“MENDALANGKAN BARANG”
(SEBUAH MODEL
PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TARAKANITA
SOLO BARU KELAS VIII A, KECAMATAN GROGOL, KABUPATEN SUKOHARJO, PROPINSI JAWA
TENGAH)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan Nasional yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan Nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta
efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan
dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati,
olahpikir, olahrasa, dan olahraga agar memliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan
otonomi perguruan tinggi serta pembaharuan pengelolaan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan ( Standar Isi, Badan Standar Nasional
Pendidikan 2006, h:1).
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
di Propinsi Jawa tengah, mewajibkan Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa, dengan
tujuan khususnya dalam upaya penanaman nilai-nilai budi pekerti dan penguasaan
Bahasa Jawa. Hal ini ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor
895.5/01/2005 tentang Pedoman dan Pelaksanaan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa
Jawa Tahun 2004, untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs dan
SMA/SMALB/MA Negeri dan Swasta Propinsi Jawa Tengah (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi
Jateng)
“ ........Bahasa , sastra dan budaya Jawa rumit
dan njlimet. Namun justru dari kerumitannya itu tersembul
kehalusan. Apa yang tersurat dalam bahasa Jawa sering tidak mencerminkan sesuai
maksud yang ingin disampaikan. Tetapi ada sesuatu yang tersirat dan membutuhkan
pemahaman-pemahaman tertentu, kata Gubernur Jawa tengah H. Mardiyanto” (Bahasa Jawa cenderung ditinggalkan generasi
muda, Harian Wawasan Wawasan Semarang, Senin, 12 Nop 2001)
“......Dinamika
kemajuan informasi dan teknologi dewasa ini, ternyata tidak hanya berakibat
pada perubahan ekonomi semata, namun juga pola pikir, saat ini banyak
masyarakat Jawa yang meninggalkan nilai-nilai kulturalnya itu, sejak dari sikap
perilaku, produk seni maupun Bahasa Jawa sebagai bahasa ibunya, kata Dra. GRAY.
Koes Moertiyah Wirabumi di Sanggar Pasinaon Pambiwara Karaton Surakarta Cab.
Semarang. Sementara pengajar dari UNS Surakarta Dr. Maryono Dwiraharjo
melengkapi, pengajaran bahasa Jawa atau budaya tidak akan berhasil, manakala
pemerintah juga tidak menambah porsi kurikulum di sekolah ......” (Budaya Jawa
kian terkena degradasi, Harian Wawasan Semarang, Rabu, 17 April 2002)
“Ing kasunyatan, kurikulum basa Jawi taksih
tumpangsuh, dereng wonten watesan ingkang gumathuk antawisipun tataran TK, SD,
SMP lan SMA , urai Dr. Teguh Supriyanto M.Hum, Pengajar Bahasa dan
Sastra Jawa Unnes dalam suatu Sarasehan Yayasan Studi Bahasa Jawa (YSBJ)
Kanthil di IKIP PGRI Semarang.
Selanjutnya disampaikan oleh satu-satunya doktor Ilmu Sastra di Jawa
Tengah tersebut, “Pamanggih kula, lare dipunwastani saged basa Jawi menawi saged
pacelathon basa Jawi kanthi tinembung krama ing sae, trep lan komunikatif” (Bahasa Jawa”jluntrunge makin tak
jelas, Harian Wawasan Semarang, 22 April
2008)
Dinas Pendidikan (Disdik ) Klaten menilai, penggunaan bahasa Jawa dalam dunia pendidikan
kian luntur. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya jam pelajaran Bahasa Jawa
yang dilaksnakan di jenjang pendidikan sekolah. Sangat disayangkan bahwa
akhir-akhir ini banyak diselenggarakan workshop bahasa asing dibandingkan workshop
Bahasa Jawa. Pada hal guru bahasa Jawa banyak yang kurang memahami seluk beluk
Bahasa Jawa Bahasa Jawa di sekolah kian luntur (Harian Solopos, Solo, 10 Juli
2012)
Kenyataan di lapangan, sekali pun Pelajaran
Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal wajib di Jawa Tengah, tetapi
pelaksanaan di lapangan kurang sesuai dengan yang diharapkan. Tidak sedikit
Guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa jawa memiliki latar belakang disiplin
Pendidikan dan Sastra Jawa. Guru yang “senang” atau diwawas “sedikit
mampu” berbahasa Jawa kemudian diserahi mengampu pelajaran Bahasa jawa.
Sebagai contoh nyata, Guru (Penulis) sendiri “ditunjuk”
menjadi Guru Mata Pelajaran Muatan Lokal
Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Pertama swasta, di mana sebagian siswanya
adalah warga keturunan, dalam berkomunikasi kesehariannya menggunakan Bahasa
Indonesia, bahkan ada yang menggunakan bahasa Inggris atau Mandarin . Banyak
yang beranggapan bahwa pelajaran bahasa Jawa sangat sulit. Dianggap tidak
banyak berpengaruh terhadap penentuan kenaikan kelas atau kelulusan. Guru
(Penulis) juga tidak memiliki latar belakang disiplin ilmu Bahasa dan Sastra
Jawa, sangat merasakan kesulitan dalam melakukan proses belajar mengajarnya.
Setelah berusaha mencari, menemukan dan
menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang Guru (Penulis) sebut dengan “mendalangkan
barang”, akhirnya proses pembelajaran sedikit demi sedikit proses pembelajaran menjadi
menarik dan menyenangkan. Walau jika diukur berdasarkan Standar Kekutantasan
Minimal belum semua mencapainya (tuntas), tetapi prosentase hasil proses
pembelajaran ada peningkatan yang signifikan.
Sejauh mana Mendalangkan Barang Sebagai Model
Pendekatan Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa mampu meningkatkan motivasi dan
prestasi siswa ?
B.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan butir-butir penyataan dalam latar
belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah penerapan pendekatan pembelajaran
“mendalangkan barang”
Dapat
meningkatkan prestasi belajar Pelajaran Muatan Lokal Bahasa
Jawa di kelas VIII A SMP Tarakanita Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah ?
2. Apakah
penerapan pendekatan pembelajaran “mendalangkan barang” dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan di kelas
VIII
A SMP Tarakanita Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah ?
3. Apakah penerapan pendekatan pembelajaran “mendalangkan
barang” dapat menambah penguasaan kosa kata Bahasa Jawa
dan perubahan tingkah laku yang positif bagi siswa di kelas VIII A SMP
Tarakanita Solo Baru, Grogol, Sukoharjo,
Jawa Tengah ?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan butir-butir rumusan permasalahan
di atas dapatlah dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
1.
Dengan penerapan pendekatan
pembelajaran “mendalangkan barang” dapat meningkatkan prestasi belajar
Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa di
kelas VIII A SMP Tarakanita Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.
2. Dengan penerapan pendekatan pembelajaran “mendalangkan
barang” dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan di kelas
VIII A SMP Tarakanita Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.
3. Dengan
penerapan pendekatan pembelajaran “mendalangkan barang” dapat menambah penguasaan kosa kata Bahasa
Jawa dan mengubah tingkah laku yang positif bagi siswa di kelas VIII SMP
Tarakanita Solo Baru, Grogol, Sukoharjo,
Jawa Tengah.
D. HIPOTESIS
Jika pendekatan “mendalangkan barang” dalam
pembelajaran pelajaran muatan lokal Bahasa Jawa ini digarap dan dikembangkan
dengan baik, maka kemungkinan besar akan dapat:
1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan siswa kelas VIII A SMP Tarakanita Solo Baru, Grogol, Sukoharjo khususnya
dan siswa Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs dan SMA/SMALB/MA Negeri
dan Swasta Propinsi Jawa Tengah.
2. Proses pembelajaran akan “hidup”
dan menyenangkan.
3. Hasil pembelajaran baik kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik akan meningkat.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Siswa:
a. Memberi motivasi dalam mengubah pandangan,
sikap/perilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar pelajaran muatan lokal
bahasa Jawa, yang tadinya sulit dan membosankan.
b. Memberikan kesempatan untuk berpikir
logis, kritis dan kreatif melalui “mendalangkan barang”.
2. Bagi Guru:
a. Sarana untuk meningkatan kreativitas dan
daya inovasi guru agar pembelajarannya bahasa Jawa menjadi menyenangkan dan
berhasil.
b. Meningkatkan pamahaman guru terhadap kemampuan
menambah pengetahuan, keterampilan berbahasa Bahasa Jawa terhadap siswanya.
3. Bagi Sekolah:
a. Terciptanya suasana pembelajaran yang
dinamis, kondusif.
b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran pelajaran muatan lokal Bahasa Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar