tujuan dan tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior)
(Soemanto, 1998: 203-204).
b). James O. Whittaken memberikan
pengertian secara umum mengenai penggunaan istilah motivasi di bidang
psikologi. Motivasi adalah kondisi atau keadan yang mengaktifkan atau memberi
dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan
oleh motivasi tersebut.
c). Dengan
sederhana Mc Donald memberikan
definisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri atau
pribadi seseorang yang ditandai dengan dorongan efketif dan reaksi dalam usaha
mencapai tujuan.
d). Hamalik mengatakan bahwa motivasi
merujuk pada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah
tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan ke arah tersebut. Sebagai
suatu masalah di kelas, motivasi adalah
proses pembangkitan, mempertahankan dan mengontrolkan minat-minat. (Hamalik
2000:173)
Jadi bisa disimpulkan bahwa pengertian dari
motivasi adalah suatu usaha yang mempunyai tujuan untuk menggerakkan,
mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk mencapai
tujuan tertentu.
1.2 Pengertian belajar
1) Menurut Skinner
belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi
baik. Sebaliknya ketika mereka tidak belajar maka responnya menurun. Karena di
dalam belajar akan ditemukan adanya:
a. Kesempatan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pembelajaran
b. Respon si
pembelajar
c. Konsekuensi yang
bersifat menguatkan respon tertentu. (Dimyati dan Mudjiono, 1999;9).
2) Hitzman berpendapat bahwa belajar itu
merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau
hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi organisme tersebut.
c) Biggs mendefinisikan
belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan qualitative, rumusan
quantitative (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian
atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Belajar
di sini di pandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai oleh siswa.
(Dimyati dan Mudjiono, 1999; 80).
Berdasarkan
pengertian yang telah dijabarkan di atas dapat disimpulkan, secara umum bahwa
belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif.
.
1.3
Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dalam
belajar mempunyai arti membangkitkan dan memberi arah pada dorongan-dorongan
yang menyebabkan individu melakukan perbuatan dalam belajar.
Fungsi motivasi
dalam proses belajar mengajar adalah:
a. Menimbulkan dan mengubah minat belajar mengajar.
b. Meningkatkan semangat belajar.
c. Meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
d. Menyediakan kondisi yang optimal bagi proses belajar.
e. Membantu siswa
agar mau menemukan serta memilih jalan atau tingkah langkah yang mendukung
pencapaian tujuan belajar.
Motivasi belajar
sangat perlu diperhatikan dan penting artinya proses belajar mengajar. Siswa
belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Di mana kekuatan mental itu
berupa keinginan, perhatian, kemauan dan cita-cita. Seorang ahli psikologi
pendidikan menyebutkan, kekuatan mental yang mendorong terjadinya tersebut
sebagai motivasi belajar. Dalam hal ini motivasi di pandang sebagai dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia terhadap belajar
(Dimyati dan Mudjiono, 1999; 80).
Motivasi memang
sangat mendasari semua prilaku individu, bedanya ada yang dirasakan ada yang
tidak, pada suatu prilaku yang sangat kuat dan pada prilaku yang tidak kuat.
Jadi bagi seorang pendidik motivasi ini sangatlah perlu artinya untuk
meningkakan kualiatas pendidikan.
1.4 Jenis-Jenis
Motivasi Belajar
Para ahli membagi
motivasi menjadi dua macam yaitu:
1.4.1 Motivasi
Intrinsik:
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal
dari dalam diri individu sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar. Yang termasuk dalam motivasi intrinsik adalah perasaan menyenangi
materi tersebut untuk dirinya. (Prayitno,1989: 10)
Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang
disebabkan oleh faktor pendorong diri dalam diri individu tanpa dipengaruhi
oleh lingkungan.
1.4.2 Motivasi Ekstrinsik:
Motivasi ekstrinsik diartikan sebagai motif motif yang
aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. (Sadirman, 1990:90)
Motivasi ekstrinsik sebagai tujuan utama individu untuk melakukan
kegiatan yang terletak di luar aktivitas itu sendiri. (Prayitno, 1989: 14)
Motivasi ekstrinsik merupakan bentuk motivasi yang di
dalamnya terdapat aktivitas belajar dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan
yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar yang dilakukan
(Winkel, 1984: 27)
1.5
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Beberapa faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar di antaranya adalah:
1.5.1
Situasi rumah:
Situasi rumah
tangga yang harmonis, tidak ada perselisihan
antar anggota keluarga, dan suasana keluarga yang kondusif, mampu
membangkitkan motivasi belajar anak.
1.5.2
Sarana belajar:
Untuk menumbuhkan
motivasi belajar anak, kebutuhan sarana dan prasarana belajar (buku-buku, alat
tulis, dan lain sebagainya) harus tersedia dan masih layak pakai. (Budi
Santoso, D.,1992 : 52).
1.5.3 Kesempatan Belajar:
Kesempatan belajar
yang dimaksud adalah penyediaan waktu yang cukup dalam suasana damai, tenteram,
dalam suasana keluarga yang kondusif.
1.5.4 Pengawasan orang tua:
Pengawasan kepada anak-anak itu
penting sekali untuk menimbulkan kecenderungan gemar belajar, karena perhatian ini
sangat dibutuhkan oleh anak-anak . Pengawasan tersebut tidak berarti menghambat
anak belajar atau menekan cara belajar, tetapi bersifat mendorong anak untuk
belajar sendiri.
2. School Information System ( S I S )
School
Information System (SIS) adalah
suatu sistem komunikasi dan informasi tertulis dari dua pihak yang sama-sama
aktif. Dalam hal ini antara guru (sekolah) dengan orang tua / wali siswa.
School
Information System (SIS) menjadi
salah satu solusi penting untuk menjembatani komunikasi antara sekolah, guru,
murid dan orang tua. Keterbatasan waktu yang dimiliki guru mengingat tanggung
jawab yang cukup banyak dan kesibukan orang tua dengan pekerjaannya menjadikan
waktu pertemuan menjadi kualitas yang sangat penting. Dengan School Information System (SIS), dalam
kesibukannya orang tua tetap akan bisa memantau jadwal, aktivitas anak, dan
motivasi belajar anak. Kejelasan informasi yang menjadi tanggung jawab sekolah maupun
orang tua terbukti nyata karena semua informasi disampaikan secara tercatat
yang bisa diakses oleh orang tua kapan saja dan di mana saja.
Dalam
Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling ini pembahasan School Information System (SIS) hanya akan dibatasi salah satu
contoh saja, yaitu bentuk komunikasi
tertulis berupa daftar isian pendampingan / pengamatan orang tua terhadap
motivasi belajar anaknya selama di rumah.
Orang
tua menjadi salah satu pemegang peranan penting dalam proses perkembangan
belajar anak. Oleh karena itu, belajar formal di sekolah tidak bisa dipisahkan
dari peran serta orang tua. Demi kepentingan anak, sekolah dan orang tua harus
mempunyai keterikatan yang baik, hubungan yang harmonis sehingga anak pun dapat
bertumbuh kembang secara maksimal sesuai dengan kemampuan emosional dan intelektualnya.
Menurut
Thomas Gordon, tugas dan tanggung
jawab orang tua terhadap anak adalah: harus bersikap konsisten dalam
perasaan-peraaan, harus selalu menyayangi anak-anak, harus menerima dan
bersikap toleran tanpa syarat, harus mengesampingkan kebutuhan-kebutuhan diri
sendiri dan berkorban demi anak-anak, harus senantiasa adil, dan yang
terpenting adalah tidak boleh membuat kesalahan-kesalahan. ( Thomas Gordon,
Menjadi Orang Tua Efektif, PT. Gramedia, Jakarta, 1983, h. 12)
Komunikasi
yang baik akan menghasilkan relasi yang baik pula. Termasuk di dalamnya
bagaimana meningkatkan motivasi belajar anak. School Information System (SIS) merupakan salah satu cara untuk membangun komunikasi sehingga orang tua
bisa mempercayakan anaknya secara penuh untuk belajar dengan guru dan
teman-teman di sekolah sehingga bisa mendukung perkembangan anak didik secara
maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar